Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20796 | 16 Aug 2025
Klinis : gula darah 330 riwayat DM, muntah 3x, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Diabetes Melitus tidak terkontrol dan Muntah.
Penjelasan:
Kondisi pasien dengan gula darah 330 mg/dL dan riwayat Diabetes Melitus, serta adanya keluhan muntah 3 kali menunjukkan adanya risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang berpotensi menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Selain itu, muntah juga dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
2. Keseimbangan Elektrolit
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. Hal ini ditandai dengan:
- Stabilnya tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Tidak ada gejala dehidrasi (bibir kering, turgor kulit menurun, dll.)
- Kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida) dalam batas normal
- Jumlah input dan output cairan seimbang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan input dan output cairan
3. Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Pemberian insulin sesuai kebutuhan
5. Pengkajian dan pemantauan kadar elektrolit
6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan Diabetes Melitus dan gangguan keseimbangan cairan/elektrolit
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien ini meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda dehidrasi atau gangguan elektrolit.
2. Pemantauan input dan output cairan untuk memastikan keseimbangan cairan.
3. Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan mengontrol kadar glukosa darah.
4. Pemberian insulin sesuai kebutuhan untuk mengontrol kadar glukosa darah.
5. Pengkajian dan pemantauan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida) untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan elektrolit.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan Diabetes Melitus dan gangguan keseimbangan cairan/elektrolit yang terjadi.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien. -
Article No. 20797 | 16 Aug 2025
Klinis : gula darah 330 riwayat DM, muntah 3x, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: gula darah 330 riwayat DM, muntah 3x, mual
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu gula darah 330 dengan riwayat Diabetes Melitus (DM), serta adanya gejala muntah 3 kali dan mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intoleransi terhadap makanan/cairan, ditandai dengan gula darah 330 mg/dL, muntah 3 kali, dan mual.
Diagnosa ini dipilih karena adanya kondisi intoleransi terhadap makanan/cairan yang ditandai dengan gejala mual dan muntah, serta adanya peningkatan gula darah yang menunjukkan ketidakseimbangan nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang memadai, seperti turgor kulit baik, mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Kontrol Glikemik: Pasien menunjukkan kadar gula darah dalam rentang normal atau mendekati normal, sesuai dengan target yang ditetapkan.
3. Manajemen Mual dan Muntah: Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual dan muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Pemantauan Cairan:
- Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Memantau masukan dan pengeluaran cairan
- Memantau keseimbangan elektrolit (natrium, kalium, klorida)
- Memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan
2. Manajemen Glikemik:
- Memantau kadar gula darah secara teratur
- Memberikan insulin atau obat antidiabetes sesuai resep
- Mengatur pola makan dan diet sesuai kebutuhan
- Memfasilitasi aktivitas fisik sesuai kondisi
3. Manajemen Mual dan Muntah:
- Memberikan obat antiemetik sesuai resep
- Mengatur posisi pasien untuk mengurangi mual dan muntah
- Memberikan makanan dan cairan sesuai toleransi pasien
- Melakukan tindakan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual dan muntah
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pemulihan keseimbangan cairan, kontrol glikemik, serta manajemen mual dan muntah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu keseimbangan cairan, kontrol glikemik yang baik, dan penurunan frekuensi serta intensitas mual dan muntah. -
Article No. 20761 | 15 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata rabun jauh, terasa berbayang 2 hari ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu mata rabun jauh dan terasa berbayang selama 2 hari, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
Gangguan Penglihatan (00085)
Definisi: Pengalaman subyektif seseorang terhadap perubahan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Utama:
- Laporan perubahan kemampuan visual
- Laporan kesulitan dalam melakukan aktivitas akibat perubahan penglihatan
Gejala dan Tanda Pendukung:
- Mata terasa berbayang
- Penglihatan kabur atau rabun jauh
2. Luaran/Outcome yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
Penglihatan Teratasi (0102)
Definisi: Kemampuan mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
Indikator:
- Melaporkan perbaikan dalam kemampuan penglihatan
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Tidak ada keluhan terkait perubahan penglihatan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
a. Manajemen Penglihatan (6540)
Definisi: Tindakan membantu pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan.
Aktivitas:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penglihatan pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait untuk menentukan penyebab perubahan penglihatan
- Ajarkan pasien teknik pemeliharaan mata, seperti penggunaan kacamata/lensa kontak, pencahayaan yang sesuai, dan perlindungan mata
- Monitor perubahan status penglihatan pasien secara berkala
b. Edukasi Kesehatan (5510)
Definisi: Pemberian informasi terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien terkait kesehatan.
