Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2982 | 20 Oct 2024
Klinis : Makan makanan yang tinggi lemak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi makan makanan yang tinggi lemak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Konsumsi lebih dari kebutuhan
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh.
- Penyebab: Konsumsi makanan tinggi lemak yang berlebihan.
- Tanda dan gejala: Kenaikan berat badan, kadar kolesterol tinggi, trigliserida tinggi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: Konsumsi lebih dari kebutuhan" mencakup karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan tanda dan gejala yang dapat diobservasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang terkait dapat mencakup "Status Gizi", "Pengaturan Berat Badan", "Kontrol Kadar Lipid Darah", dan "Perilaku Perawatan Diri: Manajemen Diet".
- Masing-masing luaran keperawatan memiliki kriteria hasil yang dapat diukur untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain "Manajemen Nutrisi", "Terapi Gizi", "Edukasi Gizi", dan "Konseling Gizi".
- Setiap intervensi memiliki aktivitas keperawatan yang spesifik untuk mencapai tujuan perawatan.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar, perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi makan makanan yang tinggi lemak. -
Article No. 2816 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 18 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas 2 tahun yang lalu. Saat ini pasien dirawat dengan diagnosa medis Gangguan Mental Organik. Pasien mengatakan silau dan melihat kilatan- kilatan cahaya, mata pasien tampak mengernyit.Apakah jenis halusinasi yang dialami pasien ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dalam kondisi yang Anda paparkan, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Halusinasi Penglihatan berhubungan dengan gangguan mental organik, ditandai dengan pasien mengatakan silau dan melihat kilatan-kilatan cahaya, serta mata pasien tampak mengernyit.
Penjelasan singkat:
SDKI: Halusinasi Penglihatan adalah persepsi palsu atau persepsi inderawi yang hanya ada dalam pikiran pasien, berupa penglihatan yang tidak sesuai dengan realita.
SLKI: Pasien dapat mengenali realitas dan mampu membedakan pengalaman yang nyata dan tidak nyata.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain terapi orientasi realitas, terapi aktivitas, serta pemberian obat anti-psikotik sesuai dengan resep dokter.
Jenis halusinasi yang dialami pasien adalah Halusinasi Penglihatan, yaitu pasien mengalami persepsi palsu berupa penglihatan kilatan-kilatan cahaya dan silau. Hal ini berhubungan dengan gangguan mental organik yang dialami pasien saat ini.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya sebagai perawat profesional siap membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 2817 | 19 Oct 2024
Klinis : Hasil anamnesis yang dilakukan perawat didapatkan hasil: Keluarga yang terdiri dari kepala keluarga (30th) dan istri (29th) dan seorang anak perempuan (3th) tinggal satu rumah. Meskipun keluarga hidup bersama dan dikarunia seorang anak tetapi kepala keluarga belum menikah secara syah di KUA setempat.Apakah tipe keluarga tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil anamnesis yang diberikan, tipe keluarga tersebut dapat dikategorikan sebagai Keluarga Tidak Lengkap. Berikut adalah penjelasan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Disfungsi Keluarga
Penjelasan:
Keluarga tidak lengkap adalah keluarga yang tidak utuh karena salah satu atau beberapa anggota keluarga tidak ada atau tidak tinggal bersama. Dalam kasus ini, meskipun keluarga hidup bersama dan dikarunia seorang anak, namun kepala keluarga belum menikah secara sah di KUA setempat, sehingga dapat dikategorikan sebagai keluarga tidak lengkap.
Risiko Disfungsi Keluarga adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan keadaan di mana keluarga berisiko mengalami gangguan dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga, seperti fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Disfungsi Keluarga
- Definisi: Keadaan di mana keluarga berisiko mengalami gangguan dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga.
