Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22318 | 22 Oct 2025
Klinis : mempunyai riwayat hipertensi dan pernah mengkonsumsi obat hipertensi namun beberapa bulan ini merasa tidak ada keluhan sehingga tidak periksa dan tidak minum obat karena takut kecanduan obat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0116
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Manajemen Kesehatan Tidak Efektif didefinisikan sebagai pola pengaturan dan pengintegrasian penatalaksanaan program terapi untuk mengobati penyakit dan sekuelanya ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari yang tidak memuaskan untuk mencapai tujuan kesehatan yang spesifik. Diagnosis ini tidak sekadar menyoroti kegagalan pasien dalam meminum obat, melainkan mencakup kegagalan yang lebih luas dalam mengelola kondisi kesehatan kronis secara holistik. Ini adalah masalah multidimensional yang berakar pada interaksi kompleks antara faktor psikologis, sosial, kognitif, dan lingkungan pasien. Dalam konteks kasus yang diberikan, pasien dengan riwayat hipertensi yang menghentikan pengobatan karena merasa tidak ada keluhan dan takut kecanduan, menunjukkan manifestasi klasik dari manajemen kesehatan yang tidak efektif. Pasien gagal mengintegrasikan pemahaman tentang sifat kronis dan seringkali asimtomatik dari hipertensi ke dalam rutinitas hariannya. Keputusan untuk berhenti berobat tidak
Article No. 22319 | 22 Oct 2025
Klinis : Anggota keluarga saling mengasihi satu sama lain, biasanya mengajak anak bermain atau membuatkan makanan/minuman kesukaan sebagai apresiasi. Ketika terdapat anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga lainnya saling merawat satu sama lain. Keluarga berinteraksi dengan tetangga sekitar dengan baik, tetapi tidak terlalu sering karena kesibukan masing-masing.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
Kode SDKI: D.0115
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga didefinisikan sebagai suatu pola fungsi keluarga yang sudah cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan dapat ditingkatkan lebih lanjut. Diagnosis ini tidak berfokus pada masalah atau defisit, melainkan pada kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sebuah unit keluarga untuk mencapai tingkat fungsi yang lebih tinggi. Ini adalah diagnosis promosi kesehatan yang mengakui bahwa keluarga telah menunjukkan perilaku adaptif dan suportif, serta memiliki keinginan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk memperkuat ikatan dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan. Berdasarkan deskripsi yang diberikan, keluarga menunjukkan fondasi yang kuat dalam prosesnya. Tindakan seperti 'saling mengasihi', 'mengajak anak bermain', 'membuatkan makanan kesukaan sebagai apresiasi', dan 'saling merawat saat sakit' merupakan manifestasi nyata dari fungsi keluarga yang efektif dalam memenuhi kebutuhan emosional dan fisik anggotanya. Interaksi yang baik dengan lingkungan sosial, meskipun tidak intens karena kesibukan, juga menunjukkan adanya keterbukaan dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan komunitas.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan Tanda dan Gejala Mayor, baik subjektif maupun objektif. Secara subjektif, anggota keluarga mungkin secara verbal menyatakan keinginan untuk meningkatkan proses keluarga, misalnya dengan mencari cara untuk menghabiskan waktu berkualitas lebih banyak atau belajar strategi komunikasi yang lebih efektif. Secara objektif, perawat dapat mengobservasi bahwa fungsi keluarga secara umum telah berhasil memenuhi kebutuhan dasar dan psikologis anggota keluarga. Aktivitas yang dilakukan keluarga secara rutin terbukti mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap individu di dalamnya, seperti mengajak anak bermain yang menstimulasi perkembangan kognitif dan emosional. Selain itu, adanya hubungan saling ketergantungan yang sehat dengan komunitas, seperti berinteraksi baik dengan tetangga, menunjukkan bahwa keluarga tidak terisolasi dan mampu memanfaatkan sumber daya eksternal.
Tanda dan Gejala Minor yang dapat mendukung diagnosis ini meliputi tercapainya tujuan keluarga, fleksibilitas dalam peran masing-masing anggota, adanya aturan keluarga yang jelas namun tidak kaku, serta keseimbangan yang sehat antara otonomi individu dan kebersamaan sebagai satu unit. Keluarga yang siap untuk peningkatan prosesnya biasanya menunjukkan respek terhadap pandangan setiap anggota, mampu mengekspresikan beragam perasaan (termasuk marah, bahagia, dan sedih) secara konstruktif, serta memiliki strategi koping yang efektif untuk mengatasi stresor sehari-hari.
