Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20178 | 29 Jul 2025
Klinis : bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi bersihan jalan napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bersihan jalan napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya hambatan dalam mempertahankan permeabilitas jalan napas untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat. Hal ini dapat terjadi akibat adanya penumpukan sekret, obstruksi pada jalan napas, atau penurunan kemampuan batuk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan:
a. Jalan napas paten
b. Tidak ada sianosis
c. Tidak ada retraksi dinding dada
d. Bunyi napas normal
e. Frekuensi napas dalam rentang normal
f. Saturasi oksigen dalam rentang normal
2. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk membersihkan jalan napas, yang ditandai dengan:
a. Kemampuan batuk yang efektif
b. Kemampuan melakukan teknik pernapasan dan batuk yang efektif
c. Kemampuan melakukan fisioterapi dada
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring status pernapasan:
a. Mengkaji frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
b. Mengkaji tanda-tanda distres pernapasan (retraksi, sianosis, penggunaan otot bantu pernapasan)
c. Memantau saturasi oksigen
2. Memfasilitasi bersihan jalan napas:
a. Memposisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
b. Melakukan suction pada jalan napas jika diperlukan
c. Mengajarkan teknik batuk efektif dan fisioterapi dada
d. Memberikan nebulizer atau bronkodilator jika diperlukan
3. Edukasi dan dukungan:
a. Mengajarkan teknik pernapasan dan batuk efektif
b. Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga bersihan jalan napas
c. Memberikan dukungan dan motivasi pada pasien untuk melakukan perawatan mandiri
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" mengindikasikan adanya masalah terkait kemampuan pasien untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk membersihkan jalan napas. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi monitoring status pernapasan, memfasilitasi bersihan jalan napas, serta edukasi dan dukungan pada pasien. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memastikan jalan napas tetap paten, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri. -
Article No. 20179 | 29 Jul 2025
Klinis : PASIEN DATANG DENGAN KELUHAN KAKI BENGKAK SUDAH 3 BULAN DAN AKAN KONTROL ULANG
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan kaki bengkak selama 3 bulan dan akan kontrol ulang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Edema" (00027). Edema didefinisikan sebagai akumulasi cairan yang berlebihan di dalam ruang interstisial, yang menyebabkan pembengkakan di jaringan. Pada kasus ini, pasien mengalami pembengkakan pada kaki yang telah berlangsung selama 3 bulan, sehingga diagnosa edema menjadi yang paling relevan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas fisik meningkat (0208): Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat berjalan dengan baik tanpa pembatasan, dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, dan tidak ada tanda-tanda edema pada ekstremitas.
2. Keseimbangan cairan (0601): Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, dan hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
3. Perfusi jaringan (0400): Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien menunjukkan sirkulasi yang adekuat pada ekstremitas, tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi, dan tidak ada keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen edema (4120):
- Identifikasi penyebab edema, seperti kondisi kardiovaskular, ginjal, atau faktor lainnya.
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan berat badan harian.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan pengobatan yang tepat, seperti diuretik atau terapi kompresi.
- Edukasi pasien tentang manajemen edema, seperti posisi elevasi ekstremitas, aktivitas fisik, dan diet rendah garam.
2. Peningkatan mobilitas (0200):
- Evaluasi kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang membatasi.
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan fisik yang sesuai, seperti berjalan atau senam, secara bertahap.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun rencana latihan yang tepat.
3. Manajemen cairan (4120):
- Monitor intake-output cairan, berat badan harian, dan hasil pemeriksaan laboratorium.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan yang adekuat.
- Edukasi pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan, seperti membatasi asupan garam dan cairan yang berlebihan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada manajemen edema, peningkatan mobilitas, dan manajemen cairan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mobilitas fisik yang meningkat, keseimbangan cairan yang terjaga, dan perfusi jaringan yang adekuat. Hal ini akan membantu pasien mencapai kondisi kesehatan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 20180 | 29 Jul 2025
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Anemia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anemia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Kekurangan Volume Cairan" (Deficient Fluid Volume). Anemia merupakan kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah berkurang, sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Pasien dengan anemia berisiko mengalami penurunan volume cairan akibat gangguan dalam proses transportasi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Hidrasi Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan produksi urin yang cukup.
