Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22453 | 28 Oct 2025
Klinis : independent
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Kesiapan Peningkatan Perawatan Diri
Kode SDKI: D.0113
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Kesiapan Peningkatan Perawatan Diri adalah suatu kondisi di mana seorang individu menunjukkan pola kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, namun secara aktif mengungkapkan keinginan dan kesiapan untuk mencapai tingkat fungsi dan kemandirian yang lebih tinggi. Diagnosis ini tidak berfokus pada defisit atau masalah, melainkan pada potensi pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan. Ini adalah diagnosis promosi kesehatan yang mengakui kekuatan dan motivasi pasien untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Perawatan diri, dalam konteks keperawatan, mencakup serangkaian aktivitas yang dilakukan individu secara mandiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraannya. Aktivitas ini secara umum dikategorikan menjadi Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) atau Activities of Daily Living (ADLs) dan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Instrumental (AKS-I) atau Instrumental Activities of Daily Living (IADLs). ADLs mencakup fungsi dasar seperti makan, mandi, berpakaian, toileting (menggunakan toilet), dan mobilitas. IADLs mencakup aktivitas yang lebih kompleks yang diperlukan untuk hidup mandiri dalam komunitas, seperti mengelola keuangan, berbelanja, menyiapkan makanan, menggunakan telepon, dan mengelola pengobatan. Seorang pasien yang didiagnosis dengan Kesiapan Peningkatan Perawatan Diri biasanya sudah kompeten dalam sebagian besar atau semua ADLs dasar. Namun, mereka mungkin ingin meningkatkan efisiensi, keamanan, atau kemandirian mereka dalam melakukan aktivitas tersebut, atau mereka mungkin siap untuk mengambil alih IADLs yang sebelumnya dibantu oleh orang lain. Batasan karakteristik utama untuk diagnosis ini bersifat subjektif, yaitu pasien secara verbal atau non-verbal menyatakan keinginan untuk meningkatkan perawatan dirinya. Ini adalah kunci pembeda dari diagnosis lain. Pasien mungkin berkata, "Saya sudah bisa mandi sendiri, tapi saya ingin belajar cara melakukannya tanpa takut terpeleset," atau "Saya ingin mulai memasak makanan sederhana untuk diri saya sendiri lagi." Secara objektif, perawat dapat mengamati bahwa pasien sudah menunjukkan tingkat kemandirian yang baik dalam perawatan diri, memiliki pengetahuan tentang strategi untuk meningkatkannya, dan menunjukkan minat aktif, misalnya dengan bertanya atau mencari informasi. Faktor yang berhubungan dengan kesiapan ini bersifat positif dan memberdayakan. Ini bisa termasuk peningkatan status kesehatan setelah sakit atau cedera, meningkatnya kepercayaan diri, adanya dukungan sosial yang kuat dari keluarga atau teman, lingkungan yang mendukung (misalnya, rumah yang telah dimodifikasi), dan ketersediaan sumber daya yang memadai (finansial, informasi, alat bantu). Peran perawat dalam menghadapi diagnosis ini adalah sebagai fasilitator, pendidik, dan mitra kolaboratif. Perawat tidak bertindak untuk 'memperbaiki' suatu masalah, melainkan untuk mendukung dan memberdayakan pasien dalam mencapai tujuan yang mereka tetapkan sendiri. Intervensi berpusat pada pasien, dimulai dengan mengidentifikasi tujuan spesifik pasien. Apakah tujuannya untuk meningkatkan keamanan saat mandi? Atau untuk belajar menggunakan alat bantu makan adaptif? Atau untuk merencanakan dan menyiapkan makanan sehat secara mandiri? Setelah tujuan diidentifikasi, perawat bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lain (seperti terapis okupasi atau fisioterapis) untuk mengembangkan rencana yang realistis. Ini mungkin melibatkan pengajaran teknik baru, memberikan informasi tentang alat bantu yang tersedia, membantu memodifikasi lingkungan, dan memberikan penguatan positif untuk setiap kemajuan yang dicapai. Contoh klinis: Seorang pria berusia 65 tahun yang baru pulih dari stroke ringan. Dia telah
Article No. 22454 | 28 Oct 2025
Klinis : Bapak Hadi Usia: 68 tahun Diagnosis Medis: Kanker Paru Stadium IV dengan metastasis tulang Riwayat Penyakit Saat Ini: Bapak Hadi didiagnosis kanker paru setahun yang lalu. Beliau telah menjalani kemoterapi dan radioterapi, namun kondisinya terus memburuk. Saat ini, Bapak Hadi mengalami nyeri hebat di punggung dan tulang panggul yang terkadang tidak tertahankan meskipun sudah mengonsumsi obat pereda nyeri. Beliau juga sering merasa sesak napas, terutama setelah beraktivitas ringan. Nafsu makannya menurun drastis, dan berat badannya terus berkurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Kronis
