Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20732 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut (10020)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tindakan Nyeri (20049)
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0110)
- Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (10009)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (20012)
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas rutin.
- SIKI: Manajemen Energi (I0140)
- Definisi: Intervensi untuk membantu pasien mengatur energi yang dimiliki untuk mempertahankan aktivitas harian.
3. Risiko Hipotermi
- SDKI: Risiko Hipotermi (10033)
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal karena faktor internal dan/atau eksternal.
- SLKI: Termoregulasi (20057)
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen Suhu Tubuh (I0370)
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, penjelasan singkat di atas mencakup diagnosa keperawatan, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 20733 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
3. Risiko Hipotermi (00007)
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah batas normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (00132)
Kode: 10030
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Kode: 10006
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
3. Risiko Hipotermi (00007)
Kode: 10004
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Tindakan untuk mengontrol atau mengurangi rasa sakit dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
2. Status Pernapasan (0415)
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan efektif.
3. Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Mempertahankan jalan napas yang paten untuk memungkinkan pertukaran gas yang adekuat.
3. Manajemen Hipotermi (3900)
Definisi: Mencegah dan mengatasi penurunan suhu tubuh di bawah normal.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 20734 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh (00010)
Definisi: Perubahan suhu tubuh di atas atau di bawah rentang normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134)
Kode: 10020
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh (00010)
Kode: 10003
Definisi: Perubahan suhu tubuh di atas atau di bawah rentang normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 10013
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1410)
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang tidak terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Manajemen Hipotermi (3900)
Definisi: Tindakan untuk meningkatkan suhu tubuh pada pasien dengan suhu di bawah normal.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Pengaturan, pemberian, dan evaluasi aktivitas fisik pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fungsional.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 20735 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif mengenai asuhan keperawatan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang, yang ditandai dengan penurunan skala nyeri.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil, seperti suhu tubuh normal, nadi dan pernapasan dalam batas normal.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
4. Pasien dan keluarga dapat mengelola nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen nyeri:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri)
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
2. Pemantauan tanda-tanda vital:
- Pantau suhu, nadi, dan pernapasan secara berkala
- Lakukan intervensi untuk menjaga stabilitas tanda-tanda vital
3. Peningkatan kenyamanan:
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
4. Edukasi dan konseling:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 20651 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, dengan CRP 23.32 dan hemaglobin 11
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P36.9
- Deskripsi: Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal
- Kode: 38.93
- Deskripsi: Pemasangan kateter umbilikal
Penjelasan:
Pasien bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, serta hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan C-Reactive Protein (CRP) yang tinggi (23.32) dan kadar hemoglobin yang rendah (11). Hal ini mengarah pada diagnosis sepsis neonatal, yang merupakan infeksi bakteri sistemik yang terjadi pada bayi dalam usia kurang dari 28 hari.
Kode ICD-10 P36.9 (Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi) digunakan karena tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang agen penyebab sepsis pada pasien ini. Sementara itu, kode ICD-9-CM 96.04 (Intubasi endotrakeal) dan 38.93 (Pemasangan kateter umbilikal) mencerminkan tindakan medis yang telah dilakukan pada pasien, yaitu intubasi dan pemasangan infus umbilikal.
Pemantauan dan penatalaksanaan yang tepat, termasuk pemberian antibiotik sesuai hasil kultur, sangat penting dalam penanganan kasus sepsis neonatal untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa bayi. -
Article No. 20652 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, dengan CRP 23.32 dan hemaglobin 11
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data yang diberikan, yaitu bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, serta nilai CRP 23.32 dan hemoglobin 11, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi (SDKI 2018)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur invasif (intubasi dan pemasangan infus umbilikal), kadar CRP yang tinggi (>5 mg/L).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Teratasi
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi (suhu tubuh normal, tidak ada kemerahan, bengkak, atau nyeri pada area prosedur invasif)
- Nilai CRP kembali normal (<5 mg/L)
- Kadar hemoglobin dalam batas normal (11-14 g/dL)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala (suhu tubuh, warna, bengkak, nyeri, drainase pada area prosedur invasif)
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (CRP, hemoglobin) secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan infeksi dan anemia
- Lakukan perawatan luka dan pergantian akses infus secara aseptik
- Berikan antibiotik sesuai indikasi dan panduan tenaga kesehatan
2. Perawatan Infus
- Kaji lokasi dan fungsi akses infus secara berkala
- Lakukan perawatan akses infus sesuai prosedur aseptik
- Lakukan pergantian akses infus sesuai jadwal
3. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi bayi
- Berikan nutrisi parenteral dan/atau enteral sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan, serta status nutrisi bayi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena bayi memiliki riwayat prosedur invasif (intubasi dan pemasangan infus umbilikal) yang meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, nilai CRP yang tinggi (>5 mg/L) mengindikasikan adanya proses inflamasi/infeksi dalam tubuh.