- Faktor yang Berhubungan: Keluarga tidak lengkap, konflik keluarga, perubahan struktur keluarga, perubahan peran dalam keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Fungsi Keluarga
- Definisi: Kemampuan keluarga untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
- Indikator: Kemampuan keluarga dalam fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terapi Keluarga
- Definisi: Intervensi yang ditujukan untuk membantu keluarga mencapai fungsi yang optimal.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji struktur dan fungsi keluarga, mengidentifikasi masalah dan sumber daya keluarga, memberikan pendidikan kesehatan, memfasilitasi komunikasi efektif dalam keluarga, dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 2818 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan 25 tahun, G1P0A0, usia gestasi 39 minggu, dibawa ke Rumah Sakit dengan keluhan keluar air yang berbau amis dari jalan lahir dan mules. Kontraksi terjadi tiap 5 sampai 10 menit menit dengan durasi 20 detik dan kekuatan sedang, DJJ 110x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan cervik 2 Cm. Perawat segera melakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan janin.Apakah tindakan yang harus dilakukan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ancaman Keguguran Berhubungan dengan Pecahnya Ketuban
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ancaman Keguguran adalah kondisi di mana terdapat risiko terjadinya pengeluaran produk konsepsi sebelum 20 minggu kehamilan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan kehamilan, tidak terjadi keguguran, dan janin dapat berkembang secara optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan yang harus dilakukan adalah:
1. Kaji tanda-tanda vital dan kontraksi uterus
2. Pantau status janin (DJJ, gerakan janin)
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai pembukaan serviks
4. Berikan oksigen jika diperlukan
5. Berikan cairan intravena jika indikasi
6. Berikan obat-obatan sesuai indikasi dokter (misalnya tokolitik)
7. Edukasi pasien dan keluarga mengenai kondisi saat ini dan rencana perawatan
8. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana tatalaksana lebih lanjut
Tindakan yang harus dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan kesejahteraan janin adalah:
1. Memantau tanda-tanda vital ibu dan DJJ secara teratur
2. Memberikan oksigen jika diperlukan untuk meningkatkan oksigenasi janin
3. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tokolitik jika diperlukan untuk menghambat kontraksi uterus
4. Memastikan cairan intravena diberikan adekuat untuk menjaga kesejahteraan janin
5. Melakukan pemantauan dan dokumentasi yang ketat atas kondisi ibu dan janin
Dengan pendekatan ini, diharapkan kesejahteraan janin dapat ditingkatkan dan risiko keguguran dapat diminimalkan. -
Article No. 2819 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan 25 tahun, G1P0A0, usia gestasi 39 minggu, dibawa ke Rumah Sakit dengan keluhan keluar air yang berbau amis dari jalan lahir dan mules. Kontraksi terjadi tiap 5 sampai 10 menit menit dengan durasi 20 detik dan kekuatan sedang, DJJ 110x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan cervik 2 Cm. Perawat segera melakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan janin.Apakah tindakan yang harus dilakukan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Fetal berhubungan dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien, terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan fetal, antara lain:
- Kontraksi uterus yang terjadi tiap 5-10 menit dengan durasi 20 detik dan kekuatan sedang, yang menunjukkan adanya ketidakadekuatan kontraksi uterus.
- Denyut jantung janin (DJJ) 110x/menit, yang dapat menjadi tanda awal gawat janin.
- Pembukaan serviks 2 cm, yang menunjukkan fase laten persalinan.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosis ini sesuai dengan "Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Fetal" dengan ciri-ciri utama seperti kontraksi uterus tidak adekuat, perubahan frekuensi dan irama denyut jantung janin, serta adanya tanda-tanda gawat janin.
Tindakan yang Harus Dilakukan:
Sebagai perawat, tindakan yang harus segera dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan janin adalah:
1. Memantau kontraksi uterus, DJJ, dan tanda-tanda gawat janin secara berkala.
2. Memberikan oksigen melalui masker atau kanula nasal untuk meningkatkan oksigenasi janin.
3. Menempatkan pasien dalam posisi miring kiri untuk meningkatkan perfusi uteroplasenta.
4. Berkoordinasi dengan dokter untuk pemberian oksitosin intravena atau tindakan lain yang diperlukan untuk mengoptimalkan kontraksi uterus dan kesejahteraan janin.
