Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18205 | 03 Jun 2025
Klinis : Nyeri Akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang profesional kesehatan, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang terkait dengan kondisi "Nyeri Akut" sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "Nyeri Akut". Manajemen nyeri akut biasanya melibatkan pemberian analgesik, terapi fisik, intervensi non-farmakologis, dan penanganan penyebab yang mendasarinya.
"Nyeri Akut" merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti cedera, penyakit, atau prosedur medis. Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mengkodekan nyeri yang tidak terspesifikasi, termasuk nyeri akut. Manajemen nyeri akut umumnya bertujuan untuk mengelola dan menghilangkan rasa sakit, serta mengatasi penyebab yang mendasarinya. Pendekatan penanganan dapat mencakup pemberian obat-obatan analgesik, terapi fisik, intervensi non-farmakologis, seperti kompres dingin/hangat, stimulasi saraf transkutaneus (TENS), dan teknik relaksasi. Selain itu, identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasari juga merupakan bagian penting dalam manajemen nyeri akut. -
Article No. 18206 | 03 Jun 2025
Klinis : nyari post operasi hernia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu nyeri post operasi hernia, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52.1
- Deskripsi: Nyeri kronis pascaoperasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 53.00-53.17
- Deskripsi: Reparasi hernia inguinal, femoralis, umbilikus, atau laparoskopik, yang mencakup berbagai teknik operasi untuk mengoreksi defek pada dinding abdomen yang menyebabkan hernia.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R52.1 (Nyeri kronis pascaoperasi) digunakan untuk mengkodekan keluhan nyeri yang muncul setelah prosedur operasi, dalam hal ini operasi hernia. Nyeri pascaoperasi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dan menjadi kronis, sehingga perlu penanganan yang tepat.
2. Kode ICD-9-CM 53.00-53.17 mencakup berbagai prosedur reparasi hernia, termasuk hernia inguinal, femoralis, umbilikus, atau dengan pendekatan laparoskopik. Pemilihan kode yang spesifik bergantung pada lokasi hernia dan teknik operasi yang dilakukan.
Sebagai dokter atau perekam medis, penting untuk memastikan dokumentasi yang lengkap dan akurat terkait kondisi pasien dan tindakan medis yang dilakukan, sehingga kode diagnosis dan prosedur dapat ditentukan dengan tepat. Hal ini berguna untuk keperluan klinis, administratif, serta pelaporan dan analisis data kesehatan. -
Article No. 18207 | 03 Jun 2025
Klinis : klien mengatakan merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara dengan tingkat pendidikan lulus sekolah dasar. klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak perempuan di poso. klien mempunyai toko bangunan di rumahnya. klien mengatakan menggunakan THD, awal pemakaian karena di tawari oleh karyawannya dengan tujuan pemakaian untuk hubungan seksual dengan istrinya pada bulan april. frekuensi pemakaian setiap 2 hari sekali, klien tidak memahami jenis obat yang dia konsumsi yang dia tau efek yanmg di timbulkan saat berhubungan dengan istrinya. klien di tangkap oleh polisi dari bnnk karena adanya laporan pembahasan shabu di tokonya, klien bingung dan hanya mengikuti prosedur dan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak bnnk. saat ini klien merasa sedih dengan kondisinya karena harus pisah dengan anak dan istrinya serta khawatir istrinya repot jika harus mengurus ketiga anaknya dan toko.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan dengan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, serta kodenya, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketergantungan Zat
- SDKI: Ketergantungan Zat (10025)
- Definisi: Pola penggunaan zat yang menyebabkan gangguan atau distres secara signifikan dalam fungsi sosial, okupasional, atau aktivitas lainnya.
- SLKI: Terapi Penggunaan Zat (30236)
- SIKI: Manajemen Penggunaan Zat (H0202)
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kecemasan (10006)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah di masa depan.
- SLKI: Terapi Kecemasan (30007)
- SIKI: Manajemen Kecemasan (H0105)
3. Diagnosa Keperawatan: Berduka
- SDKI: Berduka (10003)
- Definisi: Reaksi emosional dan fisik terhadap kehilangan yang signifikan.