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan pada sirkulasi darah ke jaringan perifer, seperti ekstremitas terasa hangat, kapiler refill kurang dari 2 detik, dan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
3. Kadar Hemoglobin Meningkat: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin ke dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Cairan:
- Lakukan pengkajian status cairan secara komprehensif, termasuk tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta pemeriksaan laboratorium.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, serta lakukan intervensi yang sesuai.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan yang adekuat.
2. Manajemen Anemia:
- Berikan suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya kepatuhan minum obat, serta gejala anemia dan komplikasinya.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk merencanakan diet yang kaya akan nutrisi, seperti protein, vitamin, dan mineral yang dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah.
3. Peningkatan Perfusi Jaringan:
- Pantau tanda-tanda hipoperfusi, seperti ekstremitas dingin, nadi perifer lemah, dan perubahan warna kulit.
- Berikan posisi yang meningkatkan aliran darah, seperti mengangkat ekstremitas atau menggunakan bantuan alat kesehatan yang dapat meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang tepat, seperti pemberian oksigen atau terapi lainnya.
Melalui diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi anemia dapat mencapai pemulihan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 20181 | 29 Jul 2025
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **anemia** berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan format akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI:** **A.0016**
**Judul:** **Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** **Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari yang adekuat karena ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh.**
**Penjelasan:**
Anemia menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, sehingga kapasitas pengangkutan oksigen darah berkurang. Hal ini mengakibatkan tubuh tidak mampu memenuhi kebutuhan energi selama aktivitas fisik, sehingga pasien mudah lelah, sesak napas, atau pusing saat beraktivitas.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI:** **L.04001**
**Judul:** **Toleransi Aktivitas**
**Indikator:**
- **L.04001.1**: Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa kelelahan berlebihan.
- **L.04001.2**: Denyut nadi dan pernapasan dalam batas normal saat aktivitas.
- **L.04001.3**: Tidak mengalami pusing atau sesak napas saat beraktivitas.
**Penjelasan:**
Tujuan intervensi keperawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas pasien anemia dengan memastikan keseimbangan antara istirahat dan aktivitas, serta memantau tanda vital untuk mencegah kelelahan berlebihan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI:** **I.09001**
**Judul:** **Manajemen Energi**
**Aktivitas:**
- **I.09001.1**: Anjurkan istirahat yang cukup sebelum dan setelah aktivitas.
- **I.09001.2**: Bantu pasien dalam mengatur jadwal aktivitas harian sesuai kemampuan.
- **I.09001.3**: Pantau tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, saturasi oksigen) sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- **I.09001.4**: Edukasi pasien tentang teknik penghematan energi (contoh: duduk saat mandi, menghindari gerakan tiba-tiba).
**Penjelasan:**
Intervensi ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan energi pasien anemia dengan meminimalkan beban kerja fisik dan memastikan adaptasi tubuh terhadap aktivitas sehari-hari.
---
### **Kesimpulan**
Dalam penatalaksanaan anemia, perawat menggunakan **SDKI A.0016 (Intoleransi Aktivitas)** sebagai dasar diagnosa, dengan luaran yang diharapkan **SLKI L.04001 (Toleransi Aktivitas)**, dan intervensi utama **SIKI I.09001 (Manajemen Energi)**. Pendekatan ini bersifat holistik, mencakup aspek fisiologis dan edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dan dapat digunakan dalam dokumentasi asuhan keperawatan maupun bahan ajar. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan beri masukan. -
Article No. 20182 | 29 Jul 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri akut, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat yang ahli di bidangnya.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri akut berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut memiliki karakteristik klinis, antara lain: onset tiba-tiba atau lambat, intensitas ringan hingga berat, berlangsung kurang dari 3 bulan, dan disebabkan oleh stimulasi nosiseptif, cedera, atau penyakit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan nyeri akut adalah:
a. Tingkat Nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dari sedang/berat menjadi ringan atau tidak ada nyeri.
