Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4309 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memberikan tone akademis dan persona pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret di saluran napas akibat tuberkulosis paru.
Penjelasan SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, peradangan saluran napas.
- Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, bunyi napas tambahan, napas dangkal, retraksi dinding dada.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada bunyi napas tambahan, pasien mampu batuk dan ekspektorasi sekret.
Penjelasan SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pemberian bronkodilator, oksigenasi, edukasi manajemen sekret. -
Article No. 4310 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas, mual, dan takikardia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan sesak napas dan kelelahan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Nyeri akut (SDKI):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Infark miokard akut.
- Gejala dan tanda mayor: Nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin.
2. Penurunan curah jantung (SDKI):
- Definisi: Ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Infark miokard akut.
- Gejala dan tanda mayor: Sesak napas, mual, dan takikardia.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas fisik.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan curah jantung.
- Gejala dan tanda mayor: Sesak napas dan kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat digunakan untuk menetapkan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan. -
Article No. 4311 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjabarkan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Penurunan Curah Jantung
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah-istilah tersebut.
- SLKI: Intervensi untuk membantu pasien mengatasi atau mengurangi nyeri.
- SIKI: Tindakan perawat untuk mengidentifikasi, memantau, dan mengelola nyeri yang dirasakan pasien.
2. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Ketidakcukupan jumlah darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat.
- SIKI: Tindakan perawat untuk memantau dan mengelola fungsi kardiovaskular pasien.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk memastikan dan mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Tindakan perawat untuk menilai, memantau, dan mengelola asupan nutrisi pasien.
Dalam kasus ini, pasien wanita usia 60 tahun mengalami gejala-gejala infark miokard akut, seperti nyeri dada hebat, sesak napas, mual, dan keringat dingin. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Perawat perlu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengelola nyeri, mempertahankan fungsi kardiovaskular, dan menjaga asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 4312 | 02 Nov 2024
Klinis : luka terbuka di kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi luka terbuka di kepala.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengompromikan kesehatan.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi luka terbuka di kepala, pasien berisiko mengalami infeksi. Luka terbuka merupakan pintu masuk bagi bakteri dan mikroorganisme patogen untuk masuk ke dalam tubuh. Tanpa penanganan yang tepat, luka tersebut dapat terinfeksi dan menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Faktor risiko: Kerusakan integritas kulit, paparan terhadap lingkungan yang tidak terkontrol, prosedur invasif, penurunan sistem imun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi pada luka, luka sembuh secara progresif, tanda-tanda infeksi tidak muncul.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan: Perawatan luka, pemberian antibiotik (jika diperlukan), pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka terbuka di kepala pasien. Pemantauan yang ketat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal. -
Article No. 4313 | 02 Nov 2024
Klinis : Bayi A usia 1 hari tampak menangis, tidak nyaman, menggigil, tangan terasa dingin, suhu 36,5 derajat celcius, tampak baru selesai mandi dan ruangan terasa dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipotermi Berhubungan dengan Paparan Lingkungan Dingin
Penjelasan:
Risiko Hipotermi adalah kondisi di mana suhu tubuh di bawah 35°C, yang dapat terjadi karena paparan lingkungan dingin. Pada kasus bayi A, suhu tubuh 36,5°C menandakan risiko hipotermi karena suhu tubuh di bawah normal pada bayi baru lahir.
SDKI:
Risiko Hipotermi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35°C.
SLKI:
Setelah intervensi keperawatan, diharapkan bayi A dapat:
1. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
2. Tidak mengalami tanda-tanda hipotermi (menggigil, tangan dan kaki terasa dingin).
3. Nyaman dan tidak menangis.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pertahankan suhu ruangan yang nyaman (24-26°C).
