Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21845 | 30 Sep 2025
Klinis : Umur 86 tahun, laki-laki, tensi 140/80; tiba-tiba pusing, keringat dingin; kemudian di berikan teh manis hangat; diminum, istirahat; keluhan mulai menghilang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Ketidakstabilan Tekanan Darah
Kode SDKI: 0020
Deskripsi Singkat: Risiko ketidakstabilan tekanan darah adalah keadaan dimana seorang individu rentan mengalami variasi tekanan darah dari rentang normal yang dapat mengancam integritas vaskular dan perfusi jaringan. Pada kasus pasien lansia 86 tahun dengan gejala pusing dan keringat dingin yang membaik setelah pemberian teh manis, kondisi ini sangat relevan mengingat usia lanjut merupakan faktor risiko utama untuk disregulasi tekanan darah, terutama hipotensi. Episode ini menunjukkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat secara konsisten, yang dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan posisi (hipotensi ortostatik), respons otonom yang menurun, atau ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan serta energi. Defisinya terutama terletak pada pengetahuan mengenai pemicu dan manajemen gejala, regulasi sistem kardiovaskular yang menurun akibat proses penuaan, serta keseimbangan cairan dan elektrolit yang rentan. Diagnosis ini menekankan pada aspek "risiko", yang berarti insiden ini adalah sebuah tanda peringatan bahwa episode yang lebih serius dapat terjadi di masa depan jika tidak dilakukan intervensi preventif.
Kode SLKI: 1401
Deskripsi : SLKI 1401 berfokus pada Pemantauan Tekanan Darah. Intervensi ini sangat krusial bagi pasien lansia dengan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Pemantauan yang dimaksud bukan hanya sekadar pengukuran tensi secara berkala, tetapi merupakan proses komprehensif yang meliputi pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri untuk mendeteksi hipotensi ortostatik yang sering terjadi pada lansia. Perawat akan memantau frekuensi, irama nadi, serta karakter kulit (seperti adanya keringat dingin) sebagai indikator perfusi perifer. Selain itu, pemantauan juga mencakup observasi ketat terhadap tanda-tanda subjektif yang dilaporkan pasien, seperti pusing, kepala terasa ringan, atau perasaan mau pingsan, terutama selama dan setelah perubahan posisi tubuh. Pemantauan asupan dan haluaran cairan juga menjadi bagian integral untuk menilai keseimbangan cairan tubuh. Data yang dikumpulkan dari pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan (seperti pemberian cairan atau nutrisi), mengidentifikasi pola atau pemicu episode hipotensi, dan mengambil keputusan klinis yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius seperti jatuh atau syok. Dalam konteks ini, pemantauan menjadi landasan untuk semua intervensi keperawatan lainnya.
Kode SIKI: 1401A
Deskripsi : SIKI 1401A adalah kriteria hasil khusus yang menyatakan bahwa "Tekanan darah dalam rentang yang diharapkan". Pada pasien lansia ini, pencapaian kriteria ini berarti tekanan darah sistolik dan diastoliknya stabil dan berada dalam rentang target yang telah ditetapkan, yang mempertimbangkan kondisi usia dan komorbiditasnya, tanpa disertai fluktuasi liar yang berbahaya. Selain nilai numerik, kriteria ini juga mencakup tidak adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan hipotensi atau hipertensi. Secara spesifik, ini berarti pasien melaporkan tidak lagi merasa pusing atau kepala ringan, kulitnya teraba hangat dan kering (bukan dingin dan berkeringat), dan tidak mengalami kelemahan mendadak. Pasien dapat melakukan perubahan posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri tanpa mengalami penurunan tekanan darah signifikan yang menimbulkan gejala. Kestabilan ini menunjukkan bahwa perfusi darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal berlangsung adekuat. Pencapaian kriteria ini merupakan indikator utama keberhasilan manajemen keperawatan, yang membuktikan bahwa intervensi yang dilakukan (seperti memastikan hidrasi yang cukup, edukasi untuk menghindari gerakan tiba-tiba, dan pemantauan rutin) telah efektif dalam mengurangi risiko dan mempertahankan homeostasis kardiovaskular pasien. Keberhasilan ini sangat penting untuk mencegah konsekuensi serius seperti cedera akibat jatuh atau kerusakan organ target.