Dalam konteks asuhan keperawatan, mengidentifikasi "Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga" adalah langkah proaktif. Perawat tidak menunggu munculnya disfungsi, tetapi secara aktif mengenali kekuatan yang ada dan bekerja sama dengan keluarga untuk membangun di atas fondasi tersebut. Peran perawat adalah sebagai fasilitator, pendidik, dan pendukung. Perawat membantu keluarga mengidentifikasi area yang ingin mereka tingkatkan, menetapkan tujuan yang realistis, dan mengeksplorasi sumber daya internal maupun eksternal yang dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut. Misalnya, meskipun interaksi dengan tetangga baik, keluarga mungkin ingin belajar cara mengelola waktu agar dapat berpartisipasi lebih aktif dalam kegiatan komunitas tanpa mengorbankan waktu keluarga. Atau, mereka mungkin ingin belajar lebih lanjut tentang tahap perkembangan anak untuk memberikan dukungan yang lebih optimal. Dengan demikian, intervensi yang diberikan tidak bersifat korektif, melainkan bersifat penguatan (reinforcement) dan pemberdayaan (empowerment), membantu keluarga yang sudah berfungsi baik menjadi lebih tangguh, harmonis, dan sejahtera.Kode SLKI: L.10095
Luaran yang Diharapkan: Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan **Proses Keluarga Meningkat**, dengan kriteria hasil:
- Adaptasi keluarga terhadap situasi meningkat.
- Komunikasi antar anggota keluarga meningkat.
- Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga meningkat.
- Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga meningkat.
- Hubungan antar anggota keluarga meningkat.
- Aktivitas yang mendukung pertumbuhan anggota keluarga meningkat.
- Peran keluarga berjalan fleksibel sesuai tahap perkembangan meningkat.
Kode SIKI: I.13478
Intervensi Utama: **Dukungan Proses Keluarga**. Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pemeliharaan dan penguatan fungsi keluarga yang sudah ada. Tindakan yang dilakukan meliputi:
- Observasi: Mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang dimiliki keluarga. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang tahap perkembangan dan tugas-tugas keluarga saat ini. Mengkaji pola komunikasi dan struktur peran dalam keluarga.
- Terapeutik: Menciptakan hubungan perawat-kel
-
Article No. 22320 | 22 Oct 2025
Klinis : managemen kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
-
Article No. 22321 | 22 Oct 2025
Klinis : manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Kode SDKI: D.0115
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif adalah suatu kondisi di mana pola pengaturan dan pengintegrasian program terapi untuk penyakit atau kondisi lain ke dalam kehidupan sehari-hari keluarga tidak memuaskan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik. Diagnosis ini tidak berfokus pada individu semata, melainkan pada unit keluarga sebagai sistem yang gagal dalam mengelola tantangan kesehatan yang dihadapi oleh salah satu atau lebih anggotanya. Keluarga, sebagai unit perawatan primer, memegang peranan krusial dalam mendukung, merawat, dan memfasilitasi proses penyembuhan anggota yang sakit. Ketika fungsi ini terganggu, maka proses pemulihan dan pencapaian status kesehatan yang optimal akan terhambat secara signifikan.
Ketidakefektifan ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Gejala dan tanda mayor yang sering dijumpai adalah kegagalan keluarga dalam melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah diketahui. Misalnya, pada keluarga dengan anggota penderita diabetes melitus, kegagalan ini bisa berupa tetap menyediakan makanan tinggi gula atau tidak mendorong aktivitas fisik. Tanda mayor lainnya adalah aktivitas keluarga yang tidak tepat untuk memperbaiki atau mencegah masalah kesehatan, seperti menggunakan pengobatan alternatif yang belum terbukti secara ilmiah dan mengabaikan terapi medis yang direkomendasikan. Secara subjektif, anggota keluarga sering kali secara eksplisit mengungkapkan kesulitan dalam menjalankan program perawatan yang telah ditetapkan oleh tenaga kesehatan. Mereka mungkin merasa kewalahan, bingung, atau tidak mampu mengikuti instruksi yang kompleks.
