Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22460 | 29 Oct 2025
Klinis : perkusi ferifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Perfusi Perifer Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0009
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Perfusi perifer tidak efektif adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme dan fungsi jaringan di bagian tubuh yang paling jauh dari jantung, seperti tangan, kaki, jari-jari, dan ujung hidung. Kondisi ini merupakan manifestasi dari ketidakmampuan sistem kardiovaskular untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke ekstremitas secara adekuat, serta ketidakmampuan untuk mengangkut kembali produk sisa metabolisme dari jaringan tersebut. Gangguan ini bisa bersifat akut maupun kronis dan sering kali menjadi indikator adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit arteri perifer (Peripheral Artery Disease/PAD), gagal jantung, syok, atau diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Secara fisiologis, perfusi jaringan yang adekuat bergantung pada tiga komponen utama: pompa jantung yang efektif (curah jantung), volume sirkulasi darah yang cukup, dan sistem pembuluh darah yang paten (terbuka dan elastis). Gangguan pada salah satu atau lebih dari komponen ini dapat menyebabkan perfusi perifer yang tidak efektif. Misalnya, pada gagal jantung, kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh menurun, sehingga aliran darah ke ekstremitas menjadi prioritas yang lebih rendah dibandingkan organ vital seperti otak dan jantung itu sendiri. Pada kondisi hipovolemia atau dehidrasi berat, volume darah yang bersirkulasi tidak mencukupi untuk mengisi seluruh sistem vaskular, yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke perifer. Sementara itu, pada penyakit seperti aterosklerosis, terjadi penyempitan atau penyumbatan arteri akibat penumpukan plak, yang secara langsung menghambat aliran darah ke area yang disuplai oleh arteri tersebut.
Penyebab dari perfusi perifer tidak efektif sangat beragam. Faktor risiko utama meliputi hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang dapat merusak pembuluh darah dan saraf (neuropati diabetik), penurunan konsentrasi hemoglobin (anemia) yang mengurangi kapasitas angkut oksigen darah, serta hipertensi yang dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah. Gaya hidup juga memainkan peran penting; merokok adalah faktor risiko mayor karena nikotin menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) dan zat kimia lainnya merusak dinding arteri. Kurang aktivitas fisik atau gaya hidup sedenter dapat memperburuk sirkulasi. Proses penuaan alami juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku dan kurang responsif.
Manifestasi klinis dari perfusi perifer tidak efektif dapat dinilai melalui pengkajian fisik yang cermat. Tanda dan gejala mayor yang sering ditemukan antara lain: pengisian kapiler (capillary refill time) yang melambat, yaitu lebih dari 3 detik; denyut nadi perifer (misalnya di arteri dorsalis pedis atau tibialis posterior) yang melemah atau bahkan tidak teraba; akral (ujung-ujung jari tangan dan kaki) yang teraba dingin; serta warna kulit yang pucat, kebiruan (sianosis), atau belang (mottling). Turgor kulit juga dapat menurun, menandakan dehidrasi yang mungkin menjadi penyebab atau faktor pemberat. Selain tanda mayor, terdapat pula gejala minor yang sering dikeluhkan pasien, seperti parestesia (kesemutan atau mati rasa), nyeri pada ekstremitas yang khas disebut klaudikasio intermiten (nyeri seperti kram saat beraktivitas dan mereda saat istirahat), adanya edema atau pembengkakan, serta proses penyembuhan luka yang sangat lambat. Secara objektif, pengukuran Indeks Ankle-Brachial (Ankle-Brachial Index/ABI) yang menunjukkan nilai kurang dari 0,90 adalah indikator kuat adanya penyakit arteri perifer.