Kode SDKI: D.0078
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Berbeda dengan nyeri akut yang berfungsi sebagai sinyal peringatan adanya cedera atau penyakit dan akan mereda seiring dengan proses penyembuhan, nyeri kronis bertahan melampaui periode penyembuhan normal dan seringkali tidak lagi memiliki fungsi protektif. Kondisi ini menjadi sebuah penyakit tersendiri yang memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan pasien, termasuk fungsi fisik, status psikologis, interaksi sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Pada kasus Bapak Hadi, nyeri kronis yang dialami merupakan manifestasi langsung dari diagnosis medisnya, yaitu Kanker Paru Stadium IV dengan metastasis tulang. Metastasis, atau penyebaran sel kanker ke tulang, adalah penyebab umum nyeri hebat pada pasien kanker. Sel kanker yang tumbuh di dalam tulang dapat menyebabkan kerusakan struktur tulang (lesi litik atau blastik), menekan saraf di sekitarnya, dan melepaskan zat-zat kimia (seperti prostaglandin dan sitokin) yang merangsang reseptor nyeri. Nyeri ini sering digambarkan sebagai nyeri yang dalam, menusuk, dan terus-menerus, yang dapat diperburuk oleh gerakan atau bahkan saat istirahat. Kondisi ini disebut sebagai *cancer pain* atau nyeri kanker, yang merupakan salah satu bentuk nyeri kronis yang paling kompleks dan menantang untuk dikelola.
Secara fisiologis, nyeri kronis melibatkan perubahan pada sistem saraf pusat dan perifer, sebuah fenomena yang dikenal sebagai sensitisasi sentral. Paparan stimulus nyeri yang terus-menerus menyebabkan neuron di sumsum tulang belakang dan otak menjadi lebih mudah teraktivasi dan lebih responsif terhadap rangsangan. Akibatnya, ambang batas nyeri menurun, dan pasien dapat merasakan nyeri yang tidak proporsional dengan stimulus yang ada (hiperalgesia) atau bahkan merasakan nyeri dari stimulus yang biasanya tidak menyakitkan (alodinia). Inilah mengapa nyeri yang dialami Bapak Hadi bisa terasa "tidak tertahankan" meskipun sudah mengonsumsi obat pereda nyeri. Mungkin saja dosis atau jenis analgesik yang diberikan tidak lagi memadai untuk mengontrol mekanisme nyeri yang kompleks ini.
Gejala dan tanda mayor yang relevan dengan diagnosis Nyeri Kronis pada Bapak Hadi meliputi:
1. **Mengeluh Nyeri:** Keluhan utama pasien adalah "nyeri hebat di punggung dan tulang panggul".
2. **Tampak Meringis:** Respons non-verbal yang umum terjadi saat mengalami nyeri hebat.
3. **Gelisah:** Nyeri yang tidak terkontrol seringkali menyebabkan kegelisahan dan ketidakmampuan untuk menemukan posisi yang nyaman.
4. **Sulit Tidur:** Nyeri yang konstan, terutama pada malam hari, dapat mengganggu pola tidur secara signifikan, menyebabkan kelelahan dan memperburuk persepsi nyeri.
Gejala dan tanda minor yang mungkin menyertai antara lain:
* **Penurunan Nafsu Makan:** Nyeri kronis dapat menekan nafsu makan secara langsung atau melalui efek samping pengobatan. Hal ini sejalan dengan kondisi Bapak Hadi yang nafsu makannya menurun drastis.
* **Fokus Menyempit:** Pasien mungkin kesulitan berkonsentrasi pada hal lain selain rasa sakitnya.
* **Depresi atau Perasaan Tertekan:** Hidup dengan nyeri yang konstan dan penyakit yang progresif dapat menyebabkan dampak psikologis yang berat.
Manajemen nyeri kronis pada pasien kanker seperti Bapak Hadi memerlukan pendekatan multidimensional yang tidak hanya berfokus pada farmakologi. Ini melibatkan penilaian nyeri yang komprehensif dan berkelanjutan (lokasi, intensitas, kualitas, faktor pemicu), penggunaan analgesik secara bijaksana (sesuai tangga analgesik WHO), serta intervensi non-farmakologis. Kegagalan dalam mengelola nyeri secara efektif tidak hanya menyebabkan penderitaan fisik tetapi juga mempercepat penurunan kondisi umum pasien, seperti yang terlihat dari penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan pada Bapak Hadi. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis keperawatan Nyeri Kronis adalah langkah krusial untuk merancang rencana asuhan yang holistik dan berpusat pada pasien, dengan tujuan utama meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup di tengah kondisi penyakit yang berat.Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Tingkat Nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Pola napas membaik
- Nafsu makan membaik
- Pola tidur membaik
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri menggunakan skala yang sesuai (misalnya, Numeric Rating Scale).