Penyebab yang mendasari kondisi ini sangat beragam dan kompleks. Salah satu faktor utama adalah kompleksitas program terapeutik itu sendiri. Regimen pengobatan yang melibatkan banyak jenis obat dengan jadwal yang rumit, perubahan gaya hidup yang drastis, atau penggunaan alat medis canggih di rumah dapat menjadi beban yang sangat berat bagi keluarga. Konflik pengambilan keputusan di antara anggota keluarga juga sering menjadi pemicu. Perbedaan pendapat mengenai pilihan pengobatan, siapa yang bertanggung jawab merawat, atau bagaimana sumber daya keluarga dialokasikan dapat menciptakan kelumpuhan dalam tindakan.
Faktor ekonomi juga tidak dapat diabaikan. Kesulitan finansial dapat menghalangi keluarga untuk membeli obat, mengakses layanan kesehatan, atau menyediakan diet yang sesuai. Konflik keluarga yang sudah ada sebelumnya, yang tidak terkait dengan masalah kesehatan, dapat diperburuk oleh stres akibat penyakit, sehingga mengganggu kerja sama dan dukungan timbal balik. Hambatan akses terhadap layanan kesehatan, baik karena jarak geografis, masalah transportasi, maupun keterbatasan jam operasional fasilitas kesehatan, juga menjadi penyebab signifikan.
Selain itu, kurangnya paparan informasi atau ketidakcukupan petunjuk dari tenaga kesehatan dapat membuat keluarga tidak memahami kondisi penyakit, tujuan pengobatan, dan cara perawatan yang benar. Persepsi keluarga terhadap keseriusan kondisi juga memainkan peran penting. Jika keluarga meremehkan tingkat keparahan suatu penyakit, mereka cenderung kurang termotivasi untuk mematuhi program perawatan.
Dampak dari manajemen kesehatan keluarga yang tidak efektif sangat luas. Bagi pasien, hal ini dapat menyebabkan perburukan gejala, peningkatan frekuensi komplikasi, perpanjangan masa rawat inap, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Bagi keluarga, kondisi ini dapat menimbulkan stres kronis, kelelahan emosional (burnout) pada perawat utama (caregiver), ketegangan hubungan antar anggota keluarga, dan beban finansial yang semakin berat. Perawat memiliki peran sentral dalam mengidentifikasi diagnosis ini melalui pengkajian yang komprehensif terhadap dinamika keluarga, pemahaman mereka tentang penyakit, dan kemampuan mereka dalam melaksanakan program perawatan. Intervensi yang tepat harus berfokus pada pemberdayaan keluarga melalui edukasi, dukungan psikososial, fasilitasi komunikasi, dan penyelesaian masalah secara kolaboratif untuk memulihkan fungsi keluarga sebagai sistem pendukung yang efektif.
Kode SLKI: L.12104
Luaran yang Diharapkan: Manajemen Kesehatan Keluarga. Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan kemampuan keluarga dalam mengatur dan mengintegrasikan program terapi untuk mencapai tujuan kesehatan meningkat. Kriteria hasil yang diharapkan adalah:
- Kemampuan keluarga menjelaskan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga meningkat.
- Aktivitas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dinilai semakin tepat.
- Verbalisasi kesulitan dalam menjalankan perawatan yang ditetapkan oleh keluarga menurun.
- Keluarga menunjukkan peningkatan tindakan untuk mengurangi faktor risiko.
- Frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan meningkat.
- Perburukan gejala pada anggota keluarga yang sakit menurun.
- Upaya keluarga dalam mencari bantuan dari tenaga kesehatan atau sumber lain meningkat.
- Tindakan pencegahan masalah kesehatan oleh keluarga meningkat.
Kode SIKI: I.09260
Intervensi Utama: Dukungan Koping Keluarga. Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan keluarga dalam beradaptasi dan mengatasi krisis kesehatan yang dihadapi. Tindakan yang dilakukan meliputi:
Observasi:
- Mengidentifikasi respons emosional keluarga terhadap kondisi anggota keluarga yang sakit.
- Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang proses penyakit dan pilihan pengobatan.
- Mengidentifikasi beban dan masalah spesifik yang dirasakan dalam dinamika keluarga.
Terapeutik:
- Mendengarkan secara aktif masalah, perasaan, dan pertanyaan yang diungkapkan oleh keluarga.
- Menerima nilai-nilai dan keyakinan keluarga dengan sikap yang tidak menghakimi.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga, serta antar anggota keluarga.
- Memfasilitasi proses pengambilan keputusan bersama dalam merencanakan perawatan, terutama untuk jangka panjang.
- Membantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi konflik nilai yang ada.
- Menghargai dan mendukung mekanisme koping adaptif yang digunakan keluarga.
Edukasi:
- Menginformasikan kemajuan kondisi pasien kepada keluarga secara berkala dan jujur.
- Memberikan informasi mengenai fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia dan relevan (misalnya, layanan rehabilitasi, kelompok pendukung, atau layanan sosial).
- Menganjurkan keluarga untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan keluarga yang suportif.
- Menganjurkan partisipasi aktif keluarga dalam proses perawatan sesuai dengan kemampuan mereka.
- Mengajarkan cara-cara atau strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah yang timbul akibat kondisi kesehatan anggota keluarga.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
-
Article No. 22322 | 22 Oct 2025
Klinis : Tn. S, laki-laki berusia 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa seperti tertindih benda berat dan tidak hilang dengan istirahat. Pasien tampak gelisah dan pucat, serta mengeluh sesak napas terutama saat berbaring. Dari hasil pengkajian diperoleh data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 kali/menit, napas 28 kali/menit, SpO₂ 89%, dan bunyi jantung S3 terdengar. Terdapat edema pada kedua tungkai dan vena leher tampak menonjol. Hasil EKG menunjukkan adanya iskemia miokard dan foto toraks memperlihatkan pembesaran jantung. Pasien tampak gelisah, berkeringat dingin, dan sering bertanya apakah dirinya akan sembuh atau tidak. Ia mengatakan merasa takut dan cemas, terutama saat nyeri dada muncul. Pasien juga mengeluh cepat lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.
Article No. 22323 | 22 Oct 2025
Klinis : Tn. S, laki-laki berusia 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa seperti tertindih benda berat dan tidak hilang dengan istirahat. Pasien tampak gelisah dan pucat, serta mengeluh sesak napas terutama saat berbaring. Dari hasil pengkajian diperoleh data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 kali/menit, napas 28 kali/menit, SpO₂ 89%, dan bunyi jantung S3 terdengar. Terdapat edema pada kedua tungkai dan vena leher tampak menonjol. Hasil EKG menunjukkan adanya iskemia miokard dan foto toraks memperlihatkan pembesaran jantung. Pasien tampak gelisah, berkeringat dingin, dan sering bertanya apakah dirinya akan sembuh atau tidak. Ia mengatakan merasa takut dan cemas, terutama saat nyeri dada muncul. Pasien juga mengeluh cepat lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Penurunan Curah Jantung adalah kondisi ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan fisiologis yang paling kritis, terutama dalam konteks kardiovaskular, karena secara langsung mengancam perfusi organ vital seperti otak, ginjal, dan jantung itu sendiri. Curah jantung (Cardiac Output) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel kiri ke aorta setiap menitnya, yang merupakan hasil perkalian antara denyut jantung (Heart Rate) dan volume sekuncup (Stroke Volume). Penurunan curah jantung dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mengganggu salah satu atau kedua komponen ini. Penyebab utamanya meliputi perubahan irama jantung (aritmia), perubahan frekuensi jantung (takikardia atau bradikardia ekstrem), serta perubahan pada volume sekuncup yang
Article No. 22324 | 22 Oct 2025
Klinis : Tn. S, laki-laki berusia 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa seperti tertindih benda berat dan tidak hilang dengan istirahat. Pasien tampak gelisah dan pucat, serta mengeluh sesak napas terutama saat berbaring. Dari hasil pengkajian diperoleh data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 kali/menit, napas 28 kali/menit, SpO₂ 89%, dan bunyi jantung S3 terdengar. Terdapat edema pada kedua tungkai dan vena leher tampak menonjol. Hasil EKG menunjukkan adanya iskemia miokard dan foto toraks memperlihatkan pembesaran jantung. Pasien tampak gelisah, berkeringat dingin, dan sering bertanya apakah dirinya akan sembuh atau tidak. Ia mengatakan merasa takut dan cemas, terutama saat nyeri dada muncul. Pasien juga mengeluh cepat lelah walaupun hanya berjalan ke kamar mandi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata):
Penurunan Curah Jantung adalah suatu kondisi klinis di mana jantung tidak mampu memompa darah dalam volume yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan oksigenasi jaringan tubuh. Kondisi ini merupakan masalah fisiologis yang sangat serius dan berpotensi mengancam jiwa, karena seluruh sistem organ bergantung pada sirkulasi darah yang adekuat untuk berfungsi secara normal. Curah jantung (Cardiac Output) sendiri merupakan hasil perkalian antara denyut jantung (Heart Rate) dan volume sekuncup (Stroke Volume), yaitu jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri dalam satu kali kontraksi. Oleh karena itu, setiap faktor yang mengganggu denyut jantung atau volume sekuncup dapat menyebabkan penurunan curah jantung.