Perawat memegang peranan krusial dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah komplikasi dari perfusi perifer tidak efektif. Pengkajian yang komprehensif dan berkelanjutan adalah kunci. Intervensi keperawatan berfokus pada peningkatan sirkulasi, pencegahan cedera, dan edukasi pasien. Tindakan seperti memposisikan ekstremitas lebih rendah dari jantung (posisi dependen) dapat membantu meningkatkan aliran darah arteri, sementara menghindari posisi menyilangkan kaki dapat mencegah penekanan pada pembuluh darah. Menjaga kehangatan ekstremitas dengan selimut atau kaus kaki (bukan dengan botol air panas yang berisiko luka bakar akibat penurunan sensasi) juga penting untuk mencegah vasokonstriksi. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai modifikasi gaya hidup, perawatan kaki yang cermat (terutama pada penderita diabetes), pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan, dan mengenali tanda-tanda bahaya adalah komponen vital dalam manajemen jangka panjang untuk mencegah komplikasi serius seperti ulkus, gangren, dan amputasi.Kode SLKI: L.02011
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama [misal: 3 x 24 jam], maka Perfusi Perifer meningkat dengan kriteria hasil:
- Denyut nadi perifer: Meningkat (5)
- Penyatuan warna kulit: Meningkat (5)
- Sensasi: Meningkat (5)
- Warna kulit pucat: Menurun (5)
- Edema perifer: Menurun (5)
- Nyeri ekstremitas: Menurun (5)
- Parastesia: Menurun (5)
- Kelemahan otot: Menurun (5)
- Pengisian kapiler
-
Article No. 22461 | 29 Oct 2025
Klinis : Luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Luka
Kode SDKI: D.0129
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Gangguan Integritas Kulit/Jaringan didefinisikan sebagai kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen). Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling umum ditemui dalam berbagai tatanan klinis, mulai dari perawatan akut hingga komunitas. Integritas kulit adalah garda terdepan pertahanan tubuh terhadap invasi mikroorganisme, pengatur suhu, serta pelindung dari trauma mekanis dan kimia. Ketika integritas ini terganggu, individu berisiko tinggi mengalami infeksi, nyeri, kehilangan cairan, dan gangguan citra tubuh. Penyebab gangguan integritas kulit/jaringan sangat bervariasi dan dapat dikategorikan menjadi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi paparan zat kimia iritatif, suhu lingkungan yang ekstrem (panas atau dingin), kelembaban berlebih, serta faktor mekanis seperti tekanan, gesekan, dan shear (gaya geser), yang seringkali menjadi penyebab utama luka tekan (dekubitus). Trauma tajam (misalnya, luka sayat bedah, tusukan) atau trauma tumpul (misalnya, benturan yang menyebabkan hematoma dan kerusakan jaringan di bawahnya) juga termasuk dalam kategori ini. Faktor internal seringkali lebih kompleks dan berkaitan dengan kondisi fisiologis pasien. Perubahan sirkulasi, seperti pada penyakit vaskular perifer atau diabetes melitus, dapat mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, sehingga kulit menjadi rapuh dan proses penyembuhan melambat. Perubahan status nutrisi, terutama defisiensi protein, vitamin C, dan zinc, sangat krusial karena komponen ini adalah bahan baku utama untuk sintesis kolagen dan regenerasi sel. Perubahan status hidrasi, baik kelebihan (edema) maupun kekurangan (dehidrasi), juga dapat mengganggu elastisitas dan ketahanan kulit. Faktor lain seperti penurunan imunitas (misalnya pada pasien HIV/AIDS atau yang menjalani kemoterapi), perubahan hormonal, dan proses penuaan alami juga berkontribusi pada peningkatan risiko kerusakan kulit. Gejala dan tanda mayor yang dapat diobservasi secara objektif adalah adanya kerusakan jaringan atau lapisan kulit. Sementara itu, gejala dan tanda minor yang dapat menyertai meliputi nyeri, perdarahan, kemerahan, bengkak, atau hematoma di area sekitar luka. Proses penyembuhan luka sendiri merupakan serangkaian proses biologis yang kompleks dan terkoordinasi, yang terdiri dari empat fase: hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan maturasi (remodeling). Gangguan pada salah satu fase ini dapat menyebabkan penyembuhan luka yang tertunda atau kronis. Misalnya, infeksi akan memperpanjang fase inflamasi, sementara nutrisi yang buruk akan menghambat fase proliferasi. Oleh karena itu, pengkajian keperawatan yang komprehensif harus mencakup identifikasi penyebab, karakteristik luka (lokasi, ukuran, kedalaman, warna dasar luka, ada tidaknya eksudat, bau, dan kondisi kulit sekitar), serta faktor-faktor risiko yang dapat menghambat penyembuhan. Penegakan diagnosis ini menjadi landasan penting bagi perawat untuk merencanakan intervensi yang tepat, seperti perawatan luka yang sesuai, manajemen nutrisi, dan edukasi pasien, guna memfasilitasi proses penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kode SLKI: L.14125
Luaran yang Diharapkan: Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan keutuhan kulit (dermis dan epidermis) atau jaringan (misalnya membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen) pasien membaik. Keberhasilan luaran ini diukur melalui beberapa kriteria hasil yang spesifik, antara lain: Kerusakan jaringan menurun, kerusakan lapisan kulit menurun, nyeri pada area luka menurun, perdarahan dari luka menurun, kemerahan di sekitar luka menurun, dan hematoma menurun. Selain itu, tanda-tanda penyembuhan yang positif juga diharapkan terjadi, seperti perfusi jaringan yang meningkat, yang ditandai dengan kulit sekitar luka yang hangat dan berwarna normal. Suhu kulit, sensasi, dan tekstur kulit di sekitar area yang cedera diharapkan kembali membaik ke kondisi normal. Tanda-tanda nekrosis atau jaringan mati pada dasar luka diharapkan menurun atau hilang sama sekali, digantikan oleh jaringan granulasi yang sehat. Elastisitas dan hidrasi kulit secara umum juga diharapkan meningkat untuk mendukung proses regenerasi dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Setiap kriteria hasil ini dievaluasi menggunakan skala likert 1-5 untuk mengukur tingkat perubahan dari kondisi awal hingga mencapai target yang diharapkan.
Kode SIKI: I.14564
Intervensi Utama: Perawatan Luka. Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, merawat luka, dan menstimulasi proses penyembuhan. Tindakan yang dilakukan mencakup beberapa aspek:
Observasi:
1. Monitor karakteristik luka secara berkala, meliputi drainase (jumlah, warna, bau), warna dasar luka, ukuran, dan kedalaman.
2. Monitor tanda-tanda infeksi lokal maupun sistemik, seperti kemerahan yang meluas, bengkak, peningkatan rasa nyeri, demam, atau peningkatan jumlah sel darah putih.
Terapeutik:
1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan dan hati-hati untuk menghindari trauma tambahan pada kulit sekitar.
2. Bersihkan luka menggunakan cairan saline (NaCl 0,9%) atau pembersih nontoksik lainnya sesuai dengan protokol. Hindari penggunaan agen pembersih yang dapat merusak jaringan granulasi.
3. Bersihkan jaringan nekrotik (slough atau eschar) jika ada, melalui debridement mekanis, autolitik, enzimatik, atau bedah sesuai kewenangan dan kondisi luka.
4. Pasang balutan yang sesuai dengan jenis, ukuran, dan kondisi luka (misalnya, hydrocolloid, alginate, foam) untuk menciptakan lingkungan penyembuhan yang lembab (moist wound healing).
5. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka untuk mencegah kontaminasi silang.
6. Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase untuk menjaga kebersihan dan mencegah maserasi kulit sekitar.
7. Jadwalkan dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien untuk mengurangi tekanan pada area yang berisiko.
<Article No. 22462 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien masuk dengan unstable angina dan EKG menunjukkan AV block
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung b.d. Perubahan Irama Jantung (AV Block) dan Perubahan Kontraktilitas (Iskemia Miokard pada Unstable Angina)
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Penurunan curah jantung adalah suatu kondisi klinis di mana jantung tidak mampu memompa darah dalam volume yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan oksigenasi jaringan tubuh. Definisi ini mencakup kegagalan fungsi pompa jantung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat struktural, fungsional, maupun elektrikal. Pada kasus pasien dengan unstable angina dan AV block, diagnosis ini menjadi sangat relevan karena kedua kondisi tersebut secara langsung dan signifikan mengganggu komponen-komponen utama yang menentukan curah jantung.
Curah jantung (Cardiac Output, CO) secara matematis ditentukan oleh dua variabel utama: denyut jantung (Heart Rate, HR) dan volume sekuncup (Stroke Volume, SV), dengan rumus CO = HR x SV. Volume sekuncup sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor: preload (volume darah yang meregangkan ventrikel di akhir diastol), afterload (resistensi yang harus dilawan ventrikel saat ejeksi), dan kontraktilitas (kekuatan intrinsik otot jantung untuk berkontraksi). GangguanArticle No. 22463 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien masuk hypertensi, nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22464 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien masuk hypertensi, tekanan darah 200/120 mmhg, dan pasien mengeluh nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis (peningkatan tekanan vaskular serebral)
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri Akut, dengan kode diagnosis D.0077 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan keluhan subjektif pasien dan tanda-tanda objektif yang dapat diamati oleh perawat. Pada kasus pasien dengan hipertensi berat (tekanan darah 200/120 mmHg) yang mengeluh nyeri kepala, diagnosis Nyeri Akut menjadi sangat relevan. Agen pencedera fisiologis dalam konteks ini adalah peningkatan tekanan vaskular serebral yang ekstrem. Tekanan darah yang sangat tinggi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik di dalam pembuluh darah otak. Kondisi ini dapat meregangkan dinding arteri dan arteriol serebral secara berlebihan, yang kaya akan nosiseptor (reseptor nyeri). Peregangan ini mengaktivasi nosiseptor, mengirimkan sinyal nyeri melalui serabut saraf A-delta dan C ke sistem saraf pusat, yang kemudian dipersepsikan sebagai nyeri kepala yang hebat, seringkali berdenyut (pulsating). Nyeri kepala hipertensif ini merupakan tanda bahaya (red flag) yang mengindikasikan potensi krisis hipertensi atau hipertensi emergensi, yang dapat berujung pada komplikasi serius seperti stroke hemoragik atau ensefalopati hipertensif jika tidak ditangani segera.
Pengkajian keperawatan untuk Nyeri Akut harus komprehensif. Perawat perlu mengidentifikasi karakteristik nyeri secara mendalam menggunakan metode PQRST: **P (Provocation/Palliation):** apa yang memicu atau memperburuk nyeri (misalnya, perubahan posisi, cahaya terang) dan apa yang meredakannya. **Q (Quality):** bagaimana rasa nyerinya (misalnya, seperti ditekan, berdenyut, tajam). **R (Region/Radiation):** di mana lokasi nyeri dan apakah menyebar ke area lain. **S (Severity):** seberapa berat nyerinya, menggunakan skala nyeri numerik (0-10), skala wajah (Wong-Baker FACES), atau skala deskriptif verbal. **T (Timing):** kapan nyeri dimulai, berapa lama durasinya, dan apakah konstan atau hilang timbul. Selain keluhan nyeri kepala, perawat juga harus mengobservasi respons fisiologis dan perilaku pasien terhadap nyeri. Tanda-tanda objektif yang sering menyertai nyeri akut meliputi wajah meringis, sikap protektif (misalnya, memegang kepala), gelisah, atau bahkan imobilitas. Secara fisiologis, nyeri dapat merangsang sistem saraf simpatis, yang menyebabkan peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi pernapasan, dan—dalam kasus ini—semakin memperburuk tekanan darah yang sudah sangat tinggi. Tanda lain seperti diaforesis (berkeringat), pupil dilatasi, dan penurunan konsentrasi juga dapat terjadi. Penting untuk membedakan nyeri kepala ini dari penyebab lain, namun korelasi kuat antara onset nyeri dengan tekanan darah yang sangat tinggi menjadikan hipertensi sebagai penyebab utama yang paling mungkin. Penatalaksanaan Nyeri Akut pada pasien ini bersifat dua arah: mengelola gejala nyeri secara langsung dan, yang lebih penting, menangani akar penyebabnya, yaitu hipertensi berat, melalui kolaborasi medis untuk menurunkan tekanan darah secara terkontrol.Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan **Tingkat Nyeri** menurun dengan kriteria hasil:
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat.
- Keluhan nyeri menurun (misalnya, dari skala 8 ke skala 2).
- Meringis menurun.
- Sikap protektif menurun.
- Gelisah menurun.
- Kesulitan tidur menurun.
- Frekuensi nadi membaik (misalnya, kembali ke rentang normal 60-100x/menit).
- Pola napas membaik (misalnya, kembali ke rentang normal 16-20x/menit).
- Tekanan darah membaik (misalnya, menurun secara bertahap menuju target yang ditetapkan).
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: **Manajemen Nyeri (I.08238)**
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri kepala menggunakan skala yang sesuai (misalnya, skala numerik 0-10).
- Identifikasi respons nyeri non-verbal (misalnya, wajah meringis, gelisah, memegang kepala).
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri (misalnya, cahaya, suara, posisi).
- Monitor tanda-tanda vital (terutama tekanan darah, frekuensi nadi, dan pernapasan) sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
- Monitor efek samping penggunaan analgesik dan antihipertensi
-
Article No. 22465 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien dengan GCS 11, dan diagnosa medis cedera kepala sedang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pasien dengan GCS 11 dan diagnosa medis cedera kepala sedang
Kode SDKI: D.0017
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak.
Deskripsi Rinci:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif adalah diagnosis keperawatan yang krusial bagi pasien dengan cedera kepala sedang, yang ditandai dengan skor Glasgow Coma Scale (GCS) 11. Diagnosis ini tidak menunjukkan bahwa perfusi serebral sudah terganggu, melainkan menyoroti adanya ancaman signifikan yang dapat menyebabkan kerusakan otak sekunder jika tidak diantisipasi dan dikelola dengan baik. Pada dasarnya, otak adalah organ yang sangat rentan terhadap perubahan suplai oksigen dan glukosa. Sirkulasi darah yang adekuat, atau perfusi, sangat penting untuk mempertahankan fungsi neurologis dan mencegah kematian sel otak (neuron).
Patofisiologi pada Cedera Kepala Sedang (GCS 11):
Cedera kepala menyebabkan dua jenis kerusakan: primer dan sekunder. Cedera primer terjadi pada saat benturan awal, menyebabkan kerusakan mekanis langsung pada jaringan otak, seperti kontusio (memar otak), laserasi, atau kerusakan aksonal difus. Skor GCS 11 (misalnya, membuka mata terhadap rangsang nyeri [2], mengeluarkan suara yang tidak dapat dimengerti [2], dan melokalisir nyeri [5]) sudah menunjukkan adanya kerusakan primer yang signifikan dan penurunan fungsi kesadaran.
Namun, tantangan terbesar dalam manajemen keperawatan adalah mencegah atau meminimalkan cedera sekunder. Cedera sekunder adalah kaskade proses patofisiologis yang terjadiArticle No. 22466 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien dengan GCS 6, dan diagnosa medis cedera kepala berat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan Cedera Kepala
Kode SDKI: D.0017
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif didefinisikan sebagai kondisi berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak. Pada pasien dengan cedera kepala berat dan GCS 6, diagnosis ini menjadi prioritas utama karena otak sangat rentan terhadap cedera sekunder yang disebabkan oleh gangguan hemodinamik dan oksigenasi. Perfusi serebral adalah proses pengiriman darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang esensial untuk fungsi neurologis normal. Proses ini bergantung pada dua faktor utama: Tekanan Arteri Rerata (Mean Arterial Pressure/MAP) dan Tekanan Intrakranial (Intracranial Pressure/ICP). Hubungan ini dijelaskan dalam rumus Tekanan Perfusi Serebral (Cerebral Perfusion Pressure/CPP): CPP = MAP – ICP. CPP yang adekuat, umumnya dipertahankan antara 60-70 mmHg pada pasien cedera kepala, sangat penting untuk mencegah iskemia dan kerusakan otak lebih lanjut.
Pada kasus cedera kepala berat, terjadi cedera primer akibat benturan awal yang menyebabkan kerusakan mekanis pada jaringan otak, pembuluh darah, dan sel saraf. Namun, ancaman yang lebih besar sering kali datang dari cedera sekunder, yang berkembang dalam beberapa jam hingga hari setelah trauma. Risiko perfusi serebral tidak efektif adalah inti dari patofisiologi cedera sekunder ini. Mekanisme utamanya adalah peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK). Rongga kranium adalah ruang tertutup yang kaku, berisi tiga komponen: jaringan otak (sekitar 80%), darah (sekitar 10%), dan cairan serebrospinal (sekitar 10%). Menurut doktrin Monro-Kellie, peningkatan volume salah satu komponen harus dikompensasi dengan penurunan volume komponen lain untuk menjaga TIK tetap normal (5-15 mmHg). Pada cedera kepala berat, mekanisme kompensasi ini sering kali gagal. Edema serebral (pembengkakan otak), hematoma (perdarahan intrakranial seperti epidural, subdural, atau intraserebral), dan hidrosefalus dapat secara drastis meningkatkan volume intrakranial. Ketika TIK meningkat, ia akan menekan pembuluh darah arteri di otak, menyebabkannya menyempit dan mengurangi aliran darah. Jika TIK terus meningkat hingga mendekati MAP, maka CPP akan turun drastis, menyebabkan iskemia serebral yang parah dan berujung pada kematian sel otak (infark).