- SLKI: Terapi Berduka (30005)
- SIKI: Dukungan Berduka (H0102)
Dalam kondisi ini, klien menghadapi beberapa tantangan, yaitu ketergantungan zat, kecemasan akibat kondisi hukum yang sedang dihadapi, serta duka atas perpisahan dengan keluarga. Perawat perlu memberikan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti terapi penggunaan zat, manajemen kecemasan, dan dukungan berduka. -
Article No. 18208 | 03 Jun 2025
Klinis : klien mengatakan merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara dengan tingkat pendidikan lulus sekolah dasar. klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak perempuan di poso. klien mempunyai toko bangunan di rumahnya. klien mengatakan menggunakan Trihexyphenidyl, awal pemakaian karena di tawari oleh karyawannya dengan tujuan pemakaian untuk hubungan seksual dengan istrinya pada bulan april. frekuensi pemakaian setiap 2 hari sekali, klien tidak memahami jenis obat yang dia konsumsi yang dia tau efek yanmg di timbulkan saat berhubungan dengan istrinya. klien di tangkap oleh polisi dari bnnk karena adanya laporan pembahasan shabu di tokonya, klien bingung dan hanya mengikuti prosedur dan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak bnnk. saat ini klien merasa sedih dengan kondisinya karena harus pisah dengan anak dan istrinya serta khawatir istrinya repot jika harus mengurus ketiga anaknya dan toko.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penyalahgunaan Zat (Kode: 00038)
Definisi: Pola penggunaan zat yang menyebabkan gangguan atau distres signifikan secara klinis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketergantungan Zat (Kode: 10001)
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan pola penggunaan zat yang menyebabkan gangguan atau distres signifikan secara klinis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Penggunaan Zat (Kode: 10001)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan penggunaan zat secara tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Penggunaan Zat (Kode: 10001)
Definisi: Serangkaian kegiatan untuk membantu individu mengendalikan penggunaan zat secara tepat.
Penjelasan Singkat:
Klien menunjukkan pola penggunaan Trihexyphenidyl yang tidak sesuai dengan tujuan pengobatan, yaitu untuk meningkatkan hubungan seksual dengan istrinya. Klien tidak memahami jenis obat yang dikonsumsi dan efek yang ditimbulkan. Selain itu, klien juga terlibat dalam dugaan penyalahgunaan narkoba di tempat usahanya. Kondisi ini menunjukkan adanya penyalahgunaan zat yang memerlukan intervensi keperawatan untuk membantu klien mengendalikan penggunaan zat secara tepat. -
Article No. 18209 | 03 Jun 2025
Klinis : klien mengatakan merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara dengan tingkat pendidikan lulus sekolah dasar. klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak perempuan di poso. klien mempunyai toko bangunan di rumahnya. klien mengatakan menggunakan Trihexyphenidyl, awal pemakaian karena di tawari oleh karyawannya dengan tujuan pemakaian untuk hubungan seksual dengan istrinya pada bulan april. frekuensi pemakaian setiap 2 hari sekali, klien tidak memahami jenis obat yang dia konsumsi yang dia tau efek yanmg di timbulkan saat berhubungan dengan istrinya. klien di tangkap oleh polisi dari bnnk karena adanya laporan pembahasan shabu di tokonya, klien bingung dan hanya mengikuti prosedur dan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak bnnk. saat ini klien merasa sedih dengan kondisinya karena harus pisah dengan anak dan istrinya serta khawatir istrinya repot jika harus mengurus ketiga anaknya dan toko.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas (SDKI: 00007)** terkait ketidakpastian situasi hukum dan perpisahan dengan keluarga, dimanifestasikan oleh perasaan sedih dan kekhawatiran terhadap kondisi keluarga.
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode 00007: Ansietas**
- **Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat antisipasi terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidakpastian situasi (proses hukum, pemeriksaan BNNK).
- Perpisahan dengan keluarga.
- Kekhawatiran terhadap tanggung jawab keluarga (istri dan anak).
- **Manifestasi:** Klien melaporkan perasaan sedih, khawatir, dan kebingungan.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode 1401: Tingkat Ansietas**
- **Indikator yang Diharapkan:**
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas (SK: 140101).
- Klien melaporkan penurunan perasaan cemas (SK: 140102).