Pada kasus Tn. S, penurunan curah jantung terjadi sebagai akibat langsung dari iskemia miokard, yang ditunjukkan oleh hasil EKG. Iskemia miokard adalah kondisi di mana aliran darah ke otot jantung (miokardium) berkurang, menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi. Penyebab paling umum adalah penyumbatan pada arteri koroner. Ketika sel-sel otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, kemampuannya untuk berkontraksi secara efektif akan menurun drastis. Hal ini secara langsung memengaruhi komponen utama curah jantung, yaitu kontraktilitas miokard. Kontraktilitas yang melemah berarti volume sekuncup (Stroke Volume) menurun, sehingga jumlah darah yang dipompa ke sirkulasi sistemik pada setiap denyutan menjadi lebih sedikit.
Manifestasi klinis yang dialami Tn. S sangat khas untuk kondisi penurunan curah jantung. Hipotensi (tekanan darah 90/60 mmHg) adalah tanda utama bahwa jantung gagal menghasilkan tekanan yang cukup untuk mendorong darah ke seluruh tubuh. Sebagai respons kompensasi terhadap penurunan volume sekuncup dan tekanan darah, sistem saraf simpatis akan teraktivasi. Hal ini memicu peningkatan denyut jantung (takikardia, 110 kali/menit) dalam upaya untuk mempertahankan curah jantung (CO = HR x SV). Namun, takikardia yang berkepanjangan justru merugikan karena memperpendek waktu pengisian diastolik ventrikel, yang dapat semakin mengurangi volume sekuncup, dan juga meningkatkan konsumsi oksigen miokard, yang memperburuk iskemia yang sudah ada.
Gejala lain seperti pucat, akral dingin, dan berkeringat dingin (diaphoresis) adalah akibat dari vasokonstriksi perifer. Ini juga merupakan mekanisme kompensasi di mana tubuh mengalihkan aliran darah dari organ yang kurang vital (seperti kulit) ke organ yang lebih vital (otak, jantung, ginjal). Pasien tampak gelisah karena hipoksia serebral ringan akibat perfusi otak yang mulai terganggu.
Penurunan curah jantung dari ventrikel kiri menyebabkan darah terbendung di sirkulasi paru (kongesti paru). Peningkatan tekanan di kapiler paru menyebabkan cairan merembes ke dalam alveoli, suatu kondisi yang dikenal sebagai edema paru. Hal ini menjelaskan keluhan sesak napas (dispnea) yang dialami Tn. S, terutama saat berbaring (ortopnea), karena posisi berbaring meningkatkan aliran balik vena ke jantung yang sudah gagal, memperburuk kongesti. Takipnea (napas 28 kali/menit) dan saturasi oksigen yang rendah (SpO₂ 89%) adalah bukti objektif dari gangguan pertukaran gas akibat adanya cairan di paru-paru. Ditemukannya bunyi jantung S3 pada auskultasi merupakan tanda klasik dari kelebihan volume dan kegagalan ventrikel, di mana darah yang masuk dengan cepat ke ventrikel yang sudah teregang dan kaku menimbulkan getaran.
Selain itu, kegagalan pompa jantung juga menyebabkan bendungan darah di sirkulasi vena sistemik. Hal ini terlihat dari adanya distensi vena jugularis (vena leher tampak menonjol) dan edema pada kedua
Article No. 22325 | 22 Oct 2025
Klinis : PASIEN MENGATAKAN PERUT KENCENG-KENCENG SUDAH JARANG, KELUAR DARAH SEDIKIT Tensi : 110/70. Nadi : 89. Suhu : 36.9. SpO2 : 99 %. Porsi Makan : 3X/HARI. GCS : E: 4 V: 5 M: 6. RR : 20. DJJ : 145X/MENIT SKALA NYERI 2 MEWSS : 2 VT : TIDAK DILAKUKAN FLUXUS - G1 P0000 UK 31-32 MG THIU LETKEP + PPI+ TBJ 1500GR + SKRINING ASFIKSIA (+) + SKRINING HPP(+) + POST MATURASI PARU JANIN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Persalinan Prematur
Kode SDKI: D.0087
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Persalinan Prematur adalah kondisi dimana seorang ibu hamil berisiko mengalami persalinan yang terjadi sebelum akhir minggu ke-37 kehamilan. Persalinan prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal di seluruh dunia. Bayi yang lahir prematur menghadapi risiko komplikasi kesehatan yang signifikan karena organ-organ mereka belum sepenuhnya matang untuk berfungsi di luar rahim. Kondisi ini menjadi fokus utama dalam asuhan keperawatan antepartum, di mana identifikasi dini faktor risiko dan intervensi yang tepat waktu dapat menunda persalinan dan memberikan kesempatan bagi janin untuk berkembang lebih lanjut, serta memungkinkan intervensi medis seperti pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin.