-
Article No. 21846 | 30 Sep 2025
Klinis : Umur 86 tahun, laki-laki, tensi 140/80; tiba-tiba pusing, keringat dingin; kemudian di berikan teh manis hangat; diminum, istirahat; keluhan mulai menghilang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Hipoglikemia, tidak spesifik
Kode ICD-10: E16.2
Deskripsi Singkat : Hipoglikemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) dalam darah yang lebih rendah dari normal. Gejala umum meliputi pusing, keringat dingin, gemetar, kebingungan, dan lemas. Berdasarkan deskripsi, pasien mengalami gejala khas hipoglikemia (pusing mendadak, keringat dingin) yang kemudian membaik secara signifikan setelah diberikan asupan gula sederhana (teh manis hangat). Respons cepat terhadap gula ini merupakan indikator kuat untuk diagnosis hipoglikemia. Kode ICD-10 E16.2 digunakan untuk "Hypoglycaemia, unspecified", yang tepat untuk kasus di mana terjadi penurunan kadar gula darah tanpa adanya riwayat diabetes atau penyebab spesifik lainnya yang disebutkan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
-
Article No. 21848 | 30 Sep 2025
Klinis : Umur 86 tahun, laki-laki, tensi 140/80; tiba-tiba pusing, keringat dingin; kemudian di berikan teh manis hangat; diminum, istirahat; keluhan mulai menghilang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: D.0028
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai kondisi berisiko mengalami variasi kadar glukosa dalam darah dari rentang normal. Kondisi ini bukan merupakan penyakit itu sendiri, melainkan sebuah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi kerentanan pasien terhadap fluktuasi glukosa, baik hipoglikemia (kadar glukosa terlalu rendah) maupun hiperglikemia (kadar glukosa terlalu tinggi). Pada kasus ini, pasien lansia berusia 86 tahun menunjukkan gejala klasik yang sangat sugestif terhadap episode hipoglikemia transien. Gejala yang dialami, seperti pusing mendadak dan keringat dingin (diaphoresis), adalah respons adrenergik dan neuroglikopenik tubuh terhadap kurangnya pasokan glukosa ke otak dan sistem saraf. Respons cepat dan positif terhadap pemberian teh manis hangat, yang merupakan sumber karbohidrat sederhana, semakin memperkuat dugaan bahwa episode tersebut dipicu oleh penurunan kadar glukosa darah.
Faktor risiko pada pasien ini bersifat multifaktorial. Usia lanjut (86 tahun) merupakan faktor risiko utama. Seiring bertambahnya usia, respons fisiologis tubuh terhadap perubahan glukosa menjadi kurang efisien. Sensitivitas insulin dapat berubah, fungsi ginjal dan hati yang berperan dalam metabolisme glukosa mungkin menurun, dan cadangan glikogen di hati bisa berkurang. Lansia juga seringkali memiliki nafsu makan yang menurun atau pola makan yang tidak teratur, yang dapat menyebabkan asupan kalori dan karbohidrat yang tidak memadai. Selain itu, adanya kemungkinan polifarmasi (penggunaan banyak obat) pada lansia dapat meningkatkan risiko interaksi obat yang memengaruhi kadar glukosa darah. Meskipun tidak disebutkan dalam deskripsi, kondisi komorbid seperti diabetes melitus (yang mungkin tidak terdiagnosis atau terkontrol dengan obat), penyakit ginjal kronis, atau gagal jantung kongestif adalah faktor predisposisi yang signifikan.
Mekanisme terjadinya gejala pada pasien ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah ambang batas normal (umumnya di bawah 70 mg/dL), tubuh mengaktifkan sistem saraf otonom sebagai mekanisme pertahanan. Sistem saraf simpatis melepaskan hormon seperti epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin. Pelepasan hormon inilah yang menyebabkan gejala adrenergik seperti keringat dingin (diaphoresis), gemetar, dan palpitasi. Secara bersamaan, otak, yang sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utamanya, mulai mengalami kekurangan 'bahan bakar'. Kondisi ini disebut neuroglikopenia dan bermanifestasi sebagai gejala neurologis seperti pusing, kebingungan, sakit kepala, penglihatan kabur, dan pada kasus yang parah, dapat menyebabkan kejang hingga kehilangan kesadaran. Gejala pusing yang dialami pasien adalah manifestasi langsung dari neuroglikopenia.