b. Kontrol Nyeri: Pasien akan mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Toleransi Aktivitas: Pasien akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa peningkatan nyeri.
d. Kenyamanan: Pasien akan melaporkan peningkatan rasa nyaman setelah intervensi keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan nyeri akut adalah:
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter dan pantau efektivitasnya.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan terapi musik.
b. Manajemen Aktivitas:
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat nyeri yang dialami.
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan fungsi dan mobilitas pasien.
c. Peningkatan Kenyamanan:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulus yang dapat memperburuk nyeri.
- Berikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti pijatan, terapi music, dan aromaterapi.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan meningkatkan kenyamanan pasien.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan nyeri akut dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri, peningkatan kontrol nyeri, toleransi aktivitas, dan kenyamanan secara keseluruhan. -
Article No. 20183 | 29 Jul 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Kode: 00132 (NANDA-I)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mendokumentasikan diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh perawat. Untuk diagnosa "Nyeri Akut", kode SDKI-nya adalah 00132.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mendokumentasikan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk diagnosa "Nyeri Akut", beberapa luaran yang dapat ditetapkan adalah:
- Kode: 10001 - Tingkat Nyeri Terkontrol
- Kode: 10002 - Koping Nyeri Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk mendokumentasikan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosa "Nyeri Akut", beberapa intervensi yang dapat dilakukan adalah:
- Kode: 80001 - Manajemen Nyeri
- Kode: 80002 - Terapi Relaksasi
- Kode: 80003 - Terapi Distraksi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang menetapkan dan mengembangkan standar-standar tersebut di Indonesia. -
Article No. 20184 | 29 Jul 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut**
*(Kode: 00032)*
**Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI**
1. **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau dalam waktu singkat (<3 bulan), dengan intensitas ringan hingga berat.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Agen cedera (biologis, kimia, fisik, psikologis).
- Aktivitas yang memperberat nyeri.
- Respons otonom (misalnya: takikardia, diaforesis).
- **Kriteria Mayor:**
- Laporan nyeri verbal/non-verbal (skala nyeri >3).
- Perilaku melindungi area nyeri.
- Perubahan tanda vital (tekanan darah/nadi meningkat).
2. **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
- **Kode & Luaran:**
- **Nyeri Terkontrol** *(Kode: 2109)*:
- Skala nyeri menurun (0–3).
- Ekspresi wajah rileks.
- Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa gangguan.
- **Koping terhadap Nyeri** *(Kode: 2108)*:
- Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis (napas dalam, distraksi).
3. **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
- **Kode & Intervensi:**
- **Manajemen Nyeri** *(Kode: 5616)*:
- Ajarkan teknik relaksasi.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol.
- Evaluasi efektivitas intervensi setiap 2 jam.
- **Edukasi Manajemen Nyeri** *(Kode: 5614)*:
- Jelaskan penyebab nyeri dan strategi penanganannya.
**Catatan Akademis:**
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi farmakologis (analgesik) dan non-farmakologis (cold pack, reposisi) harus didasarkan pada skala nyeri dan karakteristik pasien (Alligood, 2017).
- **Asesmen Komprehensif:** Gunakan alat *Pain Assessment Tool* (misalnya: Numeric Rating Scale/NRS) untuk objektivitas pengukuran.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- Alligood, M. R. (2017). *Nursing Theorists and Their Work*. Elsevier.
*(Format RTF siap disimpan/diunggah sesuai kebutuhan akademis atau klinis).* -
Article No. 20185 | 29 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi post nefrolitotomi hari pertama
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan nyeri pada luka operasi post nefrolitotomi hari pertama:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Trauma jaringan akibat insisi bedah nefrolitotomi.