Berdasarkan data yang disajikan, pasien ini memiliki beberapa faktor yang menempatkannya pada kategori risiko tinggi untuk persalinan prematur. Usia kehamilan 31-32 minggu secara definitif menempatkannya dalam periode preterm. Diagnosis medis 'Persalinan Preterm Imminens (PPI)' secara eksplisit menyatakan bahwa pasien sedang dalam ancaman persalinan dini. Gejala subjektif yang dilaporkan, yaitu riwayat "perut kenceng-kenceng" (kontraksi uterus) dan "keluar darah sedikit" (perdarahan pervaginam atau spotting), adalah tanda-tanda klasik dari persalinan prematur. Meskipun kontraksi dilaporkan sudah jarang, riwayat kejadian ini menunjukkan bahwa proses persalinan mungkin telah dimulai dan berhasil ditekan sementara waktu dengan intervensi medis. Adanya skrining positif untuk asfiksia dan perdarahan pasca persalinan (HPP) lebih lanjut menggarisbawahi status kehamilan berisiko tinggi.
Faktor risiko persalinan prematur sangat bervariasi dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, termasuk riwayat obstetri sebelumnya, kondisi medis ibu, faktor terkait kehamilan saat ini, dan faktor sosiodemografi. Pada kasus ini, sebagai seorang primigravida (G1 P0000), pasien tidak memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya, yang merupakan salah satu prediktor terkuat. Namun, faktor-faktor dari kehamilan saat ini sangat dominan, seperti yang ditunjukkan oleh diagnosis PPI. Penyebab pasti persalinan prematur seringkali tidak diketahui (idiopatik), tetapi beberapa jalur patofisiologis yang diyakini berperan meliputi infeksi atau inflamasi intrauterin, perdarahan desidua, peregangan uterus berlebihan (misalnya pada kehamilan ganda atau polihidramnion), dan stres maternal.
Penegakan diagnosis keperawatan 'Risiko Persalinan Prematur' pada pasien ini didasarkan pada integrasi data subjektif dan objektif. Keluhan pasien tentang kontraksi dan perdarahan adalah data mayor. Data objektif seperti usia kehamilan, diagnosis medis PPI, dan intervensi yang telah diberikan (maturasi paru janin) mengkonfirmasi risiko tersebut. Denyut Jantung Janin (DJJ) 145x/menit berada dalam rentang normal (110-160x/menit), yang menunjukkan bahwa janin saat ini dalam kondisi stabil, namun pemantauan ketat tetap diperlukan karena stres akibat kontraksi atau kondisi patologis lainnya dapat menyebabkan gawat janin. Tanda-tanda vital ibu yang stabil (Tensi 110/70, Nadi 89, Suhu 36.9, RR 20) menunjukkan bahwa kondisi ibu saat ini tidak dalam keadaan kritis, namun hal ini dapat berubah dengan cepat jika persalinan berlanjut.Article No. 22326 | 22 Oct 2025
Klinis : PASIEN MENGATAKAN PERUT KENCENG-KENCENG SUDAH JARANG, KELUAR DARAH SEDIKIT. pasien datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak jam 11:30 sewatu duduk. kenceng kenceng sejak kemarin malam. kenceng kenceng hilang timbul. pasien hamil anak pertama usia kehamilan 31 minggu Tensi : 110/70. Nadi : 89. Suhu : 36.9. SpO2 : 99 %. Porsi Makan : 3X/HARI. GCS : E: 4 V: 5 M: 6. RR : 20. DJJ : 145X/MENIT SKALA NYERI 2 MEWSS : 2 VT : TIDAK DILAKUKAN FLUXUS - G1 P0000 UK 31-32 MG THIU LETKEP + PPI+ TBJ 1500GR + SKRINING ASFIKSIA (+) + SKRINING HPP(+) + POST MATURASI PARU JANIN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Cedera pada Janin
Kode SDKI: D.0137
