Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20864 | 19 Aug 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sakit rahang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu sakit rahang, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. Penjelasan Singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk luka, penyakit, atau prosedur medis.
3. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
4. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00133
Definisi: Tingkat kenyamanan fisik yang dirasakan oleh individu.
5. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 05400
Definisi: Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh individu.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih formal dan terperinci sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 20865 | 19 Aug 2025
Klinis : DI SIRAM AIR PANAS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: T23.1
- Deskripsi: Luka bakar dan korosi pada pergelangan tangan dan tangan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.25
- Deskripsi: Debridemen dan irigasi luka bakar.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, kondisi yang dialami adalah "Di siram air panas", yang dapat menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh yang terkena. Berdasarkan klasifikasi ICD-10, kode diagnosis yang sesuai adalah T23.1, yang menggambarkan luka bakar dan korosi pada pergelangan tangan dan tangan.
Selanjutnya, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah debridemen dan irigasi luka bakar, yang memiliki kode ICD-9-CM 96.25. Prosedur ini melibatkan pembersihan dan irigasi area luka bakar untuk mencegah infeksi dan mempromosikan penyembuhan.
Perlu diperhatikan bahwa klasifikasi ICD-10 digunakan untuk diagnosis, sedangkan ICD-9-CM digunakan untuk prosedur atau tindakan medis. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan penagihan yang sesuai. -
Article No. 20866 | 19 Aug 2025
Klinis : TERSIRAM AIR PANAS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "TERSIRAM AIR PANAS":
1. Kode ICD-10:
- Kode: T23.1
- Deskripsi: Luka bakar dan korosi pada pergelangan tangan dan tangan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.42
- Deskripsi: Debridemen luka bakar, dengan anestesi umum
Penjelasan:
Kode ICD-10 T23.1 mengacu pada luka bakar dan korosi yang terjadi pada pergelangan tangan dan tangan akibat tersiram air panas. Lokasi luka bakar pada ekstremitas atas ini memerlukan penanganan khusus, seperti pembersihan luka (debridemen) untuk mencegah komplikasi.
Kode ICD-9-CM 93.42 menggambarkan prosedur debridemen luka bakar, yang dilakukan di bawah anestesi umum untuk menghilangkan jaringan yang rusak dan mencegah infeksi. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik atau dokter spesialis luka bakar.
Penanganan luka bakar pada ekstremitas atas memerlukan perawatan komprehensif untuk mencegah komplikasi, mempercepat penyembuhan, dan memaksimalkan fungsi anggota gerak yang terkena. -
Article No. 20867 | 19 Aug 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan (D-00151)
Definisi SDKI:
Gangguan pada fungsi penglihatan yang menyebabkan penurunan kemampuan dalam melihat.
Luaran SLKI:
Fungsi Penglihatan Terpelihara (L-00156)
Definisi SLKI:
Kemampuan mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
Intervensi SIKI:
Manajemen Gangguan Penglihatan (I-00270)
Definisi SIKI:
Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pada fungsi penglihatan.
Kode:
D-00151 (SDKI)
L-00156 (SLKI)
I-00270 (SIKI)
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan rabun jauh, yang merupakan salah satu bentuk gangguan penglihatan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Penglihatan (D-00151). Luaran yang diharapkan adalah Fungsi Penglihatan Terpelihara (L-00156), dan intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Gangguan Penglihatan (I-00270). -
Article No. 20868 | 19 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI Kode: 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Kode: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI Kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan definisi, faktor yang berhubungan, faktor risiko, dan gejala/tanda untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. SLKI menyediakan luaran keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosis keperawatan, serta kriteria hasil dan indikator hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan, serta aktivitas dan rintisan aktivitas untuk setiap intervensi.