Luaran yang diharapkan adalah teratasi risiko infeksi, yang ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi, penurunan nilai CRP ke dalam batas normal, serta kadar hemoglobin yang memadai. Ini menunjukkan bahwa proses infeksi dapat diatasi dan status kesehatan bayi membaik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen infeksi (pemantauan tanda-tanda infeksi, penatalaksanaan antibiotik), perawatan infus (pemantauan akses infus dan perawatan aseptik), serta manajemen nutrisi (kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian nutrisi parenteral/enteral). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi infeksi, serta memenuhi kebutuhan nutrisi bayi untuk mendukung pemulihan.
Pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan dan memperbaiki kondisi kesehatan bayi. -
Article No. 20653 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan suhu 37' celcius, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu bayi usia 19 hari dengan suhu 37°C, mendapatkan terapi meropenem, CRP 23,2, hemoglobin 11, dan diet ASI per OGT 12x19 ml, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur invasif (terapi meropenem), usia muda (bayi 19 hari), dan peningkatan penanda inflamasi (CRP 23,2).
2. Gangguan Pertumbuhan
Definisi: Perubahan dalam laju atau pola pertumbuhan yang tidak sesuai dengan potensi bawaan.
Faktor Risiko: Asupan nutrisi yang tidak adekuat (diet ASI per OGT 12x19 ml), usia muda (bayi 19 hari), dan anemia (hemoglobin 11).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi infeksi selama perawatan
- Tanda-tanda infeksi (suhu, CRP, dll.) menurun dalam rentang normal
- Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan segera melaporkan kepada perawat
2. Gangguan Pertumbuhan
- Berat badan bayi meningkat sesuai dengan kurva pertumbuhan normal
- Nilai laboratorium (hemoglobin) dalam batas normal
- Pasien/keluarga dapat menerapkan strategi untuk mendukung pertumbuhan yang optimal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Pemantauan tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, saturasi oksigen) secara berkala
- Pemantauan laboratorium (CRP, kultur, dll.) secara berkala
- Pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi (meropenem)
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya segera melaporkan
- Pencegahan infeksi (cuci tangan, penggunaan APD, dll.)
2. Gangguan Pertumbuhan
- Pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala
- Pemberian nutrisi enteral (ASI) sesuai kebutuhan
- Pemberian suplementasi nutrisi (vitamin, mineral, dll.) jika diperlukan
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang kebutuhan nutrisi, pola makan, dan strategi untuk mendukung pertumbuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi dan menyesuaikan rencana nutrisi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi bayi dapat membaik, tidak terjadi infeksi, dan pertumbuhannya dapat berjalan sesuai dengan kurva pertumbuhan normal. -
Article No. 20654 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko Infeksi
Pasien bayi usia 19 hari dengan akral hangat, mendapatkan terapi meropenem, dan CRP 23,2 menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi. Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko terserang organisme patogen" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Tanda dan Gejala Infeksi
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan tanda dan gejala infeksi dalam batas normal, seperti suhu tubuh normal, CRP menurun, dan tidak ada tanda-tanda infeksi lainnya.
- Indikator: Suhu tubuh, CRP, gejala infeksi lainnya.
2. Peningkatan Status Nutrisi
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan status nutrisi yang memadai, seperti peningkatan kadar hemoglobin dan adekuasi intake ASI.
- Indikator: Kadar hemoglobin, intake ASI.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi, seperti suhu tubuh, CRP, dan tanda-tanda infeksi lainnya.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan infeksi.
- Lakukan perawatan luka secara aseptik jika ada.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik yang tepat.
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi klien, termasuk intake ASI.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya intake ASI yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
- Pantau parameter nutrisi, seperti kadar hemoglobin.
3. Edukasi Keluarga
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang proses penyakit, tanda dan gejala infeksi, serta pentingnya pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat.