5. Memberikan dukungan psikologis dan kenyamanan bagi pasien selama proses persalinan.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan-tindakan tersebut secara komprehensif dan terstandarisasi. -
Article No. 2820 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 24 tahun G2P0A1, datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien ingin mengetahui kondisi kesehatan janin. Hasil pemeriksaan TFU 32 cm, punggung kanan, presentasi kepala dan janin belum masuk pintu atas panggul.Berapakah taksiran berat janin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko ketidakseimbangan nutrisi janin berhubungan dengan posisi janin belum masuk pintu atas panggul
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko ketidakseimbangan nutrisi janin: Keadaan di mana janin berisiko mengalami ketidakseimbangan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
- Berhubungan dengan: Posisi janin belum masuk pintu atas panggul, yang dapat menghambat proses penyerapan nutrisi oleh janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Berat badan janin sesuai usia kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin sesuai usia kehamilan.
- Kriteria Hasil: Berat badan janin sesuai usia kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin sesuai usia kehamilan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan kesejahteraan janin, Pemberian konseling gizi ibu hamil, Pengaturan posisi ibu hamil.
- Tujuan: Memastikan asupan nutrisi janin terpenuhi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin sesuai usia kehamilan.
Taksiran Berat Janin:
Berdasarkan tinggi fundus uteri (TFU) 32 cm, dapat diperkirakan berat janin sekitar 1800-2200 gram. Namun, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan taksiran berat janin yang akurat. -
Article No. 2821 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit. Ketika dilakukan pengkajian konsep diri, pasien mengatakan warna matanya hitam semua, pasien tidak menyukai matanya. Pasien memiliki cita- cita menjadi seorang guru.Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus di atas ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Citra Tubuh (GCTB)
Penjelasan:
Gangguan Citra Tubuh (GCTB) adalah keadaan di mana individu memiliki persepsi negatif terhadap penampilan fisiknya yang dapat mengganggu fungsi dan interaksi sosial. Pada kasus ini, komponen konsep diri yang terganggu adalah citra tubuh.
Pasien mengatakan bahwa warna matanya hitam semua dan ia tidak menyukai matanya. Hal ini menunjukkan adanya persepsi negatif terhadap penampilan fisiknya, khususnya pada bagian mata. Citra tubuh yang terganggu dapat memengaruhi konsep diri pasien dan berdampak pada aktivitas sehari-hari serta pencapaian cita-citanya menjadi seorang guru.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam persepsi dan sikap terhadap penampilan fisik sendiri.
- Faktor Risiko: Penyakit kronis, cedera, pembedahan, perubahan hormonal, dan sosio-budaya.
- Gejala dan Tanda: Mengeluh mengenai penampilan fisik, menghindari situasi sosial, dan menunjukkan perilaku menarik diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan penerimaan terhadap citra tubuh.
- Indikator: Pasien dapat mengidentifikasi hal positif tentang penampilan fisik, menunjukkan keyakinan diri, dan terlibat dalam aktivitas sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Terapi kelompok, terapi aktivitas, terapi bermain, konseling, dan edukasi.
- Tujuan: Meningkatkan penerimaan diri, rasa percaya diri, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan penampilan fisik.
Dengan pendekatan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi gangguan citra tubuh dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 2822 | 19 Oct 2024
Klinis : Ners A akan memberikan penyuluhan tentang Ca cerviks kepada ibu-ibu di daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat campuran etnis.Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh Ners A?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Komunikasi Verbal
Penjelasan:
Ketidakefektifan Komunikasi Verbal adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan pada kondisi ini. Hal ini dikarenakan Ners A akan memberikan penyuluhan tentang kanker serviks kepada masyarakat yang terdiri dari beragam etnis, sehingga ada potensi adanya hambatan komunikasi verbal antara perawat dan masyarakat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik utama: Keterbatasan dalam pengiriman atau penerimaan pesan verbal yang dimaksudkan.
Faktor yang berhubungan: Perbedaan bahasa, budaya, atau pendidikan; Keterbatasan kognitif; Gangguan sensorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Komunikasi verbal yang efektif antara perawat dan masyarakat.