2. Lakukan penghangatan tubuh bayi (pembungkusan, penggunaan inkubator, atau pemancar panas).
3. Minimalkan paparan bayi terhadap lingkungan dingin.
4. Pantau suhu tubuh bayi secara berkala.
5. Berikan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan produksi panas tubuh.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 4314 | 02 Nov 2024
Klinis : Bayi A usia 1 hari tampak menangis, tidak nyaman, menggigil, tangan terasa dingin, suhu 36,5 derajat celcius, tampak baru selesai mandi dan ruangan terasa dingin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala-gejala yang disebutkan, diagnosis yang sesuai adalah hipotermia neonatal. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P80.9
- Deskripsi: Hipotermia neonatal, tidak dispesifikasi
Hipotermia neonatal adalah kondisi di mana bayi mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 36,5°C (97,7°F). Gejala yang disebutkan, seperti menangis, tidak nyaman, menggigil, dan tangan terasa dingin, sesuai dengan presentasi klinis hipotermia neonatal. Paparan dingin setelah mandi dan suhu ruangan yang rendah dapat menjadi faktor pencetus.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.0
- Deskripsi: Pemantauan dan pengukuran suhu tubuh
Dalam menangani kasus ini, pemantauan dan pengukuran suhu tubuh bayi secara berkala merupakan tindakan medis yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan kondisi. Tindakan lain yang mungkin diperlukan adalah pemanasan bayi dengan menggunakan inkubator atau selimut hangat untuk mengembalikan suhu tubuh ke kisaran normal. -
Article No. 4315 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Tanda dan Gejala: Demam.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, adanya obstruksi jalan napas.
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Intake makanan tidak adekuat, penurunan nafsu makan.
Hipertermia
- Kode: 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Faktor yang Berhubungan: Proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Keseimbangan Nutrisi
3. Suhu tubuh normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Demam
Dalam hal ini, perawat berperan penting dalam memantau kondisi pasien, memberikan perawatan yang tepat, dan melakukan edukasi kepada pasien serta keluarga untuk mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 4316 | 02 Nov 2024
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif up
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), karakteristik definisi dari Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
1. Suara napas tidak normal (misalnya suara napas tambahan, napas cuping hidung)
2. Ketidakmampuan untuk batuk efektif
3. Sputum berlebihan
4. Perubahan frekuensi napas
5. Perubahan irama napas
6. Perubahan kedalaman napas
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi luaran yang diharapkan pada pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yaitu:
1. Jalan napas terbuka
2. Pola napas efektif
3. Bebas dari sputum
4. Bebas dari suara napas tambahan
Kemudian, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen ventilasi
3. Manajemen oksigenasi
4. Manajemen batuk
5. Manajemen sputum
Dengan memahami diagnosa keperawatan, karakteristik definisi, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang dapat dilakukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4317 | 02 Nov 2024
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif up
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi. Indikator yang digunakan antara lain frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas tambahan, dan pasien dapat batuk efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor status pernafasan, lakukan suction jika perlu, berikan oksigen, ajarkan teknik batuk efektif, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat terhadap pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, serta kolaborasi yang erat dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif. Penanganan yang tepat sangat penting untuk mempertahankan fungsi pernafasan pasien. -
Article No. 4318 | 02 Nov 2024
Klinis : Gagal nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gagal napas.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas Spontan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeluarkan karbon dioksida.
- Karakteristik mayor: Pola napas tidak teratur, takipnea, dispnea, retraksi otot pernapasan, ortopnea, sianosis.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan neuromuskular, gangguan mekanis pernapasan, gangguan pertukaran gas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, kemampuan ventilasi yang memadai, pertukaran gas yang adekuat.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, saturasi oksigen dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, manajemen oksigenasi, manajemen kelelahan.
- Tindakan keperawatan: Memastikan jalan napas bebas, memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, mengatur posisi untuk memudahkan pernapasan, melakukan latihan pernapasan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat membantu Anda dalam menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengelola kondisi gagal napas pasien secara komprehensif. Saya dapat memberikan saran dan panduan yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klinis pasien.