Pemberian teh manis hangat bekerja sebagai intervensi lini pertama yang efektif. Gula (sukrosa) dalam teh manis adalah disakarida yang cepat dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, kemudian diserap ke dalam aliran darah. Peningkatan cepat kadar glukosa darah ini segera memulihkan pasokan energi ke otak, sehingga gejala neuroglikopenia (pusing) mulai mereda. Pemulihan homeostasis glukosa juga menonaktifkan respons adrenergik, yang menghentikan produksi keringat dingin. Fakta bahwa keluhan menghilang setelah istirahat dan minum teh manis adalah bukti klinis yang kuat untuk diagnosis ini.
Sebagai diagnosis keperawatan, "Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" bersifat proaktif. Meskipun episode akut telah teratasi, perawat harus mengidentifikasi bahwa pasien ini memiliki kerentanan yang tinggi untuk mengalami episode serupa di masa depan. Tanpa intervensi yang tepat, episode hipoglikemia berulang dapat terjadi dan berpotensi lebih parah, meningkatkan risiko jatuh, cedera, dan komplikasi kardiovaskular pada populasi lansia. Oleh karena itu, fokus asuhan keperawatan tidak hanya pada penanganan episode akut, tetapi juga pada edukasi, pemantauan, dan perencanaan manajemen jangka panjang untuk menstabilkan kadar glukosa darah pasien dalam rentang yang aman.Kode SLKI: L.03022
Luaran yang Diharapkan: Kestabilan Kadar Glukosa Darah. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama periode tertentu, diharapkan kadar glukosa darah pasien berada dalam rentang normal dan stabil. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi:
- Keluhan pusing menurun atau hilang.
- Produksi keringat berlebih (diaphoresis) menurun atau hilang.
- Kadar glukosa darah berada dalam rentang normal (misalnya, 80-140 mg/dL, tergantung target individu).
- Tingkat kesadaran compos mentis (sadar penuh).
- Pasien dan/atau keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala hipoglikemia.
- Pasien dan/atau keluarga mampu mendemonstrasikan cara penanganan awal hipoglikemia.
- Pola istirahat dan tidur membaik.
Kode SIKI: I.03114
Intervensi Utama: Manajemen Hipoglikemia. Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menangani penurunan kadar glukosa darah di bawah rentang normal.
Observasi:
- Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia (misalnya pusing, gemetar, keringat dingin, pucat, gelisah, pandangan kabur).
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala sesuai indikasi (misalnya sebelum dan sesudah makan, atau saat timbul gejala).
- Monitor tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi).
Terapeutik:
- Jika pasien sadar dan mampu menelan, berikan sumber karbohidrat sederhana yang bekerja cepat (15-20 gram), seperti teh manis, jus buah, atau tablet glukosa.
- Pertahankan akses intravena (IV) jika diperlukan atau jika pasien berisiko tinggi mengalami penurunan kesadaran.
- Jika pasien mengalami penurunan kesadaran atau tidak dapat menelan, pertahankan kepatenan jalan napas dan siapkan untuk intervensi lanjutan.
Edukasi:
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk selalu menyediakan sumber karbohidrat sederhana yang mudah dijangkau.
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda, gejala, dan cara penanganan pertama pada hipoglikemia.
- Anjurkan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri (jika diindikasikan).
- Anjurkan pola makan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan.
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi penyebab hipoglikemia dan penyesuaian terapi (jika pasien menggunakan obat antidiabetik).