- Identifikasi respons nyeri non-verbal (misalnya, meringis
-
Article No. 22455 | 28 Oct 2025
Klinis : Identitas Pasien Nama: A.R. Usia: 8 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Tanggal masuk RS: 10 Agustus 2025 Diagnosa medis: Asma bronkial eksaserbasi akut Riwayat Kesehatan Anak dibawa ke IGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan semakin memberat setelah bermain bola di sekolah. Anak tampak gelisah, batuk berdahak, disertai bunyi “ngik-ngik” (wheezing). Riwayat serangan asma sebelumnya ada sejak usia 5 tahun, biasanya membaik dengan nebulisasi. Tidak ada riwayat alergi makanan, tetapi sensitif terhadap debu dan asap rokok. Pemeriksaan Fisik * Keadaan umum: tampak sesak, gelisah * Kesadaran: compos mentis * TD: 100/70 mmHg * Nadi: 112 x/menit * RR: 34 x/menit * Suhu: 37,5°C * SpO₂: 91% * Dada: retraksi otot interkostal, wheezing bilateral * Abdomen: dalam batas normal Pemeriksaan Penunjang * Foto toraks: hiperinflasi paru * Analisa gas darah: hipoksemia ringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
-
Article No. 22456 | 28 Oct 2025
Klinis : Identitas Pasien Nama: A.R. Usia: 8 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Tanggal masuk RS: 10 Agustus 2025 Diagnosa medis: Asma bronkial eksaserbasi akut Riwayat Kesehatan Anak dibawa ke IGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan semakin memberat setelah bermain bola di sekolah. Anak tampak gelisah, batuk berdahak, disertai bunyi “ngik-ngik” (wheezing). Riwayat serangan asma sebelumnya ada sejak usia 5 tahun, biasanya membaik dengan nebulisasi. Tidak ada riwayat alergi makanan, tetapi sensitif terhadap debu dan asap rokok. Pemeriksaan Fisik * Keadaan umum: tampak sesak, gelisah * Kesadaran: compos mentis * TD: 100/70 mmHg * Nadi: 112 x/menit * RR: 34 x/menit * Suhu: 37,5°C * SpO₂: 91% * Dada: retraksi otot interkostal, wheezing bilateral * Abdomen: dalam batas normal Pemeriksaan Penunjang * Foto toraks: hiperinflasi paru * Analisa gas darah: hipoksemia ringan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Asma Bronkial Eksaserbasi Akut
Kode ICD-10: J45.90
Deskripsi Singkat : Asma bronkial eksaserbasi akut adalah perburukan gejala asma yang terjadi secara cepat dan signifikan. Asma merupakan penyakit peradangan kronis pada saluran napas yang ditandai dengan hipereaktivitas bronkus. Selama eksaserbasi, terjadi tiga proses utama: penyempitan otot polos saluran napas (bronkospasme), pembengkakan (edema) pada dinding saluran napas, dan peningkatan produksi lendir. Kombinasi ini menyebabkan penyempitan jalan napas yang parah, sehingga menimbulkan gejala seperti sesak nap
Article No. 22457 | 28 Oct 2025
Klinis : Identitas Pasien Nama: A.R. Usia: 8 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Tanggal masuk RS: 10 Agustus 2025 Diagnosa medis: Asma bronkial eksaserbasi akut Riwayat Kesehatan Anak dibawa ke IGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan semakin memberat setelah bermain bola di sekolah. Anak tampak gelisah, batuk berdahak, disertai bunyi “ngik-ngik” (wheezing). Riwayat serangan asma sebelumnya ada sejak usia 5 tahun, biasanya membaik dengan nebulisasi. Tidak ada riwayat alergi makanan, tetapi sensitif terhadap debu dan asap rokok. Pemeriksaan Fisik * Keadaan umum: tampak sesak, gelisah * Kesadaran: compos mentis * TD: 100/70 mmHg * Nadi: 112 x/menit * RR: 34 x/menit * Suhu: 37,5°C * SpO₂: 91% * Dada: retraksi otot interkostal, wheezing bilateral * Abdomen: dalam batas normal Pemeriksaan Penunjang * Foto toraks: hiperinflasi paru * Analisa gas darah: hipoksemia ringan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Asma bronkial eksaserbasi akut
Kode ICD-10: J45.901
Deskripsi Singkat : Asma bronkial eksaserbasi akut adalah kondisi perburukan gejala asma yang terjadi secara mendadak dan berat. Pasien mengalami penyempitan saluran napas (bronkus) yang signifikan akibat inflamasi, menyebabkan kesulitan bernapas (sesak), batuk, dan bunyi napas mengi (wheezing). Kondisi ini, seperti pada kasus ini, sering dipicu oleh faktor seperti aktivitas fisik, alergen, atau iritan (debu, asap). Tanda-tanda klinisnya meliputi peningkatan laju pernapasan (takipnea), penggunaan otot bantu napas (retraksi interkostal), dan penurunan saturasi oksigen (hipoksemia), yang menandakan perlunya intervensi medis segera.