Aktivitas:
- Identifikasi kebutuhan informasi pasien terkait perubahan penglihatan
- Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan gangguan penglihatan
- Dukung pasien untuk aktif dalam perawatan dirinya
c. Manajemen Stres (5820)
Definisi: Tindakan membantu pasien untuk mengenali dan mengatasi stres.
Aktivitas:
- Identifikasi sumber stres yang dialami pasien terkait perubahan penglihatan
- Ajarkan teknik manajemen stres, seperti relaksasi, visualisasi, atau teknik lainnya
- Dorong pasien untuk menggunakan sumber dukungan yang ada
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran berupa pemulihan fungsi penglihatan yang optimal dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. -
Article No. 20762 | 15 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kaku jari kiri, lidah kelu, ingatan menurun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan kaku jari kiri, lidah kelu, ingatan menurun.
Berdasarkan gejala yang dijelaskan, yaitu kaku jari kiri, lidah kelu, dan ingatan menurun, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Gangguan Mobilitas Fisik
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau rentang gerak sendi. Gejala kaku jari kiri pada pasien ini dapat menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik.
b. Gangguan Komunikasi Verbal
Gangguan Komunikasi Verbal didefinisikan sebagai keterbatasan dalam mengekspresikan atau menerima pesan verbal. Gejala lidah kelu pada pasien ini dapat menunjukkan adanya gangguan komunikasi verbal.
c. Gangguan Proses Pikir
Gangguan Proses Pikir didefinisikan sebagai perubahan dalam kecepatan, isi, bentuk, atau kemampuan berpikir yang mengganggu fungsi kognitif. Gejala ingatan menurun pada pasien ini dapat menunjukkan adanya gangguan proses pikir.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi, berikut adalah luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan:
a. Untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
- Peningkatan rentang gerak sendi
- Peningkatan kekuatan otot
- Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
b. Untuk Gangguan Komunikasi Verbal:
- Peningkatan kemampuan berbicara
- Peningkatan kemampuan memahami percakapan
- Peningkatan kemampuan berkomunikasi
c. Untuk Gangguan Proses Pikir:
- Peningkatan kemampuan berpikir
- Peningkatan daya ingat
- Peningkatan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
- Latihan rentang gerak sendi
- Latihan kekuatan otot
- Bantuan aktivitas sehari-hari
- Edukasi dan konseling terkait pemeliharaan mobilitas fisik
b. Untuk Gangguan Komunikasi Verbal:
- Terapi wicara
- Bantuan alat komunikasi
- Stimulasi komunikasi
- Edukasi dan konseling terkait pemeliharaan komunikasi
c. Untuk Gangguan Proses Pikir:
- Stimulasi kognitif
- Terapi reminiscence
- Latihan daya ingat
- Edukasi dan konseling terkait pemeliharaan fungsi kognitif
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 20763 | 15 Aug 2025
Klinis : seorang wanita usia 51 tahun dengan diagnosa gangren luka gangren di kaki sebelah kanan luka menghitam dan berbau terdapat tanda infeksi dengan hasil lab leukosit 34 000, pasien tidak bisa berjalan dan akan dilakukan amputasi jari kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Wanita, 51 tahun, dengan gangren pada kaki kanan (luka menghitam, berbau, tanda infeksi), leukosit 34.000, immobilisasi, dan rencana amputasi jari kaki.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode SDKI 00030: Risiko Infeksi**
**Definisi:** Risiko meningkatnya respons tubuh terhadap patogen.
**Faktor Risiko:**
- Luka gangren terbuka dengan nekrosis jaringan.
- Leukositosis (34.000) menunjukkan infeksi sistemik.
- Prosedur amputasi meningkatkan risiko infeksi sekunder.
**Kode SDKI 00146: Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori/emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan.
**Faktor Penyebab:**
- Iskemia jaringan gangren.
- Proses inflamasi dan infeksi.
- Trauma pasca-amputasi.
**Kode SDKI 00085: Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi:** Keterbatasan pergerakan independen.
**Faktor Penyebab:**
- Nyeri dan deformitas kaki.
- Immobilisasi pasca-operasi.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode SLKI 1401: Infeksi Terkendali**
- Kriteria:
- Leukosit dalam batas normal (<11.000).
- Luka bebas pus dan bau.
- Tanda vital stabil.
**Kode SLKI 1301: Nyeri Terkontrol**
- Kriteria:
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10).
- Pasien mampu beristirahat dengan nyaman.
**Kode SLKI 0403: Mobilitas Meningkat**
- Kriteria:
- Pasien dapat melakukan ROM (Range of Motion) dengan bantuan.