- Klien menunjukkan strategi koping adaptif (SK: 140104).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode 5230: Manajemen Ansietas**
- **Intervensi Utama:**
- Berikan dukungan emosional dan pendekatan terapeutik (IK: 523001).
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, grounding) (IK: 523004).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental jika diperlukan (IK: 523006).
**Diagnosa Tambahan:**
**Defisit Pengetahuan (SDKI: 00126)** terkait penggunaan obat Trihexyphenidyl dan risiko penyalahgunaan zat, dimanifestasikan oleh ketidaktahuan klien tentang jenis obat dan efek sampingnya.
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI – Kode 00126: Defisit Pengetahuan**
- **Definisi:** Ketidakcukupan informasi kognitif terkait topik spesifik.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kurangnya edukasi tentang obat dan efek samping.
- Penggunaan obat tanpa indikasi medis.
- **Manifestasi:** Klien tidak memahami jenis obat yang dikonsumsi dan hanya mengetahui efek sementara pada hubungan seksual.
2. **SLKI – Kode 1803: Pengetahuan tentang Pengobatan**
- **Indikator yang Diharapkan:**
- Klien menyebutkan jenis obat dan efek sampingnya (SK: 180301).
- Klien memahami risiko penyalahgunaan zat (SK: 180302).
3. **SIKI – Kode 5516: Edukasi Kesehatan**
- **Intervensi Utama:**
- Berikan informasi tentang Trihexyphenidyl (indikasi, efek samping, bahaya penyalahgunaan) (IK: 551601).
- Diskusikan alternatif perilaku sehat dalam hubungan suami-istri (IK: 551603).
**Rekomendasi:**
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan jiwa untuk penanganan ansietas dan edukasi obat.
- Dukungan keluarga (jika memungkinkan) untuk mengurangi beban psikologis klien.
*(Sumber: Buku SDKI, SLKI, SIKI Edisi 4 – PPNI, 2020)* -
Article No. 18210 | 03 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan, dibutuhkan, atau diharapkan pada tingkat kinerja yang diinginkan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (SDKI: 00095)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang regimen terapeutik (SDKI: 00078)
Definisi: Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode diagnosa dan definisi dapat dilihat di atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (SLKI: 00092)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Pola Tidur (SLKI: 00095)
Definisi: Pola tidur-bangun yang teratur dan memadai untuk pemulihan fisik dan mental.
3. Manajemen Kesehatan (SLKI: 00078)
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (SIKI: 00092)
Definisi: Pemberian bantuan untuk mengatur aktivitas fisik dan istirahat.
2. Manajemen Tidur (SIKI: 00095)
Definisi: Pemberian bantuan untuk mengatur pola tidur-bangun.
3. Edukasi Manajemen Kesehatan (SIKI: 00078)
Definisi: Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kesehatan. -
Article No. 18211 | 03 Jun 2025
Klinis : Mata kuning 1 hari yll 1 minunggu yll OS demam batuk pilek diagnosa medis Hepatitis Virus akut ec susp HAV
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus ini, kondisi yang dialami pasien adalah mata kuning 1 hari yang lalu, 1 minggu yang lalu mengalami demam, batuk, dan pilek, serta didiagnosis dengan Hepatitis Virus akut yang dicurigai disebabkan oleh Virus Hepatitis A (HAV).
1. Kode ICD-10:
- Kode: B15.9
- Deskripsi: Hepatitis A tanpa komplikasi hati
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian terapi imunoglobulin, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B15.9 (Hepatitis A tanpa komplikasi hati) sesuai dengan diagnosis medis Hepatitis Virus akut yang dicurigai disebabkan oleh Virus Hepatitis A (HAV). Kode ini mencakup kondisi hepatitis A akut tanpa komplikasi hati.
2. Kode ICD-9-CM 99.15 (Pemberian terapi imunoglobulin, tidak dispesifikasi) dapat digunakan untuk prosedur/tindakan medis yang dilakukan, seperti pemberian imunoglobulin sebagai terapi untuk hepatitis A akut. Imunoglobulin dapat diberikan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan pasien.