Kode ICD-10 J45.901 secara spesifik mengidentifikasi kondisi ini. Kode **J45** adalah kategori umum untuk asma. Angka **.9** menunjukkan bahwa jenis asmanya tidak dispesifikasikan (unspecified), karena tidak ada keterangan jelas apakah tergolong alergi atau non-alergi dalam diagnosis. Digit selanjutnya, **01**, adalah penentu kunci yang mengindikasikan bahwa pasien sedang mengalami 'eksaserbasi akut' atau serangan parah. Penggunaan kode ini penting untuk menggambarkan tingkat keparahan kondisi pasien saat ini, yang memerlukan penanganan medis darurat, bukan sekadar diagnosis asma kronis.***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 22458 | 28 Oct 2025
Klinis : Tanggal 22 April 2021 jam 14.30 WIB, didapatkan hasil klien. Klien bernama An.R, Alamat Plasan Sidoharjo Sragen, umur 12 tahun 8 bulan, jenis kelamin perempuan, status pelajar, agama Islam, nomor rekam medik 369324. Tanggal masuk 22 April 2013 pukul 14.30 WIB. Dokter mendiagnosa An.R gastritis akut dan kemudian An.R dirawat dibangsal Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Penanggung jawab terhadap An.R adalah Ny. E, beragama Islam, umur 40 tahun, pekerjaan wiraswasta, alamat Plasan Sidoharjo, Sragen. Hubungan dengan klien adalah sebagai ibu. Keluhan utama yang ada pada pasien saat dikaji adalah nyeri pada ulu hati. Riwayat kesehatan saat ini keluarga mengatakan An.R mengeluh nyeri pada ulu hati sejak hari minggu, dengan P karena terlambat makan dan nyeri bertambah berat apabila digunakan untuk beraktifitas, R pada ulu hati, Q seperti tertusuk-tusuk, T nyeri terus - menerus, oleh karena itu An.R dibawa ke puskesmas terdekat. Di Puskesmas An.R masih mengeluh nyeri maka oleh keluarga An.R dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, pada hari senin tanggal 22 April 2013 sampai di IGD An.R mendapat terapi infus RL 16 tpm, dan injeksi vicillin 500 mg. Riwayat kesehatan masa lalu, An.R lahir tanggal 25 Desember 2000 dan Selama hamil Ny. E tidak mengkonsumsi obat-obatan, An.R merupakan anak pertama, Ny. E baru melahirkan anak pertama dan belum pernah aborsi. Tipe kelahirannya secara normal spontan, lama kelahirankira-kira 1 jam dan bertempat di bidan terdekat. Pada saat lahir, di temukan data dari An.R bahwa berat badan lahir 3500 gr dan panjang lahir 50 cm dan tidak terdapat kelainan bawaan. An.R belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, dan baru pertama kali ini masuk rumah sakit, biasanya bila An.R sakit, keluarga hanya membawa ke dokter terdekat. Di dalam keluarga ada memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ibu pasien dan tidak ada yang memiliki penyakit gastritis. An.R tidak memiliki riwayat 8 alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan. Pertumbuhan dan perkembangan An.R saat ini dapat dilihat berdasarkan berat badan lahir 3500 gr dan berat badan sekarang adalah 35 kg, sedangkan gigi tumbuh pertama kali umur 1 tahun. Ibu An.R mengatakan bahwa An.R sejak bayi sudah mendapat imunisasi lengkap. Kebiasaan An.R tidur 7 sampai 8 jamper hari, An.R dapat melakukan Toiletting dan Activity Daily Life secara mandiri. Pemeriksaan fisik ditemukan data berat badan An.R 35 kg. Pada pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan data tanggal 22 April 2021 suhu tubuh 36,6 0 C, pernapasan 22 kali permenit, denyut nadi 86 kali permenit, tekanan darah 100/70 mmHg. Pada Pemeriksaan umum didapatkan data keadaan umum An.R baik dan kesadaran composmentis. Turgor Kulit baik, caffilarri refill 2 detik. Kepala bentuk mesosephal, simetris, rambut hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe. Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tak ikterik. Hidung normal, simetris, tidak ada polip, bersih tidak ada sekret. Mulut tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering, Leher tidak terdapat kaku kuduk, tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, dan reflek telan baik. Pemeriksaan fisik dada (paru-paru), inspeksi dada simetris kanan dan kiri, palpasi vokal premitus kanan dan kiri sama, pengembangan dada kanan dan kiri sama, perkusi sonor di paru, Auskultasi vesikuler. Dada (jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di Inter Costa V, perkusi pekak, Auskultasi bunyi jantung 1 sama dengan bunyi jantung 2 (normal). Pada pemeriksaan 9 abdomen inspeksi simetris, tidak ada hernia umbilicus, Auskultasi bising usus 20 kali per menit, palpasi nyeri tekan di kuadran dua (epigastrum), perkusi timpani. Riwayat nutrisi dan cairan sebelum sakit An.R makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. An.R minum 8 gelas air putih sehari. Selama sakit keluarga An.R mengatakan nafsu makan An.R menurun. An R makan 3 kali sehari tapi hanya habis 1/4 porsi diit rumah sakit. An.R minum 4 sampai 5 gelas air putih tiap hari. Pada pengkajian sistem pencernaan, pada bagian nutrisi diperoleh data WAZ -1,15 tergolong berat badan menurut umur normal, dan HAZ -2,42 tergolong tinggi badan menurut umur normal. Pola Eliminasi sebelum sakit An.R mengatakan buang air kecil 4 sampai 5 kali sehari, warna kuning, bau khas sedangkan buang air besar 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning, berbau khas. Selama sakit An.R mengatakan buang air kecil 4 sampai 5 kali sehari warna kuning, bau khas. An.R juga mengatakan belum buang air besar selam a dirawat di rumah sakit. Pengkajian riwayat kesehatan keluarga didapatkan data bahwa An.R merupakan anak pertama dari pasangan Tn.R dan Ny.E keluarga An.R mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti pasien, Didalam keluarga terdapat riwayat penyakit hipertensi yaitu ibu pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan sinyal peringatan dari sistem saraf bahwa tubuh sedang mengalami cedera atau kerusakan. Nyeri akut berfungsi sebagai mekanisme protektif yang mendorong individu untuk bereaksi dan melindungi area yang sakit. Pada kasus An.R, diagnosis medis gastritis akut menunjukkan adanya proses inflamasi atau peradangan pada mukosa (lapisan dalam) lambung. Inflamasi ini merupakan bentuk kerusakan jaringan yang menjadi agen pencedera fisiologis, sehingga memicu respons nyeri. Keluhan utama pasien, yaitu nyeri pada ulu hati (epigastrium), adalah manifestasi klinis yang sangat khas dari gastritis.
Pengkajian nyeri yang komprehensif sangat penting untuk menegakkan diagnosis keperawatan ini. Metode pengkajian yang umum digunakan adalah PQRST, yang telah dideskripsikan dengan jelas dalam kasus An.R. **P (Provokasi/Paliasi):** Nyeri dipicu karena terlambat makan, yang menyebabkan asam lambung meningkat dan mengiritasi mukosa yang sudah meradang. Nyeri bertambah berat saat beraktivitas, kemungkinan karena peningkatan tekanan intra-abdomen atau pergerakan yang menggesek area yang meradang. **Q (Kualitas):** Pasien mendeskripsikan nyeri "seperti tertusuk-tusuk," yang menggambarkan karakteristik nyeri viseral yang tajam dan dalam, khas pada gangguan organ internal seperti lambung. **R (Region/Radiasi):** Lokasi nyeri spesifik di ulu hati (regio epigastrium), sesuai dengan letak anatomis lambung. **S (Severity):** Meskipun tidak ada skala nyeri numerik yang disebutkan, tingkat keparahan nyeri cukup signifikan hingga membuat pasien dibawa ke puskesmas dan kemudian dirujuk ke rumah sakitArticle No. 22428 | 27 Oct 2025
Klinis : diagnose keperawatan gula darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (Hiperglikemia)
Kode SDKI: D.0027
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah suatu kondisi di mana terjadi variasi kadar glukosa dalam darah yang naik (hiperglikemia) atau turun (hipoglikemia) dari rentang normal. Dalam konteks "gula darah tinggi", fokus diagnosis ini adalah pada kondisi hiperglikemia, yaitu ketika kadar glukosa darah melebihi batas normal (umumnya >126 mg/dL saat puasa atau >200 mg/dL dua jam setelah makan). Kondisi ini merupakan masalah keperawatan sentral dalam manajemen pasien dengan gangguan metabolisme karbohidrat, terutama Diabetes Melitus (DM).