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Cedera pada Janin didefinisikan sebagai kondisi berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama periode gestasi hingga proses persalinan. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan paling krusial dalam asuhan obstetri, karena berfokus pada kesejahteraan unit fetoplasenta, yang terdiri dari janin, plasenta, dan tali pusat. Cedera pada janin dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari hipoksia (kekurangan oksigen), asfiksia (kondisi gawat akibat kekurangan oksigen yang parah), trauma fisik, hingga kematian janin dalam kandungan (Intrauterine Fetal Demise/IUFD). Dalam kasus ini, pasien dengan usia kehamilan 31-32 minggu (prematur), riwayat perdarahan dari jalan lahir (fluxus), dan kontraksi yang hilang timbul (his) menunjukkan adanya ancaman persalinan prematur (Partus Prematurus Imminens/PPI). Prematuritas sendiri merupakan faktor risiko utama cedera janin, karena organ-organ janin, terutama paru-paru dan otak, belum matang sempurna dan sangat rentan terhadap stres hipoksia. Adanya skrining asfiksia yang positif semakin menguatkan diagnosis risiko ini, menandakan bahwa telah teridentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan janin mengalami kekurangan oksigen. Perdarahan pervaginam, meskipun dilaporkan sedikit, dapat menjadi tanda adanya masalah pada plasenta, seperti solusio plasenta (plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim) atau plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir), yang keduanya dapat secara signifikan mengganggu aliran darah dan oksigen ke janin. Kontraksi uterus yang terjadi pada persalinan prematur juga menjadi faktor risiko. Meskipun kontraksi adalah proses fisiologis untuk persalinan, kontraksi yang terlalu kuat, terlalu sering, atau tidak terkoordinasi (inkordinat) dapat menekan pembuluh darah di rahim dan plasenta, sehingga mengurangi aliran darah ke janin selama puncak kontraksi. Jika periode relaksasi antar kontraksi tidak cukup lama, janin tidak memiliki waktu yang cukup untuk "memulihkan diri" dan mengisi kembali cadangan oksigennya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gawat janin (fetal distress). Taksiran berat janin (TBJ) yang rendah (1500 gram) juga menambah tingkat risiko, karena janin dengan berat badan lahir rendah memiliki cadangan energi yang lebih sedikit dan lebih rentan terhadap komplikasi. Oleh karena itu, peran perawat adalah melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu dan janin untuk mendeteksi secara dini tanda-tanda gawat janin dan mengimplementasikan intervensi yang tepat untuk memitigasi risiko cedera. Pemantauan ini mencakup evaluasi denyut jantung janin (DJJ) sebagai indikator utama kesejahteraan janin, pemantauan aktivitas uterus (kontraksi), serta observasi kondisi ibu yang dapat mempengaruhi janin, seperti tekanan darah dan tanda-tanda perdarahan aktif.
Kode SLKI: L.14138
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan tingkat cedera pada janin menurun, dengan kriteria hasil:
1. Frekuensi denyut jantung janin apek berada dalam rentang normal (110-160 kali/menit).
2. Gerakan janin aktif dan dirasakan oleh ibu.
3. Variabilitas denyut jantung janin dalam batas normal (moderat, 5-25 dpm) pada pemantauan kardiotokografi (CTG).
4. Tidak terdapat deselerasi lambat (late deceleration) atau deselerasi variabel yang signifikan pada rekaman CTG.
5. Kontraksi uterus dapat terkontrol atau berkurang dengan terapi tokolitik.
6. Perdarahan pervaginam berhenti atau tidak bertambah banyak.
7. Tidak ada tanda-tanda gawat janin lainnya (misalnya, air ketuban bercampur mekonium pada presentasi kepala).
8. Skor profil biofisik janin dalam batas normal (jika dilakukan pemeriksaan).Kode SIKI: I.02055
Intervensi Utama: Pemantauan Denyut Jantung Janin
Observasi:
1. Identifikasi status obstetrik (usia kehamilan, riwayat persalinan, riwayat kehamilan).
2. Identifikasi riwayat pembedahan uterus (misal: seksio sesarea sebelumnya).
Article No. 22327 | 22 Oct 2025
Klinis : cemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: cemas
Kode SDKI: D.0080
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ansietas, atau kecemasan, didefinisikan sebagai kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Berbeda dengan rasa takut, yang merupakan respons terhadap ancaman nyata dan spesifik, ansietas adalah respons terhadap ancaman yang bersifat samar, tidak pasti, atau bahkan imajiner. Ini adalah perasaan waspada dan khawatir yang berlebihan, sering kali disertai dengan gejala fisik yang tidak menyenangkan. Ansietas merupakan pengalaman manusia yang universal dan dapat berfungsi sebagai mekanisme adaptif yang mempersiapkan individu untuk menghadapi potensi bahaya (respons "lawan atau lari" atau *fight-or-flight*). Namun, ketika respons ini menjadi berlebihan, tidak proporsional dengan situasi, atau kronis, ia dapat berubah menjadi kondisi maladaptif yang mengganggu fungsi sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Secara fisiologis, ansietas mengaktifkan sistem saraf otonom, khususnya cabang simpatis. Aktivasi ini memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang menyebabkan serangkaian perubahan fisik. Jantung berdetak lebih cepat (takikardia) untuk memompa lebih banyak darah ke otot, pernapasan menjadi lebih cepat dan dangkal (takipnea) untuk meningkatkan asupan oksigen, tekanan darah meningkat, dan terjadi peningkatan keringat (diaforesis). Gejala fisik lainnya termasuk gemetar (tremor), ketegangan otot, pusing, mual, dan mulut kering. Respons fisiologis ini, meskipun dirancang untuk kelangsungan hidup dalam situasi berbahaya, dapat menjadi sangat melelahkan dan menakutkan bagi individu yang mengalaminya secara terus-menerus dalam konteks non-ancaman.
Dari perspektif kognitif dan emosional, ansietas ditandai dengan kekhawatiran yang persisten, pikiran yang berpacu, kesulitan berkonsentrasi, dan perasaan tegang atau gelisah. Individu mungkin merasa bingung, sulit mengambil keputusan, dan terus-menerus mengantisipasi skenario terburuk. Perasaan tidak berdaya dan kehilangan kontrol sering kali menyertai kondisi ini, menciptakan lingkaran setan di mana gejala fisik memperburuk kekhawatiran kognitif, dan sebaliknya.
Penyebab (etiologi) ansietas bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Beberapa penyebab utama yang diidentifikasi dalam SDKI meliputi:
1. **Krisis Situasional:** Peristiwa hidup yang signifikan dan penuh tekanan, seperti diagnosis penyakit berat, rawat inap, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kematian orang yang dicintai.
2. **Kebutuhan Tidak Terpenuhi:** Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti keamanan finansial, dukungan sosial, atau tujuan hidup dapat memicu perasaan cemas yang kronis.
3. **Ancaman terhadap Konsep Diri:** Situasi yang mengancam citra diri, harga diri, atau peran sosial seseorang, misalnya kegagalan dalam karier atau perubahan penampilan fisik akibat penyakit.
4. **Ancaman Kematian:** Menghadapi mortalitas sendiri atau orang lain, baik karena penyakit terminal maupun pengalaman traumatis.
5. **Stresor:** Paparan terus-menerus terhadap tekanan dari lingkungan kerja, hubungan interpersonal, atau tuntutan akademis.
6. **Faktor Keturunan:** Adanya riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga dapat meningkatkan kerentanan genetik seseorang.
7. **Penyalahgunaan Zat:** Penggunaan atau penghentian (putus zat) alkohol, kafein, atau obat-obatan terlarang dapat memicu atau memperburuk gejala ansietas.
Gejala dan tanda yang menjadi dasar penegakan diagnosis keperawatan Ansietas dibagi menjadi kategori mayor dan minor.
**Gejala dan Tanda Mayor:**
* **Subjektif:** Pasien secara verbal mengungkapkan perasaan bingung, khawatir terhadap akibat dari kondisi yang dihadapinya, dan melaporkan kesulitan untuk berkonsentrasi.
* **Objektif:** Perawat mengobservasi pasien tampak gelisah (misalnya, tidak bisa duduk diam, meremas-remas tangan), tampak tegang (misalnya, otot kaku, dahi berkerut), dan mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia).
**Gejala dan Tanda Minor:**
* **Subjektif:** Pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan (an1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178 2179