Dalam penanganan kasus ini, selain pemberian kode ICD-10 dan ICD-9-CM, dokter atau perekam medis juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti gejala klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, dan riwayat pasien untuk memastikan diagnosis dan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 18212 | 03 Jun 2025
Klinis : Mobilisasi dibantu pengasuh GCS : V-5 >>E-1>>M-5 Klien tidak melihat pada jarak dekat Jalan meraba di dinding dan Jalan dibantu tongkat Ttv : 160/80mmHg Punya riwayat sakit : DM,HT (5 Tahun) Obat HT: piroxicam rutin diminum DS: Tn.s mengatakan nyeri pada kaki kiri dan kanan Tn. Mengatakan kram dan kaku pada kaki Do: Tampak Tn.S Meminum obat piroxicam 20mg (1-2x sehari) Tn.s mengatakan sulit berjalan dikarenakan nyeri kaki dan kaku tn S mengatakan pernah jatuh saat mencoba berdiri penilaian Risiko jatuh : 65 (Risiko, lakukan tindakan pencegahan jatuh)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Jatuh (SDKI Kode: 13076)
Definisi: Rentannya seseorang mengalami cedera fisik akibat perubahan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman.
b. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Kode: 13019)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh adanya gangguan muskuloskeletal, neurovaskular, atau patologis.
c. Nyeri Akut (SDKI Kode: 13030)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Penjelasan Singkat:
a. Risiko Jatuh:
Klien memiliki riwayat jatuh dan penilaian risiko jatuh yang tinggi (skor 65), sehingga rentan mengalami cedera fisik akibat perubahan kemampuan mempertahankan posisi tubuh yang aman.
b. Gangguan Mobilitas Fisik:
Klien memiliki keterbatasan dalam pergerakan fisik, ditandai dengan kebutuhan bantuan pengasuh untuk mobilisasi, jalan meraba di dinding, dan menggunakan tongkat untuk berjalan, yang disebabkan oleh adanya gangguan muskuloskeletal dan neurovaskular.
c. Nyeri Akut:
Klien mengeluhkan nyeri pada kaki kiri dan kanan, serta kram dan kekakuan pada kaki, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual.
3. Kode dan Definisi SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh (Kode: 13076)
- Gangguan Mobilitas Fisik (Kode: 13019)
- Nyeri Akut (Kode: 13030)
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan (Kode: 10002)
- Mobilitas (Kode: 10024)
- Manajemen Nyeri (Kode: 10026)
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pencegahan Jatuh (Kode: 80016)
- Latihan Mobilitas (Kode: 80015)
- Manajemen Nyeri (Kode: 80025)
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18213 | 03 Jun 2025
Klinis : Mobilisasi dibantu pengasuh GCS : V-5 >>E-1>>M-5 Klien tidak melihat pada jarak dekat Jalan meraba di dinding dan Jalan dibantu tongkat Ttv : 160/80mmHg Punya riwayat sakit : DM,HT (5 Tahun) Obat HT: piroxicam rutin diminum DS: Tn.s mengatakan nyeri pada kaki kiri dan kanan Tn. Mengatakan kram dan kaku pada kaki Do: Tampak Tn.S Meminum obat piroxicam 20mg (1-2x sehari) Tn.s mengatakan sulit berjalan dikarenakan nyeri kaki dan kaku tn S mengatakan pernah jatuh saat mencoba berdiri penilaian Risiko jatuh : 65 (Risiko, lakukan tindakan pencegahan jatuh)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Tn. S. Berikut adalah analisis diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn. S:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Fisik Ditandai dengan Membutuhkan Bantuan Pengasuh untuk Mobilisasi, Jalan Meraba di Dinding, dan Jalan Dibantu Tongkat.
2. Risiko Jatuh Berhubungan dengan Riwayat Jatuh, Gangguan Penglihatan, dan Gangguan Mobilitas Fisik Ditandai dengan Skor Penilaian Risiko Jatuh 65 (Risiko).
3. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Neuropati Diabetik Ditandai dengan Keluhan Nyeri dan Kram pada Kaki.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Meningkat: Klien dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mandiri atau bantuan minimal.
2. Bebas Risiko Jatuh: Klien bebas dari risiko jatuh atau cedera akibat jatuh.
3. Kontrol Nyeri: Klien dapat mengontrol atau mengurangi nyeri yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas fisik.
b. Fasilitasi latihan rentang gerak dan kekuatan otot.
c. Ajarkan penggunaan alat bantu mobilisasi yang sesuai.