- Proses inflamasi pascaoperasi.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Tingkat Nyeri Terkontrol**
**Kriteria Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (misal: dari skala 7/10 menjadi ?3/10).
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
- Tanda vital stabil (TD, nadi, pernapasan dalam rentang normal).
- Ekspresi wajah rileks dan tidak menunjukkan perilaku guarding.
**Kode LO.1.3.1: Koping Efektif terhadap Nyeri**
- Pasien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misal: napas dalam, relaksasi).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.1.1: Manajemen Nyeri**
**Intervensi:**
1. **Farmakologis:**
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol (misal: parasetamol IV/PO atau opioid sesuai indikasi).
- Evaluasi efektivitas dan efek samping obat.
2. **Non-Farmakologis:**
- Ajarkan teknik distraksi (misal: mendengarkan musik).
- Lakukan reposisi pasien untuk mengurangi tekanan pada luka.
- Kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan (kontraindikasi dihindari).
**Kode I.1.3.1: Edukasi Manajemen Nyeri**
- Jelaskan penyebab nyeri dan durasi yang diharapkan pascaoperasi.
- Ajarkan penggunaan skala nyeri (misal: Numeric Rating Scale/NRS).
---
### **Catatan Akademis/Praktik Berbasis Bukti**
- **Patofisiologi Nyeri Post-Nefrolitotomi:** Nyeri berasal dari kerusakan jaringan ginjal, otot, dan kulit selama prosedur bedah, serta iritasi saraf viseral.
- **Evidence-Based Practice:** Analgesik multimodal (gabungan NSAID dan opioid) direkomendasikan untuk nyeri pascaoperasi (WHO Pain Ladder).
---
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan atau rencana asuhan keperawatan (RAK). Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan kondisi spesifik pasien, evaluasi ulang dapat dilakukan. -
Article No. 20186 | 29 Jul 2025
Klinis : Pasien postur prostat dari pertama mengalami nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan postur prostat yang mengalami nyeri, sesuai dengan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan postur prostat yang mengalami nyeri adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri akibat kondisi postur prostat yang dialaminya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Melaporkan pengurangan nyeri pada skala nyeri
3. Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
4. Menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari
5. Menunjukkan peningkatan tidur dan istirahat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pengkajian nyeri komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi nyeri.
2. Pemberian analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
3. Pemberian kompres hangat/dingin pada area yang nyeri untuk mengurangi nyeri.
4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan visualisasi.
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur yang cukup.
6. Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
7. Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi.
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri dan perawatan postur prostat.
9. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis atau dokter spesialis, jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kondisi postur prostat yang dialaminya. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan berfokus pada pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan kualitas tidur dan istirahat. Intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi kompres, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, dorongan untuk aktivitas, edukasi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 20187 | 29 Jul 2025
Klinis : gatak karena jamur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu gatak karena jamur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B35.2
- Deskripsi: Tinea pedis (gatak kaki)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.2
- Deskripsi: Debridement of nail(s), manual
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B35.2 (Tinea pedis) sesuai dengan kondisi gatak karena jamur pada kaki. Tinea pedis adalah infeksi jamur pada kulit kaki, sering disebut sebagai "gatak kaki".
2. Kode ICD-9-CM 86.2 (Debridement of nail(s), manual) dapat digunakan jika terdapat keterlibatan kuku pada kondisi gatak karena jamur. Debridement adalah tindakan pembersihan atau pemotongan jaringan yang rusak atau terinfeksi pada kuku, yang sering dilakukan pada kasus tinea pedis.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya menggunakan kode-kode yang terstandarisasi secara internasional untuk mengidentifikasi dan mencatat diagnosis serta prosedur medis yang dilakukan pada pasien. Hal ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang tepat, dan analisis epidemiologi yang efektif.