- Kolaborasi pemberian glukosa intravena (misalnya, Dekstrosa 40%) jika hipoglikemia berat atau pasien tidak dapat menelan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang tepat guna mencegah episode berulang.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
-
Article No. 21849 | 30 Sep 2025
Klinis : Asuhan keperawatan neuropati diabetik dan intevensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Asuhan keperawatan neuropati diabetik dan intevensi
Kode SDKI: D.0136
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Cedera didefinisikan sebagai kondisi di mana seorang individu berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan ia tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik. Dalam konteks asuhan keperawatan untuk pasien dengan neuropati diabetik, diagnosis ini menjadi sangat krusial karena kondisi patofisiologis yang mendasarinya secara signifikan meningkatkan kerentanan pasien terhadap berbagai jenis cedera, terutama pada ekstremitas bawah. Neuropati diabetik adalah salah satu komplikasi mikrovaskular yang paling umum dari diabetes melitus, yang ditandai dengan kerusakan saraf akibat paparan kadar glukosa darah tinggi yang berkepanjangan (hiperglikemia). Kerusakan ini dapat memengaruhi berbagai jenis saraf, termasuk saraf sensorik, motorik, dan otonom, yang masing-masing berkontribusi pada peningkatan risiko cedera.
Faktor risiko utama yang relevan pada pasien neuropati diabetik adalah perubahan sensasi. Hiperglikemia kronis memicu serangkaian jalur metabolik yang merusak sel saraf (neuron) dan selubung mielinnya. Proses ini, yang melibatkan stres oksidatif, akumulasi produk akhir glikasi lanjutan (AGEs), dan gangguan aliran darah ke saraf (iskemia vasa nervorum), menyebabkan hilangnya fungsi sensorik secara progresif. Pasien kehilangan kemampuan untuk merasakan nyeri, suhu, dan tekanan secara akurat, yang dikenal sebagai hilangnya sensasi protektif. Akibatnya, mereka mungkin tidak menyadari adanya trauma minor, seperti menginjak benda tajam, memakai sepatu yang terlalu sempit yang menyebabkan lecet, atau terpapar air yang terlalu panas saat mandi. Luka kecil yang tidak terdeteksi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi ulkus yang lebih serius dan terinfeksi, yang pada akhirnya dapat mengancam keutuhan ekstremitas.
Selain gangguan sensorik, neuropati motorik juga berkontribusi pada risiko cedera. Kerusakan pada saraf motorik menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot intrinsik kaki. Ketidakseimbangan antara otot ekstensor dan fleksor ini dapat menyebabkan deformitas kaki, seperti jari martil (hammer toes), jari cakar (claw toes), dan arkus kaki yang menonjol (prominent metatarsal heads). Deformitas ini menciptakan titik-titik tumpuan abnormal dengan tekanan tinggi saat berjalan atau berdiri, yang sangat rentan terhadap pembentukan kalus dan ulserasi di bawahnya. Lebih lanjut, kelemahan otot dapat mengganggu keseimbangan dan gaya berjalan, sehingga meningkatkan risiko jatuh. Kondisi ini diperparah oleh neuropati otonom yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah mendadak saat berdiri), yang memicu pusing dan kehilangan keseimbangan.
Faktor risiko lain yang signifikan adalah hipoksia jaringan. Diabetes melitus tidak hanya merusak saraf tetapi juga pembuluh darah kecil (mikroangiopati) dan besar (makroangiopati). Gangguan sirkulasi ini mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, terutama di area perifer seperti kaki. Akibatnya, kemampuan jaringan untuk beregenerasi dan menyembuhkan luka menjadi sangat terganggu. Cedera kecil yang pada individu sehat akan sembuh dengan cepat, pada pasien diabetes dengan sirkulasi yang buruk dapat bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, meningkatkan risiko infeksi dan nekrosis jaringan.
Neuropati otonom juga berperan melalui mekanisme lain. Kerusakan pada saraf otonom yang mengatur kelenjar keringat di kulit menyebabkan anhidrosis atau kulit kering. Kulit yang kering, pecah-pecah, dan tidak elastis lebih mudah rusak dan menjadi pintu masuk bagi bakteri, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Kondisi klinis terkait lainnya yang sering menyertai neuropati diabetik dan memperburuk risiko cedera adalah gangguan penglihatan akibat retinopati diabetik. Penglihatan yang kabur atau menurun membuat pasien lebih sulit mengidentifikasi bahaya di lingkungan sekitar, seperti rintangan di lantai, permukaan yang tidak rata, atau pencahayaan yang buruk, yang secara langsung meningkatkan risiko tersandung dan jatuh. Oleh karena itu, asesmen keperawatan yang komprehensif harus mencakup evaluasi multi-sistem, tidak hanya berfokus pada status neurologis kaki tetapi juga pada fungsi visual, keseimbangan, kekuatan otot, status vaskular, dan kondisi kulit secara keseluruhan. Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko ini secara proaktif adalah landasan untuk mencegah cedera dan komplikasi yang lebih parah pada populasi pasien yang rentan ini.Kode SLKI: L.14136
Luaran yang Diharapkan: Tingkat Cedera. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama periode perawatan, diharapkan tingkat cedera pasien menurun atau tidak terjadi cedera sama sekali. Pasien akan menunjukkan kemampuan untuk melindungi diri dari bahaya lingkungan dan internal, dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Kejadian cedera menurun (Target: 5 - Tidak ada kejadian cedera).
- Luka/lecet pada kulit, terutama area kaki, menurun (Target: 5 - Tidak ada luka/lecet).
- Gangguan mobilitas yang meningkatkan risiko jatuh membaik (Target: 5 - Tidak ada gangguan).
- Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang faktor risiko dan metode pencegahan cedera (Target: 5 - Ditingkatkan).
- Pasien mampu mempraktikkan perilaku pencegahan cedera, seperti inspeksi kaki harian dan penggunaan alas kaki yang aman (Target: 5 - Ditingkatkan).
- Tekanan darah dalam rentang normal, terutama terkait risiko hipotensi ortostatik (Target: 5 - Membaik).
Kode SIKI: I.14537
Intervensi Utama: Pencegahan Cedera. Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menurunkan risiko pasien mengalami bahaya atau kerusakan fisik, dengan fokus pada konteks neuropati diabetik.
Tindakan:
Observasi:
- Identifikasi faktor risiko cedera pada pasien, seperti riwayat jatuh, penurunan sensasi pada ekstremitas, kelemahan otot, gangguan penglihatan, dan hipotensi ortostatik.
- Lakukan asesmen sensasi protektif pada kaki menggunakan monofilamen 10-gram secara berkala.
- Monitor adanya deformitas kaki, area kemerahan, kalus, lecet, atau luka saat melakukan pemeriksaan fisik.
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera (misalnya, lantai licin, pencahayaan redup, karpet yang tidak rata, benda yang menghalangi jalan).
Terapeutik:
- Pastikan pasien menggunakan alas kaki yang pas, tertutup, dan memiliki sol yang tidak licin, baik di dalam maupun di luar rumah.
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya (misalnya, sediakan pencahayaan yang adekuat, singkirkan benda-benda yang menghalangi, pasang pegangan di kamar mandi).
- Diskusikan dengan tim medis lain (fisioterapis, podiatris) mengenai kebutuhan alat bantu jalan atau sepatu ortopedi khusus.
- Lakukan perawatan kaki secara rutin dan hati-hati, termasuk membersihkan dan melembapkan kulit.
Edukasi:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya inspeksi kaki setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal
-
Article No. 21851 | 30 Sep 2025
Klinis : Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 April 2021. Hasil pengkajian didapatkan Ny. A, datang ke Rumah Sakit mengeluh sesak napas, mengi dan batuk serta badan terasa lemas. Pasien memiliki Riwayat asma baronkial. Hasil pemerikaan fisik pasien lemah, batuk, wheezing, gelisah dan sulit bicara, Composmentis, Tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi napas 30x/menit. Suhu 36, nadi 88 kali/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: API Error: The service is currently unavailable.