Selain peningkatan TIK, faktor sistemik juga memainkan peran krusial. Hipotensi (MAP rendah), yang sering terjadi pada pasien trauma akibat kehilangan darah, secara langsung menurunkan CPP dan memperburuk perfusi otak. Demikian pula, hipoksia (kadar oksigen darah rendah) akibat gangguan jalan napas atau fungsi paru mengurangi pengiriman oksigen ke otak, bahkan jika aliran darahnya cukup. Kondisi lain seperti hiperkapnia (peningkatan CO2) menyebabkan vasodilatasi serebral yang dapat meningkatkan volume darah di otak dan memperburuk TIK, sementara hipokapnia (penurunan CO2) menyebabkan vasokonstriksi yang dapat mengurangi aliran darah. Demam juga meningkatkan laju metabolisme otak, yang pada gilirannya meningkatkan kebutuhan oksigen dan aliran darah, sehingga dapat memperburuk TIK yang sudah tinggi.
Pasien dengan GCS 6 berada dalam kondisi komaArticle No. 22467 | 29 Oct 2025
Klinis : keluarga menyatakan badan kaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: keluarga menyatakan badan kaku
Kode SDKI: D.0054
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling umum ditemui dalam berbagai tatanan klinis, mulai dari perawatan akut hingga komunitas. Mobilitas adalah kemampuan untuk bergerak bebas, mudah, dan teratur di lingkungan, yang merupakan komponen esensial untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kemandirian, dan kualitas hidup. Ketika mobilitas terganggu, individu dapat mengalami berbagai masalah fisik dan psikososial yang signifikan. Keluhan "badan kaku" yang disampaikan oleh keluarga adalah manifestasi klinis yang sangat relevan dengan diagnosis ini, mengindikasikan adanya kekakuan sendi atau peningkatan tonus otot yang menghambat pergerakan.
Penyebab atau etiologi dari gangguan mobilitas fisik sangat beragam dan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Faktor utama sering kali berasal dari kerusakan integritas struktur tulang, seperti fraktur atau osteoporosis. Perubahan metabolisme, misalnya pada kondisi hipoglikemia atau ketidakseimbangan elektrolit, juga dapat melemahkan fungsi otot. Faktor lain yang signifikan adalah penurunan kondisi fisik secara umum (ketidakbugaran fisik), penurunan kendali otot akibat gangguan neurologis (misalnya stroke, cedera tulang belakang, penyakit Parkinson), serta penurunan massa dan kekuatan otot (sarkopenia) yang sering terjadi pada lansia atau akibat imobilisasi lama. Kekakuan sendi (seperti pada osteoarthritis atau rheumatoid arthritis), kontraktur, dan malnutrisi yang menyebabkan kelemahan otot juga merupakan penyebab umum. Gangguan kognitif seperti demensia dapat mengganggu kemampuan individu untuk merencanakan dan melaksanakan gerakan. Faktor psikologis seperti nyeri, kecemasan berat, atau depresi dapat membuat pasien enggan atau takut untuk bergerak. Selain itu, efek samping agen farmakologis (misalnya, sedatif, relaksan otot), program pembatasan gerak (tirah baring), kurangnya paparan informasi tentang aktivitas fisik, dan gaya hidup monoton turut berkontribusi terhadap terjadinya gangguan mobilitas fisik.
Secara klinis, diagnosis Gangguan Mobilitas Fisik ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif. Gejala dan tanda mayor (utama) meliputi keluhan pasien tentang kesulitan menggerakkan ekstremitas, hasil pengukuran kekuatan otot yang menurun, dan rentang gerak (Range of Motion/ROM) yang menurun. Gejala dan tanda minor (tambahan) yang dapat menyertai antara lain adalah adanya nyeri saat bergerak, keengganan untuk melakukan pergerakan, sendi yang terasa kaku (seperti keluhan awal), gerakan yang tidak terkoordinasi atau lambat, dan kelemahan fisik secara umum.