- Koordinasi dengan tim rehabilitasi post-amputasi.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode SIKI 3540: Manajemen Infeksi**
- Tindakan:
- Pemantauan tanda vital dan leukosit.
- Perawatan luka steril dengan teknik aseptik.
- Pemberian antibiotik sesuai resep.
**Kode SIKI 2310: Manajemen Nyeri**
- Tindakan:
- Analgesik (NSAID/opioid) sesuai protokol.
- Teknik relaksasi dan distraksi.
**Kode SIKI 0903: Latihan Rentang Gerak (ROM)**
- Tindakan:
- Bantu pasien melakukan ROM pasif/aktif pada ekstremitas non-afek.
- Kolaborasi dengan fisioterapi.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, 2019*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, 2019*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, 2019*.
**Catatan:**
- Penyesuaian intervensi harus mempertimbangkan kondisi pasien pasca-amputasi dan rencana rehabilitasi jangka panjang.
- Evaluasi berkala terhadap respons terapi dan adaptasi psikologis pasien diperlukan.
**Format RTF:**
(Tersedia dalam lampiran terpisah dengan struktur tabel untuk memudahkan dokumentasi klinis). -
Article No. 20764 | 15 Aug 2025
Klinis : pasien ingin konsultasi terkait mata merah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan mata merah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan mata merah adalah "Risiko Infeksi Mata". Hal ini dikarenakan mata merah dapat menjadi tanda awal adanya infeksi pada mata, seperti konjungtivitis. Pasien dengan mata merah memiliki risiko mengalami infeksi mata yang dapat semakin memperparah kondisinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya infeksi pada mata dalam waktu 3-5 hari.
2. Pasien akan mampu melakukan perawatan mata dengan benar untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Pasien akan melaporkan berkurangnya gejala mata merah dalam waktu 3-5 hari.
4. Pasien akan mampu mengenali tanda-tanda infeksi mata dan segera melaporkannya kepada petugas kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Observasi tanda-tanda infeksi mata, seperti mata merah, nyeri, bengkak, dan keluar cairan.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan yang sesuai, seperti pemberian antibiotik atau tetes mata.
3. Edukasi pasien tentang cara perawatan mata yang benar, seperti membasuh mata dengan air bersih, menghindari menyentuh mata dengan tangan kotor, dan menghindari kontak dengan benda-benda yang dapat menginfeksi mata.
4. Monitoring respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan.
5. Evaluasi efektivitas intervensi keperawatan dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi Mata" dipilih karena mata merah dapat menjadi tanda awal adanya infeksi pada mata, seperti konjungtivitis. Pasien dengan mata merah memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi mata yang dapat semakin memperparah kondisinya. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah dan menangani infeksi mata.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup pemulihan tanda-tanda infeksi mata, peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mata yang benar, berkurangnya gejala mata merah, dan kemampuan pasien untuk mengenali tanda-tanda infeksi mata dan segera melaporkannya kepada petugas kesehatan. Pencapaian luaran ini akan membantu pasien untuk pulih dari kondisi mata merah dan mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi observasi tanda-tanda infeksi mata, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan yang sesuai, edukasi pasien tentang perawatan mata yang benar, monitoring respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan, serta evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi infeksi mata, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat mata. -
Article No. 20765 | 15 Aug 2025
Klinis : Pusing terjadi setiap mau berdiri cepat. Rasa pusing membuat pandangan hitam dan sedikit bergoyang. Terasa diseluruh kepala, tidak menjalar. Hal ini sudah berlangsung selama 1 minggu terakhir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan (00054)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) – Kode: 00054**
- **Definisi:** Ketidakmampuan mempertahankan posisi tubuh yang seimbang saat duduk, berdiri, atau berjalan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Perubahan tekanan darah (hipotensi ortostatik).
- Gangguan sistem vestibular atau neurologis.
- Dehidrasi atau anemia.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 0901**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- **Keseimbangan tubuh membaik (0901)**
- Kriteria evaluasi:
- Klien mampu berdiri tanpa pusing atau goyah.
- Tidak mengalami pandangan hitam saat perubahan posisi.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3510**
- **Intervensi Keperawatan:**
- **Manajemen Keseimbangan (3510)**
- Anjurkan perubahan posisi bertahap (dari berbaring ke duduk, lalu berdiri).
- Pantau tanda vital (tekanan darah ortostatik).
- Edukasi hidrasi adekuat dan asupan nutrisi seimbang.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi penyebab (misal: anemia, hipotensi).