Secara fisiologis, glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh. Hormon insulin, yang diproduksi oleh sel beta pankreas, berperan sebagai kunci untuk memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel. Pada kondisi hiperglikemia, terjadi gangguan pada mekanisme ini. Penyebab utamanya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu defisiensi insulin absolut (seperti pada DM Tipe 1, di mana sistem imun menghancurkan sel beta pankreas) atau resistensi insulin (seperti pada DM Tipe 2, di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara efektif), yang seringkali disertai dengan defisiensi insulin relatif.
Etiologi atau penyebab yang mendasari diagnosis ini sangat beragam. Disfungsi pankreas, baik akibat penyakit autoimun, pankreatitis, maupun kanker, dapat secara langsung mengganggu produksi insulin. Resistensi insulin sering kali terkait dengan faktor gaya hidup seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat. Faktor lain yang signifikan termasuk manajemen diabetes yang tidak efektif, seperti ketidakpatuhan pasien terhadap rencana pengobatan (melewatkan dosis obat antidiabetik atau insulin), asupan diet yang tidak terkontrol (konsumsi karbohidrat berlebih), serta kurangnya pemahaman atau edukasi mengenai penyakitnya. Stres, baik fisik (misalnya infeksi, pembedahan) maupun emosional, juga dapat memicu pelepasan hormon kontra-regulator (seperti kortisol dan adrenalin) yang meningkatkan kadar glukosa darah.
Manifestasi klinis dari hiperglikemia dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala dan tanda mayor yang menjadi acuan utama adalah kelelahan atau kelesuan yang signifikan, karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup meskipun kadar glukosa di darah tinggi. Secara objektif, hasil pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan kadar glukosa darah dan/atau urine yang tinggi. Gejala dan tanda minor yang sering menyertai meliputi trias klasik diabetes: poliuria (peningkatan frekuensi buang air kecil) karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urine (diuresis osmotik), polidipsia (rasa haus yang berlebihan)Article No. 22429 | 27 Oct 2025
Klinis : diagnose keperawatan gula darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: D.0027
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah suatu kondisi di mana terjadi variasi kadar glukosa dalam darah yang naik (hiperglikemia) atau turun (hipoglikemia) dari rentang normal. Diagnosis ini tidak hanya berfokus pada satu episode gula darah tinggi, tetapi pada pola fluktuasi yang berisiko membahayakan kesehatan pasien. Kondisi ini merupakan masalah keperawatan sentral dalam manajemen pasien dengan gangguan metabolisme glukosa, terutama Diabetes Melitus (DM) Tipe 1, Tipe 2, dan gestasional.
Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, dan kadarnya dalam darah diatur secara ketat oleh hormon, terutama insulin dan glukagon, yang diproduksi oleh pankreas. Insulin berfungsi membantu sel menyerap glukosa dari darah untuk diubah menjadi energi, sehingga menurunkan kadar glukosa darah. Sebaliknya, glukagon bekerja untuk meningkatkan kadar glukosa darah dengan merangsang hati melepaskan glukosa yang tersimpan. Pada individu sehat, mekanisme umpan balik ini menjaga kadar glukosa darah dalam rentang sempit (biasanya 70-140 mg/dL).
Penyebab utama ketidakstabilan ini adalah disfungsi pankreas, seperti pada DM Tipe 1 di mana produksi insulin absolut tidak ada, atau resistensi insulin pada DM Tipe 2 di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara efektif. Faktor lain yang berkontribusi meliputi:
1. **Ketidakpatuhan Manajemen Diabetes:** Pola makan yang tidak teratur, melewatkan atau salah dosis obat antidiabetik (oral maupun insulin), dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan lonjakan atau penurunan drastis kadar glukosa.
2. **Asupan Diet Tidak Tepat:** Konsumsi karbohidrat berlebihan atau tidak sesuai jadwal dapat menyebabkan hiperglikemia, sementara asupan yang kurang dari kebutuhan dapat memicu hipoglikemia, terutama pada pasien yang menggunakan insulin.
3. **Kurang Aktivitas Fisik atau Aktivitas Berlebihan:** Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Kurangnya aktivitas dapat memperburuk hiperglikemia, sementara olahraga berat tanpa penyesuaian asupan karbohidrat atau dosis insulin dapat menyebabkan hipoglikemia.
4. **Stres Fisiologis dan Psikologis:** Stres (misalnya, karena infeksi, pembedahan, atau tekanan emosional) memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
5. **Manajemen Medikasi Tidak Efektif:** Dosis obat yang tidak tepat, interaksi obat, atau efek samping dari obat lain (misalnya, kortikosteroid) dapat mengganggu kontrol glikemik.
6. **Kurang Terpapar Informasi:** Ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang cara mengelola diabetes, memonitor glukosa, mengenali gejala hiper/hipoglikemia, dan cara menanganinya merupakan hambatan besar dalam mencapai stabilitas.