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat.
2. Intervensi untuk Risiko Jatuh:
a. Identifikasi faktor risiko jatuh pada klien.
b. Terapkan pencegahan jatuh sesuai dengan risiko.
c. Edukasi klien dan keluarga tentang strategi pencegahan jatuh.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola faktor risiko.
3. Intervensi untuk Nyeri Kronis:
a. Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan klien.
b. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang tepat.
d. Evaluasi efektivitas manajemen nyeri dan modifikasi intervensi jika perlu.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan Mobilitas Fisik: Klien membutuhkan bantuan pengasuh untuk mobilisasi, mengalami kesulitan berjalan, dan memerlukan alat bantu tongkat.
b. Risiko Jatuh: Klien memiliki riwayat jatuh, gangguan penglihatan, dan gangguan mobilitas fisik yang meningkatkan risiko jatuh.
c. Nyeri Kronis: Klien mengalami nyeri dan kram pada kaki, yang kemungkinan disebabkan oleh neuropati diabetik.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Mobilitas Fisik Meningkat: Klien dapat berpindah dengan mandiri atau bantuan minimal, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup.
b. Bebas Risiko Jatuh: Klien bebas dari risiko jatuh atau cedera akibat jatuh, sehingga dapat mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
c. Kontrol Nyeri: Klien dapat mengontrol atau mengurangi nyeri yang dirasakan, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Intervensi untuk Gangguan Mobilitas Fisik: Fokus pada identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas, fasilitasi latihan, penggunaan alat bantu, dan kolaborasi dengan fisioterapis.
b. Intervensi untuk Risiko Jatuh: Fokus pada identifikasi faktor risiko, penerapan pencegahan jatuh, edukasi klien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Intervensi untuk Nyeri Kronis: Fokus pada identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, kolaborasi untuk pemberian analgesik, dan evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 18214 | 03 Jun 2025
Klinis : Mobilisasi dibantu pengasuh GCS : V-5 >>E-1>>M-5 Klien tidak melihat pada jarak dekat Jalan meraba di dinding dan Jalan dibantu tongkat Ttv : 160/80mmHg Punya riwayat sakit : DM,HT (5 Tahun) Obat HT: piroxicam rutin diminum DS: Tn.s mengatakan nyeri pada kaki kiri dan kanan Tn. Mengatakan kram dan kaku pada kaki Do: Tampak Tn.S Meminum obat piroxicam 20mg (1-2x sehari) Tn.s mengatakan sulit berjalan dikarenakan nyeri kaki dan kaku tn S mengatakan pernah jatuh saat mencoba berdiri penilaian Risiko jatuh : 65 (Risiko, lakukan tindakan pencegahan jatuh)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien Tn. S berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan gangguan sensorik, dibuktikan dengan pasien membutuhkan bantuan dalam mobilisasi, berjalan dengan tongkat, dan pernah jatuh saat mencoba berdiri.
2. Risiko Jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi sensorik, riwayat penyakit kronis (DM, HT), dan penggunaan obat-obatan, dibuktikan dengan skor penilaian risiko jatuh 65 (risiko).
3. Nyeri Kronik berhubungan dengan penyakit kronis (DM, HT) dan penurunan fungsi sensorik, dibuktikan dengan keluhan nyeri pada kaki kiri dan kanan serta kram dan kaku pada kaki.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan aktivitas mobilisasi secara mandiri dengan aman.
2. Pencegahan Jatuh: Pasien tidak mengalami jatuh selama perawatan.
3. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri dan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Mobilitas Fisik:
a. Latihan mobilisasi secara bertahap dengan bantuan pengasuh/perawat.
b. Ajarkan penggunaan alat bantu jalan (tongkat) yang tepat.
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi fisik.
2. Pencegahan Jatuh:
a. Identifikasi faktor risiko jatuh pada pasien.
b. Terapkan tindakan pencegahan jatuh, seperti menggunakan pengaman tempat tidur, membersihkan area sekitar tempat tidur, dan mengatur lingkungan yang aman.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko jatuh dan langkah-langkah pencegahan.
3. Kontrol Nyeri:
a. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
b. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi panas/dingin.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian pengobatan nyeri.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien Tn. S. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum.