Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21539 | 05 Sep 2025
Klinis : Nyeri di Bawah mata kanan post jatuh dari sepeda motor jam 11.30, jatuh sendiri tergeleincir saat ngerem mendadak. pasien ingat kejadian. mual - muntah - Paha kanan nyeri dan sulit digerakkan, luka terbuka di paha kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (00132)
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Kode: 00132
SLKI:
- Definisi: Hasil peningkatan kemampuan individu dalam mengelola nyeri akut.
- Kode: 00800
SIKI:
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan atau menghilangkan sensasi nyeri yang dialami individu.
- Kode: I0190
b. Kerusakan integritas kulit (00046)
SDKI:
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Kode: 00046
SLKI:
- Definisi: Hasil peningkatan kemampuan individu dalam memperbaiki kerusakan pada lapisan kulit.
- Kode: 00805
SIKI:
- Definisi: Tindakan untuk memperbaiki atau mencegah terjadinya kerusakan pada lapisan kulit.
- Kode: I0200
c. Keterbatasan mobilitas fisik (00085)
SDKI:
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot, jangkauan sendi, atau koordinasi motorik.
- Kode: 00085
SLKI:
- Definisi: Hasil peningkatan kemampuan individu dalam melakukan gerakan fisik.
- Kode: 00815
SIKI:
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan individu dalam melakukan gerakan fisik.
- Kode: I0210
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri di bawah mata kanan, luka terbuka di paha kanan, dan sulit menggerakkan paha kanan setelah jatuh dari sepeda motor. Hal ini menimbulkan diagnosa keperawatan Nyeri akut, Kerusakan integritas kulit, dan Keterbatasan mobilitas fisik. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, kode, dan penjelasan dalam SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21540 | 05 Sep 2025
Klinis : Nyeri di Bawah mata kanan post jatuh dari sepeda motor jam 11.30, jatuh sendiri tergeleincir saat ngerem mendadak. pasien ingat kejadian. mual - muntah - Paha kanan nyeri dan sulit digerakkan, luka terbuka di paha kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\line\line
\b Kode: 0016\b0 - Nyeri Akut\line
\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain); timbul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dalam waktu kurang dari 3 bulan.\line\line
\b SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):\b0\line
\b Tujuan:\b0 Nyeri teratasi\line
\b Kriteria Hasil:\b0
1. Melaporkan nyeri terkontrol
2. Menunjukkan teknik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri
3. Menggunakan analgesik dengan tepat
4. Menunjukkan ekspresi wajah rileks
5. Tanda-tanda vital dalam rentang normal\line\line
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\line
\b Kode: 080101\b0 - Tingkat nyeri\line
\b Kode: 080102\b0 - Pengendalian nyeri\line
\b Kode: 080103\b0 - Status kesadaran\line
\b Kode: 080201\b0 - Tingkat kecemasan\line\line
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\line
\b Kode: 0800\b0 - Manajemen Nyeri\line
\b Aktivitas:\b0
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi)
2. Observasi petunjuk non verbal dari ketidaknyamanan
3. Monitor tekanan darah, nadi, dan pernapasan sebelum dan sesudah pemberian analgetik
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi (nafas dalam, distraksi, relaksasi)\line\line
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN TAMBAHAN\b0\line\line
\b Kode: 0018\b0 - Risiko Infeksi\line
\b Definisi:\b0 Berisiko mengalami invasi patogen.\line
\b Faktor Risiko:\b0 Luka terbuka di paha kanan\line\line
\b SIKI terkait:\b0\line
\b Kode: 3500\b0 - Perawatan Luka\line
\b Aktivitas:\b0
1. Lakukan pembersihan luka dengan teknik aseptik
2. Lakukan perawatan luka sesuai kondisi luka
3. Monitor tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, calor, tumor, functio laesa)
4. Ajarkan pasien/familia tentang tanda-tanda infeksi\line\line
\b CATATAN:\b0 Kondisi pasien dengan trauma kepala (nyeri di bawah mata kanan) disertai mual-muntah memerlukan pemeriksaan neurologis lebih lanjut untuk menyingkirkan komplikasi serius. Perlu pemantauan ketat terhadap kesadaran, mual/muntah, dan tanda-tanda neurologis lainnya. -
Article No. 21504 | 04 Sep 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu wanita usia 60 tahun dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, serta hasil EKG yang menunjukkan infark miokard akut, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit jantung (infark miokard akut) yang ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri.
2. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan proses penyakit jantung (infark miokard akut) yang ditandai dengan sesak napas.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik akibat proses penyakit jantung (infark miokard akut) yang ditandai dengan kelelahan dan kelemahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari skala 0-10.
- Pasien dapat mengenali faktor pencetus nyeri dan menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa disertai nyeri.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pasien dapat mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 kali/menit).
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai sesak napas.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
- Pasien dapat mempertahankan kadar oksigen darah dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi efektivitas pengobatan dan kemungkinan perubahan rencana pengobatan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Kaji status pernapasan pasien (frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan).
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik dan latihan batuk efektif.
- Dorong pasien untuk beristirahat dan menghemat energi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi kondisi pernapasan dan kemungkinan perubahan pengobatan.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan perawatan yang dapat membantu menghemat energi (posisi semi-fowler, bantu saat berpindah, dll).
- Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
- Libatkan pasien dalam perencanaan aktivitas dan evaluasi kemajuan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi kondisi umum dan kemungkinan perubahan pengobatan.
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci dapat diberikan jika diperlukan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi infark miokard akut. -
Article No. 21505 | 04 Sep 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak dinyatakan dengan cara lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan EKG, tidak dinyatakan dengan cara lain
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infark miokard akut, yaitu nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan adanya infark miokard akut. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Kode ICD-10 I21.9 (Infark miokard akut, tidak dinyatakan dengan cara lain) digunakan untuk menggambarkan kondisi infark miokard akut tanpa spesifikasi lebih lanjut. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan EKG, tidak dinyatakan dengan cara lain) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemantauan EKG yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 21506 | 04 Sep 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut\b0\fs24
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0016
\par \b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah seperti itu; awitan mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat tanpa adanya perlindungan.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0910:\b0 Pengendalian Nyeri
\par - \b Kode SLKI 0911:\b0 Tingkat Kenyamanan
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 4510:\b0 Manajemen Nyeri
\par - \b Kode SIKI 4512:\b0 Pemberian Analgesik
\par - \b Kode SIKI 1400:\b0 Pemantauan Vital Signs
\par - \b Kode SIKI 6680:\b0 Manajemen Perfusi Jaringan
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Gejala nyeri dada hebat yang menjalar, disertai hasil EKG infark miokard akut, menunjukkan nyeri akut akibat iskemia miokard. SLKI dan SIKI difokuskan pada pengendalian nyeri, peningkatan kenyamanan, serta pemantauan status hemodinamik dan perfusi jaringan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0010
\par \b Definisi:\b0 Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diperlukan atau yang diinginkan.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0202:\b0 Toleransi Aktivitas
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 0220:\b0 Terapi Aktivitas
\par - \b Kode SIKI 1800:\b0 Pemantauan Jantung
\par - \b Kode SIKI 4020:\b0 Manajemen Energi
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Sesak napas dan kelemahan akibat infark miokard mengakibatkan penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. SLKI dan SIKI ditujukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap, memantau respons jantung, dan mengelola energi pasien.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Curah Jantung\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0026
\par \b Definisi:\b0 Risiko terjadinya ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0402:\b0 Status Sirkulasi
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 1400:\b0 Pemantauan Vital Signs
\par - \b Kode SIKI 1800:\b0 Pemantauan Jantung
\par - \b Kode SIKI 6680:\b0 Manajemen Perfusi Jaringan
\par - \b Kode SIKI 4040:\b0 Manajemen Cairan
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Infark miokard akut dapat mengganggu fungsi pompa jantung, diperberat oleh riwayat hipertensi dan diabetes. SLKI dan SIKI berfokus pada pemantauan status sirkulasi, perfusi jaringan, dan keseimbangan cairan untuk mencegah gagal jantung.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Ansietas\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0012
\par \b Definisi:\b0 Perasaan gelisah, ketegangan, atau kekhawatiran yang disebabkan oleh ancaman yang dipersepsikan terhadap diri atau integritas diri.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 1302:\b0 Pengendalian Ansietas
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 5820:\b0 Pengurangan Ansietas
\par - \b Kode SIKI 5240:\b0 Dukungan Emosional
\par - \b Kode SIKI 5340:\b0 Peningkatan Koping
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Situasi akut seperti nyeri hebat dan diagnosis infark miokard dapat memicu ansietas. SLKI dan SIKI ditujukan untuk mengurangi kecemasan, memberikan dukungan emosional, serta meningkatkan mekanisme koping pasien.
\par
\par \b Catatan:\b0 Diagnosa keperawatan dan intervensi harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien serta kebijakan institusi. Pemantauan ketat dan kolaborasi dengan tim medis diperlukan mengingat kompleksitas kondisi pasien.
} -
Article No. 21507 | 04 Sep 2025
Klinis : mata kabur dan ada bayangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.12
- Deskripsi: Penglihatan kabur, monokuler
Pada kondisi mata kabur dan ada bayangan, diagnosis yang sesuai adalah penglihatan kabur monokuler (H53.12). Ini merujuk pada suatu gangguan penglihatan di satu mata, yang menyebabkan pandangan menjadi kabur atau tidak jelas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmologi komprehensif, termasuk pengukuran tekanan intraokular dan pemeriksaan pupil
Untuk kondisi ini, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan oftalmologi komprehensif (kode ICD-9-CM 95.02). Pemeriksaan ini mencakup pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan pupil, serta evaluasi menyeluruh terhadap fungsi dan struktur mata untuk mengidentifikasi penyebab dari gejala yang dialami pasien.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 H53.12 merujuk pada penglihatan kabur monokuler, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan refraksi, katarak, atau kelainan saraf optik.
- Pemeriksaan oftalmologi komprehensif (kode ICD-9-CM 95.02) merupakan tindakan diagnostik yang dilakukan untuk mengevaluasi secara menyeluruh kondisi mata dan fungsi visual pasien. Hal ini penting untuk mengidentifikasi penyebab dari gejala mata kabur dan bayangan yang dialami.
- Dalam pemeriksaan ini, dokter akan melakukan pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan pupil, serta evaluasi terhadap struktur dan fungsi mata, seperti pemeriksaan refraksi, kesehatan kornea, lensa, retina, dan saraf optik.
- Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis yang tepat dan menentukan tindakan penanganan yang sesuai. -
Article No. 21508 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 91.61
- Deskripsi: Gastroduodenoskopi, dengan atau tanpa biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) dipilih karena pasien mengalami keluhan utama berupa batuk dan sesak nafas, yang dapat menimbulkan nyeri dada. Gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi pernapasan atau penyakit paru-paru.
2. Kode ICD-9-CM 91.61 (Gastroduodenoskopi, dengan atau tanpa biopsi) adalah prosedur yang mungkin dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan adanya penyebab perdarahan saluran cerna, yang ditunjukkan oleh pasien dengan keluhan buang air besar berdarah. Prosedur ini dapat membantu mendiagnosis dan menentukan penanganan yang sesuai.
Dalam menentukan diagnosis dan rencana tatalaksana yang tepat, dokter atau perekam medis perlu melakukan evaluasi lebih lanjut, seperti anamnesis yang lebih rinci, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai, seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan. -
Article No. 21509 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Mual (00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Kode: B-001
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Risiko Perdarahan (00206)
Kode: R-005
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Mual (00134)
Kode: G-001
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
Kode: L-001
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
2. Kontrol Perdarahan
Kode: L-002
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mempertahankan integritas pembuluh darah.
3. Kontrol Mual
Kode: L-003
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Kode: I-001
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas.
2. Manajemen Perdarahan
Kode: I-002
Definisi: Tindakan untuk mengontrol kehilangan darah.
3. Manajemen Mual dan Muntah
Kode: I-003
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah. -
Article No. 21510 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu. Baik, saya akan membantu Anda memberikan analisa yang lengkap dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan pandangan dengan nada yang akademis dan profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk, sesak napas, bab darah segar, mual, muntah, dan badan lemas, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya penumpukan sekret pada saluran napas yang menyebabkan pasien mengalami batuk dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya kelemahan fisik yang menyebabkan pasien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Resiko Perdarahan
Resiko perdarahan ditandai dengan adanya bab darah segar yang mengindikasikan kemungkinan adanya perdarahan dari saluran pencernaan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif, tidak mengalami sesak napas, dan mampu bernapas dengan normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa merasa lemas atau kelelahan.
3. Tidak Terjadi Perdarahan
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tidak terjadi perdarahan lagi dari saluran pencernaan pasien.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Monitor tanda-tanda vital (terutama frekuensi napas dan oksigenasi)
b. Auskultasi suara napas, identifikasi adanya suara napas tambahan
c. Atur posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
d. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
e. Berikan terapi inhalasi (bronkodilator, mukolitik) sesuai indikasi
f. Latih teknik batuk efektif dan pembersihan jalan napas
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan aktivitas yang aman
d. Atur lingkungan yang mendukung aktivitas pasien
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen energi
3. Resiko Perdarahan:
a. Monitor tanda-tanda vital (terutama tekanan darah dan frekuensi nadi)
b. Pantau adanya tanda-tanda perdarahan, seperti bab darah, muntah darah, atau perdarahan lainnya
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan yang sesuai
d. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien dan keluarga
e. Siapkan peralatan untuk tindakan darurat jika terjadi perdarahan
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien. Jika Ibu memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 21511 | 04 Sep 2025
Klinis : tensi tinggi, ckd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan (tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis, dengan nada akademis dan persona pakar), berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Hipertensi (00904)
Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: HD-006
b. Judul: Hipertensi
c. Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: LS-013
b. Judul: Kontrol Tekanan Darah
c. Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan tekanan darah dalam batas normal.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: IP-064
b. Judul: Manajemen Hipertensi
c. Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Hipertensi" mengacu pada peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode HD-006 dengan judul "Hipertensi" dan definisi yang sama dengan diagnosa keperawatan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) memiliki kode LS-013 dengan judul "Kontrol Tekanan Darah" dan definisi kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan tekanan darah dalam batas normal. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memiliki kode IP-064 dengan judul "Manajemen Hipertensi" dan definisi serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.