-
Article No. 21852 | 30 Sep 2025
Klinis : Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 April 2021. Hasil pengkajian didapatkan Ny. A, datang ke Rumah Sakit mengeluh sesak napas, mengi dan batuk serta badan terasa lemas. Pasien memiliki Riwayat asma baronkial. Hasil pemerikaan fisik pasien lemah, batuk, wheezing, gelisah dan sulit bicara, Composmentis, Tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi napas 30x/menit. Suhu 36, nadi 88 kali/menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Asma Bronkial dengan Eksaserbasi Akut
Kode ICD-10: J45.901
Deskripsi Singkat : Asma bronkial adalah penyakit peradangan kronis pada saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan pembengkakan, serta produksi lendir berlebih. Hal ini memicu gejala seperti kesulitan bernapas, batuk, mengi (suara siulan saat bernapas), dan sesak napas. Berdasarkan keluhan pasien berupa sesak napas, mengi, batuk, riwayat asma, dan temuan pemeriksaan fisik (wheezing, frekuensi napas 30x/menit, sulit bicara), kondisi ini diklasifikasikan sebagai serangan asma akut atau eksaserbasi. Kode ICD-10 J45.901 secara spesifik mengidentifikasi kondisi ini. Kode 'J45' adalah untuk asma. Subkategori
Article No. 21853 | 30 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah mengalami kecelakaan industri yang menyebabkan trauma terbuka pada tungkai kiri dan abdomen dengan perdarahan aktif. Saat tiba di IGD, pasien dalam kondisi kritis dengan tekanan darah 70/40 mmHg, denyut nadi 140 bpm yang lemah, laju napas 32 kali/menit, saturasi oksigen 88% dengan oksigen 5 L/menit, suhu tubuh 35,5°C, serta kesadaran menurun (GCS 12). Pasien tampak pucat, berkeringat, gelisah, mual, dan muntah. Riwayat hipertensi ringan dimiliki pasien, namun pengobatan rutin tidak dilakukan, dan tidak ada riwayat alergi. Selain itu, IGD sedang penuh dengan pasien lain, dan keluarga pasien panik ingin segera tindakan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Syok Hipovolemik Traumatik
Kode ICD-10: T79.4
Deskripsi Singkat : Syok hipovolemik traumatik adalah kondisi kritis yang mengancam jiwa akibat kehilangan volume darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh cedera fisik (trauma). Kehilangan volume ini menyebabkan penurunan drastis tekanan darah dan perfusi (aliran darah) ke organ-organ vital. Pada kasus ini, perdarahan aktif dari luka terbuka menjadi penyebab utama. Tanda-tanda klinis seperti tekanan darah sangat rendah (70/40 mmHg), denyut nadi cepat dan lemah (140 bpm), napas cepat, pucat, dan penurunan kesadaran (GCS 12) adalah manifestasi klasik dari upaya tubuh untuk mengkompensasi kehilangan volume sirkulasi yang parah. Kode ICD-10 T79.4 secara spesifik digunakan untuk mengklasifikasikan "syok traumatik", yaitu syok yang terjadi sebagai komplikasi dini langsung dari suatu cedera, yang membedakannya dari jenis syok lainnya.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 21854 | 30 Sep 2025
Klinis : diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defisit Kesehatan Komunitas
Kode SDKI: D.0110
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Defisit Kesehatan Komunitas adalah diagnosis keperawatan yang ditegakkan ketika terdapat satu atau lebih masalah kesehatan atau faktor risiko yang mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok atau komunitas. Diagnosis ini tidak berfokus pada individu, melainkan pada agregat atau populasi dalam suatu wilayah geografis atau dengan karakteristik yang sama. Ini mencerminkan adanya kesenjangan antara status kesehatan ideal yang diharapkan dengan kondisi riil yang dihadapi oleh komunitas tersebut. Penegakan diagnosis ini memerlukan pengkajian komprehensif yang melampaui data klinis individu, mencakup analisis data demografi, epidemiologi, statistik vital, serta faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang memengaruhi kesehatan secara kolektif.
Penyebab dari Defisit Kesehatan Komunitas bersifat multifaktorial dan kompleks, sering kali saling terkait. Faktor utama adalah hambatan akses terhadap layanan kesehatan, yang bisa berupa hambatan fisik (jarak yang jauh, ketiadaan transportasi), finansial (biaya tidak terjangkau, tidak memiliki asuransi), maupun struktural (jam operasional faskes yang tidak sesuai, birokrasi yang rumit). Selain itu, ketersediaan program kesehatan yang tidak memadai, tidak relevan dengan kebutuhan lokal, atau tidak dapat diterima secara budaya oleh masyarakat juga menjadi pemicu utama. Misalnya, program imunisasi yang tidak diiringi dengan edukasi yang sesuai dengan kepercayaan lokal dapat mengalami penolakan. Sumber daya yang tidak memadai, baik dari segi finansial, tenaga kesehatan yang kompeten, maupun fasilitas yang layak, secara langsung membatasi kemampuan komunitas untuk mencapai status kesehatan yang optimal.