Gejala dan tanda mayor dari diagnosis ini adalah adanya variasi kadar glukosa dalam darah atau urine yang signifikan dan keluhan subjektif berupa lelah atau lesu yang persisten. Gejala dan tanda minor mencakup manifestasi dari hiperglikemia dan hipoglikemia. Tanda hiperglikemia meliputi rasa haus yang meningkat (polidipsia), sering buang air kecil (poliuria), nafsu makan meningkat (polifagia), mulut kering, kulit kering, dan pandangan kabur. Jika tidak ditangani, dapat berlanjut ke kondisi gawat darurat seperti Ketoasidosis Diabetik (KAD) atau Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar (SHH). Sebaliknya, tanda hipoglikemia meliputi pusing, gemetar (tremor), keringat dingin, sulit bicara, kebingungan, konsentrasi terganggu, hingga penurunan kesadaran atau kejang.
Peran perawat dalam menangani diagnosis ini sangat krusial. Pengkajian keperawatan harus mencakup riwayat kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, tingkat stres, kepatuhan pengobatan, dan kemampuan pasien dalam melakukan pemantauan glukosa mandiri. Perawat bertanggung jawab untuk memantau kadar glukosa darah secara berkala, mengidentifikasi pola fluktuasi, serta mengenali dan merespons tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia secara cepat. Intervensi tidak hanya bersifat kuratif (misalnya, kolaborasi pemberian insulin koreksi) tetapi juga preventif dan edukatif, dengan tujuan memberdayakan pasien dan keluarga untuk mengelola kondisi mereka secara mandiri dan efektif, sehingga mencegah komplikasi akut maupun kronis seperti kerusakan saraf (neuropati), ginjal (nefropati), dan mata (retinopati).Kode SLKI: L.03022
Luaran yang Diharapkan: Kestabilan Kadar Glukosa Darah. Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan kadar glukosa dalam darah pasien berada pada rentang yang stabil dan normal. Ekspektasi luaran adalah **Membaik**, yang ditandai dengan pencapaian kriteria hasil sebagai berikut: keluhan lelah/lesu menurun, pusing menurun, mulut kering menurun, rasa haus yang berlebihan menurun, dan pandangan kabur menurun. Secara objektif, kadar glukosa dalam darah dan urine menunjukkan perbaikan menuju rentang target yang ditetapkan, serta tingkat kesadaran pasien meningkat atau tetap dalam batas normal. Frekuensi terjadinya episode hipoglikemia (misalnya, tremor, keringat dingin) dan hiperglikemia (misalnya, poli
Article No. 22430 | 27 Oct 2025
Klinis : DO: Tn. E memiliki riwayat hipertensi, IMT 29 Tn. B (ayah Tn.E) mengalami stroke 2 tahun yang lalu dan memiliki kelemahan anggota gerak kanan Keluarga tampak harmonis Anak S sangat aktif sehingga BB kurang Tempat tinggal Tn.E berada di area padat penduduk DS: Ny. A sering tidak sempat melatih rentang gerak pada Tn. B karena repot mengurus anaknya. Ny. A juga lupa beberapa gerakan latihan rentang gerak yang sudah diajarkan oleh perawat untuk Tn. B. Tn.E merasa tidak ada keluhan sehingga tidak periksa dan tidak minum obat karena takut kecanduan obat Keluarga Tn.E melakukan perawatan mandiri secara konvensional. Apabila tidak kunjung sembuh, baru berkunjung ke puskesmas Tn.E & Ny.A jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin Keluarga Tn.E merasa terganggu dengan kondisi sekitar tempat tinggal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0115
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif didefinisikan sebagai pola penatalaksanaan program terapi untuk penyakit dan sekuelanya pada tingkat keluarga yang tidak memuaskan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik. Kondisi ini bukan sekadar kegagalan individu, melainkan sebuah dinamika kompleks di dalam unit keluarga yang menghambat kemampuan kolektif mereka untuk mengelola tantangan kesehatan secara proaktif dan efektif. Dalam kasus keluarga Tn. E, diagnosis ini menjadi sentral karena mencakup berbagai masalah yang saling terkait antar anggota keluarga, yang jika dilihat secara terpisah tidak akan memberikan gambaran utuh tentang akar masalahnya.
Penyebab dari kondisi ini bersifat multifaktorial. Dalam konteks keluarga Tn. E, beberapa faktor penyebab yang teridentifikasi antara lain:
1. **Kompleksitas Program Terapi:** Keluarga ini menghadapi dua kondisi kronis yang berbeda: hipertensi pada Tn. E dan sekuela stroke pada Tn. B. Masing-masing memerlukan pemahaman, keterampilan, dan komitmen yang berbeda. Tn. E perlu patuh terhadap pengobatan dan pemantauan tekanan darah, sementara Tn. B memerlukan latihan rentang gerak (ROM) secara rutin untuk mencegah kontraktur dan mempertahankan fungsi.