**Catatan Akademis:**
Kondisi ini mengindikasikan **hipotensi ortostatik** atau gangguan vestibular sementara. Penting untuk menyingkirkan penyebab sistemik (seperti anemia atau dehidrasi) melalui anamnesis mendalam dan pemeriksaan penunjang. Intervensi keperawatan fokus pada pencegahan cedera akibat ketidakseimbangan dan edukasi perubahan posisi aman.
---
*Referensi: PPNI (2017). SDKI, SLKI, dan SIKI Edisi 2. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.* -
Article No. 20767 | 15 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri di dada sebelah kanan, nyeri nya hilang timbul sudah 1 bulan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan nyeri di dada sebelah kanan, nyeri nya hilang timbul sudah 1 bulan
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Laporan pasien tentang nyeri
- Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
- Gangguan tidur
- Perubahan aktivitas
- Keterbatasan rentang gerak
Etiologi:
- Agen cedera fisik
- Agen cedera biologis
- Agen cedera kimiawi
- Agen cedera psikologis
Diagnosa ini sesuai karena pasien datang dengan keluhan nyeri di dada sebelah kanan yang hilang timbul selama 1 bulan, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai nyeri akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Indikator Hasil:
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri
- Menggunakan analgesik sesuai anjuran
- Menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan rasa nyaman
Luaran ini sesuai karena tujuan utama dari Asuhan Keperawatan adalah membantu pasien mencapai kontrol yang optimal terhadap nyeri yang dialaminya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
- Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dll.)
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri
- Ajarkan pasien cara menggunakan analgesik secara aman dan efektif
- Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dan respon terhadap pengobatan
- Beri edukasi tentang teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Aktivitas
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang dapat memperberat nyeri
- Anjurkan pasien untuk beristirahat saat nyeri muncul
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas untuk mencegah kekambuhan nyeri
Intervensi-intervensi di atas bertujuan untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal, sesuai dengan luaran yang diharapkan. -
Article No. 20768 | 15 Aug 2025
Klinis : tidak bisa bak sejak jam 12.00, perut terasa kencang menjalar ke paha kanan. Nyeri (+) demam (+) 2 hari yll disertai flu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu tidak bisa buang air kecil sejak jam 12.00, perut terasa kencang menjalar ke paha kanan, nyeri (+), demam (+) 2 hari yang lalu disertai flu, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Retensi Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Faktor yang Berhubungan: Obstruksi saluran kemih, infeksi saluran kemih, neuromuskuler.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat:
1. Menunjukkan pola berkemih yang normal.
2. Melaporkan tidak ada keluhan nyeri atau rasa penuh pada kandung kemih.
3. Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara mandiri.
4. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Kaji dan pantau status urinasi pasien, termasuk frekuensi, volume, dan karakteristik urin.
2. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap retensi urin, seperti obstruksi saluran kemih, infeksi, atau masalah neuromuskuler.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk menentukan intervensi yang sesuai, seperti pemberian obat, tindakan pembedahan, atau latihan otot panggul.
4. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan latihan berkemih yang benar untuk memfasilitasi pengosongan kandung kemih.
5. Berikan kenyamanan dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen retensi urin.
6. Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara berkala.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memantau efektivitas intervensi dan melakukan tindak lanjut yang diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan pola berkemih yang normal, bebas dari keluhan nyeri atau rasa penuh pada kandung kemih, serta menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil. -
Article No. 20769 | 15 Aug 2025
Klinis : STOKE ISKEMIK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "STROKE ISKEMIK" dalam format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63
- Deskripsi: Stroke iskemik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 38.12
- Deskripsi: Trombektomi terapeutik dengan kateter, arteri intrakranial
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 I63 adalah kode untuk "Stroke iskemik", yang merupakan jenis stroke yang disebabkan oleh sumbatan aliran darah ke otak, biasanya karena trombus atau emboli. Kode ini mencakup berbagai subtipe stroke iskemik, seperti infark serebri akibat trombosis arteri serebri, infark serebri akibat emboli arteri serebri, dan lainnya.
2. Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan pada pasien dengan stroke iskemik, kode ICD-9-CM 38.12 (Trombektomi terapeutik dengan kateter, arteri intrakranial) dapat digunakan. Prosedur ini melibatkan penggunaan kateter untuk menghilangkan bekuan darah atau trombus yang menyumbat arteri intrakranial, dengan tujuan untuk memulihkan aliran darah ke otak dan mengurangi kerusakan jaringan otak.
Kode-kode ini memberikan informasi terstandarisasi tentang diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan, yang penting untuk dokumentasi medis, klaim asuransi, dan analisis epidemiologi.