Faktor determinan sosial kesehatan (social determinants of health) memainkan peran krusial. Tingkat pendidikan yang rendah dalam komunitas berkorelasi dengan pemahaman yang kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), gizi, dan pencegahan penyakit. Dukungan sosial yang lemah, di mana tidak ada jejaring sosial atau lembaga yang membantu individu dan keluarga saat menghadapi krisis kesehatan, dapat memperburuk masalah. Keamanan lingkungan yang tidak memadai, seperti sanitasi yang buruk, ketiadaan akses air bersih, polusi udara atau air akibat industri, dan perumahan yang tidak layak huni, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyebaran penyakit menular dan munculnya penyakit tidak menular. Keterpaparan terhadap toksin atau polutan serta dampak dari bencana, baik alam maupun akibat ulah manusia, dapat secara drastis menurunkan status kesehatan komunitas dalam waktu singkat.
Gejala dan tanda untuk menegakkan diagnosis ini dibagi menjadi mayor dan minor. Tanda mayor subjektif adalah ketika komunitas, melalui perwakilannya seperti tokoh masyarakat, kader, atau melalui survei, secara eksplisit mengungkapkan adanya masalah kesehatan yang mereka rasakan sebagai prioritas. Tanda mayor objektif adalah data statistik yang valid, seperti peningkatan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) secara signifikan dibandingkan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan standar nasional/regional. Tanda minor subjektif meliputi ungkapan ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi kesehatan mereka atau keinginan untuk memperbaiki status kesehatan yang ada. Tanda minor objektif lebih spesifik, seperti peningkatan angka masalah kesehatan yang khas pada populasi tersebut (misalnya, angka stunting pada balita, hipertensi pada lansia), angka penyakit yang melebihi perkiraan (wabah atau kejadian luar biasa/KLB), adanya masalah kesehatan yang teridentifikasi namun tidak ditangani secara adekuat, serta tidak adanya program tindak lanjut yang sistematis untuk mengatasi masalah yang sudah ada. Kondisi klinis yang sering terkait dengan diagnosis ini sangat beragam, mulai dari penyakit menular seperti TBC dan DBD, penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi, hingga masalah gizi, kesehatan lingkungan, dan kesehatan jiwa komunitas.
Kode SLKI: L.11099
Luaran yang Diharapkan: Status Kesehatan Komunitas. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan status kesehatan komunitas meningkat dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Partisipasi komunitas dalam program kesehatan yang ada menunjukkan peningkatan.
- Ketersediaan program promosi kesehatan (misalnya, penyuluhan, kampanye PHBS) meningkat.
- Ketersediaan program proteksi kesehatan (misalnya, imunisasi, fogging, skrining) meningkat.
- Angka morbiditas (kesakitan) akibat penyakit prioritas di komunitas menunjukkan penurunan.
- Angka mortalitas (kematian) secara umum atau akibat penyakit spesifik menunjukkan penurunan.
- Kejadian penyakit tidak menular (seperti hipertensi, diabetes) menunjukkan tren menurun.
- Kejadian penyakit menular (seperti diare, ISPA, DBD) menunjukkan tren menurun.
- Angka cedera akibat kecelakaan atau faktor lingkungan lainnya menurun.
- Angka masalah kesehatan spesifik populasi (misalnya, stunting, anemia pada remaja putri) menurun.
- Angka perilaku kekerasan dalam komunitas menurun.
Tujuan utama adalah memberdayakan komunitas untuk dapat mengidentifikasi masalahnya sendiri, merencanakan solusi, dan secara aktif berpartisipasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara mandiri dan berkelanjutan.
Kode SIKI: I.12389
Intervensi Utama: Pengembangan Kesehatan Masyarakat. Intervensi ini berfokus pada proses mengidentifikasi dan menetapkan strategi untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat secara kolaboratif. Tindakan yang dilakukan meliputi:
Observasi:
- Mengidentifikasi masalah, isu, dan potensi kesehatan prioritas di masyarakat melalui pengumpulan data primer (survei, wawancara, FGD) dan sekunder (data puskesmas, data desa).