Dampak dari imobilitas bersifat sistemik dan dapat mempengaruhi hampir seluruh sistem tubuh. Pada sistem kardiovaskular, dapat terjadi hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan risiko trombosis vena dalam (DVT). Sistem pernapasan dapat mengalami penurunan ekspansi paru, penumpukan sekret, dan peningkatan risiko pneumonia. Pada sistem muskuloskeletal, terjadi atrofi otot, demineralisasi tulang (osteoporosis disuse), dan pembentukan kontraktur. Sistem integumen sangat rentan terhadap luka tekan (ulkus dekubitus) akibat tekanan yang terus-menerus pada area tonjolan tulang. Sistem metabolik dan gastrointestinal dapat mengalami penurunan laju metabolisme, konstipasi, dan anoreksia. Secara psikososial, imobilitas dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya, depresi, isolasi sosial, dan penurunan citra diri.
Peran perawat dalam menangani pasien dengan gangguan mobilitas fisik sangat krusial. Pengkajian yang komprehensif adalah langkah awal yang penting, meliputi evaluasi kekuatan otot, rentang gerak sendi, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (Activity of Daily Living/ADL), tingkat nyeri, dan status psikososial pasien. Berdasarkan hasil pengkajian, perawat merumuskan rencana asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat mobilitas, mencegah komplikasi imobilitas, dan meningkatkan kemandirian pasien. Intervensi yang dilakukan bersifat kolaboratif, melibatkan fisioterapis, okupasi terapis, dokter, dan keluarga pasien untuk mencapai hasilArticle No. 22468 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien dengan meningitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Meningitis
Kode SDKI: D.0017
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif didefinisikan sebagai risiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengganggu fungsi neurologis. Pada pasien dengan meningitis, risiko ini menjadi diagnosis keperawatan prioritas karena proses patofisiologi penyakit itu sendiri secara langsung mengancam homeostasis intrakranial. Meningitis adalah peradangan pada meningen, yaitu selaput pelindung yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan ini, yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, memicu serangkaian respons imunologis yang kompleks di dalam sistem saraf pusat.
Respons inflamasi ini menyebabkan pelepasan mediator kimia seperti sitokin (misalnya, TNF-alfa, Interleukin-1) dan prostaglandin. Mediator-mediator ini secara signifikan meningkatkan permeabilitas sawar darah otak (blood-brain barrier), sebuah barier semipermeabel yang seharusnya melindungi otak dari zat-zat berbahaya dalam sirkulasi darah. Akibatnya, protein plasma, leukosit, dan cairan dapat bocor dari pembuluh darah ke dalam ruang subarachnoid. Fenomena ini menyebabkan edema vasogenik, yaitu pembengkakan jaringan otak akibat akumulasi cairan di ruang ekstraseluler.
Selain edema vasogenik, proses inflamasi dan adanya eksudat purulen (pada meningitis bakterial) dapat mengganggu sirkulasi dan reabsorpsi cairan serebrospinal (CSF). Eksudat dapat menyumbat vili araknoid, struktur yang bertanggung jawab untuk menyerap kembali CSF ke dalam sirkulasi vena. Gangguan ini menyebabkan hidrosefalus komunikans, di mana volume CSF di dalam tengkorak meningkat. Kombinasi dari edema serebral dan peningkatan volume CSF ini secara drastis menambah volume total intrakranial.
Menurut doktrin Monro-Kellie, rongga tengkorak adalah sebuah kompartemen kaku dengan volume yang tetap, yang diisi oleh tiga komponen: jaringan otak (sekitar 80%), darah (sekitar 10%), dan CSF (sekitar 10%). Peningkatan volume salah satu komponen harus dikompensasi dengan penurunan volume komponen lainnya untuk mempertahankan Tekanan Intrakranial (TIK) dalam rentang normal (5-15 mmHg). Namun, pada meningitis, peningkatan volume akibat edema dan CSF seringkali melampaui mekanisme kompensasi tubuh. Akibatnya, TIK meningkat secara progresif.
