Kondisi: berak-berak encer,muntah
Kode SDKI: D.0020
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. Kondisi ini merupakan salah satu masalah gastrointestinal yang paling umum ditemui dan dapat menyerang individu dari segala usia, mulai dari bayi hingga lansia. Diare bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala dari kondisi medis yang mendasarinya. Secara fisiologis, diare terjadi ketika ada gangguan pada proses penyerapan air dan elektrolit di usus besar, atau ketika terjadi peningkatan sekresi cairan ke dalam lumen usus, atau percepatan motilitas usus yang menyebabkan waktu transit feses menjadi lebih singkat. Gejala utama yang menjadi tanda mayor objektif dari diagnosis ini adalah defekasi dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi feses yang lembek atau cair. Gejala penyerta yang sering muncul (tanda minor) meliputi urgensi (dorongan kuat untuk buang air besar), nyeri atau kram abdomen, peningkatan frekuensi peristaltik, dan bising usus yang hiperaktif. Kondisi "berak-berak encer" secara langsung memenuhi kriteria ini, sementara "muntah" merupakan gejala penyerta yang sering terjadi dan memperburuk risiko dehidrasi serta ketidakseimbangan elektrolit.
Penyebab diare sangat bervariasi dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori. Dari segi fisiologis, penyebab paling umum adalah proses infeksi oleh virus (seperti Rotavirus, Norovirus), bakteri (seperti E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter), atau parasit (seperti Giardia lamblia, Entamoeba histolytica). Infeksi ini memicu respons inflamasi pada mukosa usus, yang mengganggu fungsi absorpsi dan meningkatkan sekresi cairan. Selain infeksi, kondisi non-infeksius seperti malabsorbsi (misalnya, intoleransi laktosa, penyakit celiac), inflamasi gastrointestinal kronis (misalnya, penyakit Crohn, kolitis ulserativa), dan iritasi gastrointestinal akibat konsumsi makanan tertentu juga dapat menjadi pemicu. Dari segi psikologis, ansietas dan tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi sistem saraf otonom yang mengatur motilitas usus, sehingga mempercepat transit feses dan menyebabkan diare. Faktor situasional juga memegang peranan penting, seperti terpapar kontaminan atau toksin melalui makanan dan minuman yang tidak higienis, penyalahgunaan obat pencahar (laksatif), efek samping dari program pengobatan (misalnya, antibiotik yang mengganggu flora normal usus, agen kemoterapi), serta perubahan mendadak pada pola makan atau jenis air yang dikonsumsi.
Dampak utama dari diare, terutama jika disertai muntah, adalah kehilangan cairan dan elektrolit (seperti natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat) yang signifikan. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini dapat mengarah pada dehidrasi, hipovolemia (penurunan volume darah), syok hipovolemik, gangguan ginjal akut, dan ketidakseimbangan elektrolit yang dapat mengancam jiwa, terutama pada populasi rentan seperti anak-anak dan lansia. Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai meliputi mulut kering, rasa haus yang meningkat, penurunan frekuensi buang air kecil, urin berwarna gelap, kelemahan, pusing, dan penurunan turgor kulit. Oleh karena itu, pengkajian keperawatan yang komprehensif harus mencakup evaluasi status hidrasi, pemantauan tanda-tanda vital, serta identifikasi penyebab yang mendasari diare untuk merencanakan intervensi yang efektif. Penegakan diagnosis keperawatan Diare menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memulihkan fungsi normal eliminasi fekal pasien.
Kode SLKI: L.04033
Luaran yang Diharapkan: Eliminasi Fekal (Membaik). Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pola eliminasi fekal pasien kembali normal, dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Kontrol pengeluaran feses meningkat.
- Konsistensi feses membaik (dari cair/lembek menjadi lunak/terbentuk).
- Frekuensi defekasi membaik (kembali ke pola normal pasien, kurang dari 3 kali sehari).
- Nyeri abdomen menurun.
- Kram abdomen menurun.
- Peristaltik usus membaik (tidak hiperaktif).
- Bising usus membaik (kembali ke frekuensi normal).
Kode SIKI: I.03011
Intervensi Utama: Manajemen Diare. Tindakan yang dilakukan untuk mengelola dan mengatasi diare serta mencegah komplikasinya.
Observasi:
- Identifikasi penyebab diare (misalnya, inflamasi gastrointestinal, iritasi, proses infeksi, malabsorbsi, stres).
- Identifikasi riwayat pemberian makanan.
- Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja.
- Monitor tanda dan gejala hipovolemia (misalnya, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, mukosa bibir kering).
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal akibat diare.
- Monitor jumlah pengeluaran diare (misalnya dengan menggunakan kantong feses atau pengukur lain).
Terapeutik:
- Berikan asupan cairan oral; anjurkan minum banyak cairan seperti larutan garam gula (oralit), teh, atau air