- Mengidentifikasi aset, kekuatan, dan sumber daya yang sudah ada di dalam masyarakat, seperti kader kesehatan aktif, kelompok dasawisma, tokoh masyarakat yang berpengaruh, serta fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan.
- Mengidentifikasi pemimpin formal dan informal serta para pendukung (champions) yang dapat digerakkan untuk mendukung program kesehatan.
Terapeutik:
- Melibatkan masyarakat secara aktif sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program kesehatan untuk menumbuhkan rasa memiliki (ownership).
- Membentuk atau memberdayakan kelompok kerja kesehatan (pokjakes) atau forum masyarakat desa untuk menjadi motor penggerak dalam memecahkan masalah kesehatan.
- Membangun jejaring dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti pemerintah desa, puskesmas, swasta, dan organisasi non-pemerintah.
- Memfasilitasi musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk bersama-sama mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan merumuskan strategi pemecahan masalah yang realistis dan sesuai dengan kondisi lokal.
- Menggunakan strategi komunikasi yang efektif dan sesuai budaya untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan di masyarakat.
Edukasi:
- Menganjurkan masyarakat untuk secara optimal memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, baik untuk upaya promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi lintas sektor (misalnya dengan dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas pekerjaan umum) untuk mengatasi akar masalah kesehatan yang berada di luar sektor kesehatan, seperti masalah sanitasi, ketahanan pangan, atau pendidikan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21855 | 30 Sep 2025
Klinis : Tn.A berusia 42 tahun, bekerja sebagai operator pengepakan di pabrik kimia selama 15 tahun. Ia sering mengalami batuk kronis, sesak napas, nyeri otot terutama di leher dan punggung, serta merasa sangat stres akibat beban kerja yang meningkat dan jam lembur yang panjang. Lingkungan kerja penuh debu kimia dan ventilasi kurang baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Deskripsi Analitis Kasus Tn. A:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada Tn. A, seorang operator pabrik kimia berusia 42 tahun, didasarkan pada akumulasi bukti dari riwayat pekerjaan, gejala klinArticle No. 21856 | 30 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah mengalami kecelakaan industri yang menyebabkan trauma terbuka pada tungkai kiri dan abdomen dengan perdarahan aktif. Saat tiba di IGD, pasien dalam kondisi kritis dengan tekanan darah 70/40 mmHg, denyut nadi 140 bpm yang lemah, laju napas 32 kali/menit, saturasi oksigen 88% dengan oksigen 5 L/menit, suhu tubuh 35,5°C, serta kesadaran menurun (GCS 12). Pasien tampak pucat, berkeringat, gelisah, mual, dan muntah. Riwayat hipertensi ringan dimiliki pasien, namun pengobatan rutin tidak dilakukan dan tidak ada riwayat alergi. Selain itu, IGD sedang penuh dengan pasien lain dan keluarga pasien panik ingin segera tindakan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Syok Traumatik
Kode ICD-10: T79.4
Deskripsi Singkat : Syok traumatik adalah kondisi kritis yang mengancam jiwa akibat cedera fisik parah. Pada kasus ini, syok disebabkan oleh kehilangan volume darah masif (syok hipovolemik) dari luka terbuka di tungkai dan abdomen. Penurunan volume darah secara drastis menyebabkan jantung tidak mampu memompa cukup darah beroksigen ke organ-organ vital. Hal ini termanifestasi melalui tanda-tanda klinis seperti tekanan darah sangat rendah (hipotensi), denyut nadi cepat dan lemah (takikardia), napas cepat, penurunan kesadaran, serta kulit pucat dan dingin. Kondisi ini memerlukan resusitasi cairan dan kontrol perdarahan segera untuk mencegah kerusakan organ permanen dan kematian. Kode ICD-10 T79.4 secara spesifik mengklasifikasikan 'Syok traumatik' sebagai komplikasi dini yang langsung disebabkan oleh cedera, membedakannya dari jenis syok lainnya dan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178