- Libatkan keluarga dalam perawatan klien untuk meningkatkan partisipasi dan kepatuhan.
- Dorong keluarga untuk memantau tanda dan gejala infeksi serta intake nutrisi klien.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena adanya tanda-tanda infeksi pada bayi, seperti akral hangat, peningkatan CRP, dan pemberian terapi antibiotik meropenem. Luaran yang diharapkan adalah kontrol tanda dan gejala infeksi serta peningkatan status nutrisi, yang dapat dinilai melalui parameter klinis dan laboratorium. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda dan gejala infeksi, manajemen nutrisi, serta edukasi keluarga untuk mendukung proses pemulihan klien. -
Article No. 20655 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pemberian terapi meropenem)". Kondisi bayi ini menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu diidentifikasi dan diatasi, mengingat bayi menerima terapi antibiotik meropenem, yang mengindikasikan adanya proses infeksi. Selain itu, peningkatan CRP (C-Reactive Protein) juga mengindikasikan adanya proses inflamasi/infeksi dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi: Bayi akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi klinis, seperti penurunan nilai CRP, peningkatan kadar hemoglobin, dan tidak ada tanda-tanda infeksi lainnya.
2. Pertumbuhan: Bayi akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan status gizi yang memadai.
3. Stabilitas Hemodinamik: Bayi akan mempertahankan tanda-tanda vital yang stabil, seperti suhu tubuh, nadi, dan pernapasan yang dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital:
- Memantau suhu tubuh, nadi, dan pernapasan bayi secara berkala.
- Mengidentifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat mengindikasikan infeksi atau komplikasi lainnya.
2. Pemantauan Intake dan Output:
- Memantau asupan nutrisi bayi, termasuk jumlah dan frekuensi pemberian ASI.
- Memantau output cairan, seperti volume dan karakteristik urin.
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen Terapi:
- Memastikan pemberian terapi meropenem sesuai dengan dosis dan jadwal yang tepat.
- Memantau efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul.
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan manajemen terapi yang optimal.
4. Perawatan Luka dan Pencegahan Infeksi:
- Menjaga kebersihan dan sterilitas alat-alat medis yang digunakan, seperti selang OGT.
- Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar sebelum dan setelah melakukan tindakan.
- Memantau tanda-tanda infeksi pada area insersi alat medis.
5. Edukasi dan Dukungan Keluarga:
- Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi bayi, manajemen perawatan, dan tanda-tanda infeksi.
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.
- Memberikan dukungan emosional kepada keluarga selama proses perawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol infeksi yang baik, pertumbuhan yang sesuai, serta stabilitas hemodinamik yang terjaga. Peran perawat dalam memantau, mengelola, dan mengkoordinasikan perawatan bayi ini sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20656 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.1
- Deskripsi: Bayi lahir dengan berat rendah, 1000-1499 gram
Penjelasan:
Bayi usia 19 hari dengan berat lahir 1145 gram dan berat saat ini 1425 gram memenuhi kriteria untuk kode ICD-10 P07.1, yang merujuk pada bayi lahir dengan berat rendah antara 1000-1499 gram. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan khusus di unit perawatan intensif neonatal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.37
- Deskripsi: Pemberian antibiotik, meropenem
Penjelasan:
Bayi ini sedang mendapatkan terapi meropenem, yang merupakan salah satu antibiotik golongan karbapenem. Kode ICD-9-CM 96.37 digunakan untuk mengkodekan pemberian antibiotik, termasuk meropenem, sebagai bagian dari perawatan medis.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, bayi ini juga memiliki data laboratorium sebagai berikut:
- CRP (C-Reactive Protein): 23,2 mg/L
- Hemoglobin: 11 g/dL
- Asupan nutrisi: ASI per OGT (Orogastric Tube) 12x19 ml
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi (peningkatan CRP) dan anemia ringan (hemoglobin 11 g/dL). Pemberian nutrisi melalui OGT (Orogastric Tube) juga mengindikasikan bahwa bayi ini membutuhkan dukungan nutrisi yang lebih intensif.
Secara keseluruhan, kasus ini menggambarkan seorang bayi dengan berat lahir rendah yang sedang mendapatkan perawatan intensif, termasuk pemberian antibiotik meropenem dan dukungan nutrisi melalui OGT. Pemantauan parameter laboratorium dan pemberian terapi yang sesuai sangat penting untuk mengelola kondisi bayi ini.