Peningkatan TIK yang tidak terkontrol merupakan ancaman serius terhadap perfusi serebral. Tekanan Perfusi Serebral (Cerebral Perfusion Pressure/CPP), yang merupakan gradien tekanan yang mendorong aliran darah ke otak, dihitung dengan rumus: CPP = MAP (Mean Arterial Pressure)Article No. 22469 | 29 Oct 2025
Klinis : pasien dengan low back pain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Dalam konteks pasien dengan Nyeri Punggung Bawah atau Low Back Pain (LBP), diagnosis ini menjadi sangat relevan karena LBP sering kali muncul secara tiba-tiba dan merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang paling umum dijumpai dalam praktik klinis. Pengalaman nyeri ini bersifat sangat subjektif; apa yang dirasakan oleh satu pasien bisa sangat berbeda dengan pasien lainnya, meskipun penyebab dasarnya serupa. Nyeri ini tidak hanya sekadar sensasi fisik, tetapi juga melibatkan respons emosional yang signifikan seperti kecemasan, ketakutan untuk bergerak (kinesiofobia), frustrasi, dan bahkan depresi jika tidak ditangani dengan baik. Kerusakan jaringan yang mendasari LBP bisa bersifat 'aktual', seperti robekan pada otot (strain), cedera pada ligamen (sprain), atau penonjolan bantalan tulang belakang (Hernia Nukleus Pulposus/HNP) yang menekan saraf. Kerusakan juga bisa bersifat 'fungsional', di mana tidak ada kerusakan struktural yang jelas terlihat pada pemeriksaan pencitraan, namun nyeri timbul akibat postur tubuh yang buruk, ketidakseimbangan otot, atau pola gerakan yang salah yang terjadi secara berulang-ulang dalam aktivitas sehari-hari. Onsetnya bisa mendadak, misalnya setelah mengangkat benda berat dengan posisi yang salah, atau bisa juga berkembang secara perlahan (lambat) akibat akumulasi stres mekanik pada struktur tulang belakang. Intensitas nyeri yang dilaporkan pasien dapat bervariasi dari ringan (sedikit mengganggu aktivitas) hingga sangat berat (menyebabkan imobilitas total). Untuk mengukurnya secara objektif, perawat menggunakan skala nyeri seperti Numeric Rating Scale (NRS) dari 0-10, Visual Analog Scale (VAS), atau Wong-Baker FACES Pain Rating Scale untuk pasien yang kesulitan mengartikulasikan tingkat nyerinya. Batasan durasi 'kurang dari 3 bulan' adalah pembeda utama antara nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut dianggap sebagai sinyal peringatan dari tubuh bahwa telah terjadi cedera dan membutuhkan perhatian, sedangkan nyeri kronis (lebih dari 3 bulan) sering kali melibatkan perubahan pada sistem saraf pusat dan menjadi sebuah kondisi penyakit tersendiri. Penyebab (etiologi) nyeri akut pada LBP sangat beragam, namun secara umum dikategorikan sebagai agen pencedera fisiologis. Ini mencakup proses inflamasi (peradangan) pada sendi faset tulang belakang, iskemia (kekurangan suplai darah) pada otot, atau proses mekanis seperti kompresi akar saraf oleh HNP atau stenosis spinal (penyempitan rongga tulang belakang). Gejala dan tanda yang muncul pada pasien LBP dengan diagnosis Nyeri Akut dapat dibagi menjadi mayor dan minor. Gejala mayor subjektif adalah keluhan nyeri itu sendiri, yang sering dideskripsikan pasien sebagai rasa pegal, tertusuk, tertarik, atau panas di area punggung bawah, yang bisa menjalar hingga ke bokong atau tungkai (dikenal sebagai skiatika). Tanda mayor objektif yang dapat diobservasi perawat meliputi pasien yang tampak meringis, terutama saat mengubah posisi; bersikap protektif dengan cara membatasi gerakan membungkuk atau memutar pinggang; tampak gelisah dan sulit menemukan posisi yang nyaman; serta adanya peningkatan frekuensi nadi sebagai respons fisiologis tubuh terhadap nyeri. Kesulitan tidur juga merupakan keluhan yang umum karena nyeri sering kali memburuk pada malam hari atau saat berbaring terlalu lama. Gejala dan tanda minor yang mungkin menyertai antara lain peningkatan tekanan darah, perubahan pola napas menjadi lebih cepat dan dangkal, penurunan nafsu makan, kesulitan berkonsentrasi karena fokus yang teralihkan oleh nyeri, serta menarik diri dari interaksi sosial. Kondisi klinis yang sering terkait dengan LBP akut meliputi cedera
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178 2179