2. **Tuntutan yang Berlebihan pada Individu:** Ny. A memegang peran sentral sebagai perawat utama (caregiver) bagi Tn. B sekaligus sebagai ibu dari anak yang sangat aktif (Anak S). Beban ganda ini menyebabkan ia tidak memiliki cukup waktu dan energi, yang secara langsung berdampak pada kemampuannya untuk secara konsisten melatih ROM pada Tn. B. Hal ini diperparah dengan defisit pengetahuan, di mana ia lupa beberapa gerakan yang telah diajarkan.
3. **Konflik Persepsi dan Keyakinan Kesehatan:** Tn. E menunjukkan persepsi yang keliru tentang kondisinya. Ia merasa "tidak ada keluhan" sehingga mengabaikan pengobatan hipertensi, yang merupakan "silent killer". Keyakinannya yang salah tentang "kecanduan obat" menjadi penghalang utama dalam manajemen penyakitnya. Sikap ini mencerminkan kurangnya pemahaman tentang sifat penyakit kronis dan pentingnya kepatuhan jangka panjang.
4. **Pola Pencarian Bantuan Kesehatan yang Reaktif:** Kebiasaan keluarga untuk melakukan perawatan mandiri secara konvensional dan baru mencari bantuan medis profesional jika tidak kunjung sembuh menunjukkan pola manajemen kesehatan yang reaktif, bukan preventif. Hal ini sangat berisiko, terutama untuk kondisi seperti hipertensi yang komplikasinya bisa terjadi secara tiba-tiba dan fatal.
Gejala dan tanda mayor yang sangat jelas pada keluarga ini adalah ketidakefektifan aktivitas keluarga dalam memenuhi tujuan kesehatan. Tn. E tidak mengelola hipertensinya, yang meningkatkan risikonya untuk mengalami kejadian kardiovaskular seperti stroke yang dialami ayahnya. Ny.Article No. 22431 | 27 Oct 2025
Klinis : pasien merasa cemas dan takut penyakitnya makin parah dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya pasien juga mengatakan bahwa ia takut kalau dia tidak bisa lagi melakukan aktivitas keyakinan selama 5 waktu dia juga merasa bahwa kekuatannya seperti hilang saat mendapatkan serangan stroke dia tidak bisa lagi menjadi guru dan sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya saat dikaji istri-istri dari pasien mengatakan kalau selama menderita stroke pasien selalu menangis karena dia takut tidak bisa lagi menjadi seorang guru dan seorang kepala rumah tangga karena sampai saat ini istrinya juga mengatakan sejak menderita stroke Tuan H menjadi malas makan sering sakit kepala menjadi seorang yang pilih-pilih makanan dan mudah marah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ansietas
Kode SDKI: D.0080
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ansietas, atau kecemasan, didefinisikan sebagai kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Ini adalah respons alami terhadap stres, namun menjadi masalah keperawatan ketika respons tersebut berlebihan, berkepanjangan, dan mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pasien pasca-stroke seperti Tuan H, ansietas merupakan respons psikologis yang sangat umum dan signifikan. Serangan stroke adalah peristiwa traumatis yang mengubah hidup secara mendadak, memicu krisis situasional dan mengancam konsep diri, keamanan finansial, serta hubungan interpersonal.
Penyebab ansietas pada kasus ini bersifat multifaktorial. Krisis situasional yang dialami Tuan H adalah diagnosis stroke itu sendiri, yang membawa ketidakpastian tentang masa depan, pemulihan, dan potensi kecacatan. Hal ini menimbulkan ancaman nyata terhadap konsep dirinya; ia tidak lagi memandang dirinya sebagai "guru" atau "kepala rumah tangga" yang kuat, yang tercermin dari perasaannya bahwa "kekuatannya seperti hilang". Ketakutan akan kehilangan peran dan identitas ini adalah sumber stresor yang sangat besar. Selain itu, terdapat ancaman terhadap kebutuhan dasar dan hubungan interpersonal, seperti ketakutannya akan kehilangan istri yang dicintainya. Kurangnya paparan informasi yang adekuat mengenai prognosis dan proses rehabilitasi juga dapat memperburuk perasaan cemas dan tidak berdaya.
Secara klinis, ansietas Tuan H termanifestasi melalui berbagai gejala dan tanda mayor maupun minor. Gejala subjektif mayor yang paling menonjol adalah perasaan khawatir yang intens terhadap akibat dari kondisinya ("takut penyakit1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178 2179