Kriteria hasil: Masyarakat dapat memahami informasi yang disampaikan; Masyarakat dapat bertanya dan membahas materi penyuluhan dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi hambatan komunikasi verbal
2. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
3. Penggunaan media visual dan alat bantu komunikasi lainnya
4. Melibatkan anggota keluarga atau tokoh masyarakat sebagai interpreter
5. Evaluasi pemahaman masyarakat terhadap informasi yang disampaikan
Kompetensi yang harus dimiliki Ners A:
1. Kemampuan berkomunikasi efektif dengan masyarakat dari berbagai latar belakang etnis
2. Pemahaman terhadap aspek budaya yang memengaruhi komunikasi
3. Keterampilan dalam menggunakan media dan alat bantu komunikasi yang sesuai
4. Kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi dengan anggota keluarga atau tokoh masyarakat
5. Keterampilan evaluasi dan umpan balik untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
Semoga informasi ini bermanfaat. Saya siap membantu jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 2823 | 19 Oct 2024
Klinis : Ners A akan memberikan penyuluhan tentang Ca cerviks kepada ibu-ibu di daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat campuran etnis.Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh Ners A?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan jawaban dengan format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.7
- Deskripsi: Konseling yang berkaitan dengan risiko kesehatan.
Dalam kasus ini, Ners A akan memberikan penyuluhan tentang kanker serviks (Ca cerviks) kepada ibu-ibu di daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat campuran etnis. Kode ICD-10 yang sesuai adalah Z71.7, yang mengacu pada konseling yang berkaitan dengan risiko kesehatan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.01
- Deskripsi: Konseling kesehatan dan pendidikan.
Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik dalam kasus ini, namun Ners A akan memberikan penyuluhan atau konseling kesehatan. Oleh karena itu, kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 89.01, yang mengacu pada konseling kesehatan dan pendidikan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ners A dalam memberikan penyuluhan tentang kanker serviks kepada ibu-ibu di daerah dengan masyarakat campuran etnis adalah:
1. Pemahaman yang mendalam tentang kanker serviks, termasuk etiologi, faktor risiko, gejala, metode deteksi dini, dan penanganan.
2. Kemampuan untuk melakukan penyuluhan kesehatan yang efektif dan mudah dipahami oleh masyarakat dengan latar belakang etnis yang beragam.
3. Kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat.
4. Kemampuan untuk membangun komunikasi yang efektif dan memotivasi ibu-ibu untuk melakukan pemeriksaan dan deteksi dini kanker serviks.
5. Pemahaman tentang budaya, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat campuran etnis, serta kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan cara yang sensitif dan menghargai perbedaan.
6. Kemampuan untuk memberikan informasi yang akurat, up-to-date, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan.
7. Kemampuan untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian materi penyuluhan berdasarkan umpan balik dan respons dari peserta.
Dengan memiliki kompetensi-kompetensi tersebut, Ners A akan dapat memberikan penyuluhan tentang kanker serviks yang efektif, informatif, dan dapat diterima oleh masyarakat campuran etnis di daerah tersebut. -
Article No. 2824 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perawat ners di bangsal ICU melakukan intervensi keperawatan berfokus kepada satu klien sehingga berkesempatan untuk melakukan asuhan yang komprehensif.Apa metode asuhan keperawatan yang di gunakan di bangsal tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Sebagai seorang perawat ners di bangsal ICU, metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah Asuhan Keperawatan Komprehensif. Dalam kondisi ini, perawat memiliki kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terfokus pada satu klien, sehingga dapat dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), berikut adalah contoh diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien di bangsal ICU:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang dapat mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnia, atau keduanya.
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang tidak proporsional dengan aktivitas.
Terkait dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), beberapa contoh luaran keperawatan yang diharapkan dalam kondisi tersebut adalah:
1. Pertukaran Gas Teratasi
2. Jalan Napas Terbuka
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
Sementara itu, SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen Pernapasan
2. Manajemen Jalan Napas
3. Manajemen Aktivitas
Sebagai seorang perawat ners yang berpengalaman di bangsal ICU, Anda memiliki tanggung jawab untuk melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien. Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, Anda dapat memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan memenuhi standar profesi dan memberikan hasil yang optimal bagi klien.