Dalam kasus pasien dengan tuberkulosis paru ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 20869 | 19 Aug 2025
Klinis : sadar datang dengan keluhan lemas (+) +- 1 minggu, nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-). dari keterangan pasien terdapat BAB kehitaman sebanyak 3 kali. demam (-), sesak (-), BAK normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang berasal dari saluran pencernaan, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan lemas (+)
- Nyeri ulu hati (+)
- Mual (+)
- BAB kehitaman 3 kali
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan lemas (+)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal:
- Tidak terjadi perdarahan gastrointestinal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Keluhan gastrointestinal berkurang (nyeri ulu hati, mual)
- BAB kembali normal
2. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi aktivitas meningkat
- Kelelahan berkurang
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal:
- Monitor tanda-tanda vital, perdarahan, dan keluhan gastrointestinal
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan diagnostik dan pemberian terapi sesuai indikasi (misalnya obat antasida, proton pump inhibitor)
- Anjurkan istirahat yang cukup dan diet sesuai kondisi
- Pantau asupan nutrisi dan hidrasi
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi
- Berikan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan pemulihan
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 20870 | 19 Aug 2025
Klinis : pasien post kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi pasien post kejang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera fisik berhubungan dengan perubahan status neurologis pasca kejang
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Risiko mengalami cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 0035
Definisi: Tingkat risiko terjadinya cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 0035
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
Pasien pasca kejang berisiko mengalami cedera fisik, terutama akibat perubahan status neurologis yang terjadi. Diperlukan pengkajian dan pemantauan yang ketat untuk mendeteksi tanda-tanda cedera dan segera melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain menjaga keamanan lingkungan, memberikan pengawasan yang intensif, serta melakukan stabilisasi kondisi pasien. -
Article No. 20871 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengeluhkan gejala-gejala berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak nafas)
Penjelasan:
- Kode R06.0 dalam ICD-10 mewakili diagnosa "Dispnea (sesak nafas)". Hal ini sesuai dengan keluhan utama pasien yang mengeluhkan sesak nafas sejak 3 hari terakhir.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 786.50
- Deskripsi: Disfagia (kesulitan menelan)
Penjelasan:
- Kode 786.50 dalam ICD-9-CM mewakili diagnosa "Disfagia (kesulitan menelan)". Hal ini sesuai dengan keluhan pasien mengenai penurunan nafsu makan akibat disfagia.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur dan perasaan gelisah akibat masalah yang diderita. Kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai:
3. Kode ICD-10:
- Kode: R45.3
- Deskripsi: Irritability and anger
Penjelasan:
- Kode R45.3 dalam ICD-10 mewakili diagnosa "Irritability and anger", yang sesuai dengan keluhan pasien mengenai perasaan gelisah akibat masalah yang diderita.
Dengan demikian, kode-kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
1. Kode ICD-10: R06.0 (Dispnea)
2. Kode ICD-9-CM: 786.50 (Disfagia)
3. Kode ICD-10: R45.3 (Irritability and anger) -
Article No. 20872 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
2. Gangguan Makan (00002)
Definisi: Pola makan yang tidak memadai yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Nafas Tidak Efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
2. Gangguan Makan (00002)
Kode: 00002
Definisi: Pola makan yang tidak memadai yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, atau masalah kesehatan lainnya.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Kode: 00198
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari, dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
2. Keseimbangan Nutrisi
3. Pola Tidur Terjaga
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Tidur
Dengan demikian, sebagai perawat profesional, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien, seperti memantau dan mengelola jalan napas, memberikan edukasi dan dukungan nutrisi, serta memfasilitasi pola tidur yang baik. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal. -
Article No. 20873 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan disfagia dan rasa sesak napas, ditandai dengan keluhan sesak napas, penurunan nafsu makan, dan kesulitan tidur.
Penjelasan: Pasien mengeluh sesak napas sejak 3 hari lalu, yang dapat disebabkan oleh disfagia atau kesulitan menelan. Disfagia dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi dan cairan, sehingga mempengaruhi pola napas. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan tidur dan perasaan gelisah akibat masalah yang diderita, yang dapat berdampak pada pola napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas yang adekuat, dan tidak ada keluhan sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Mengkaji pola napas, frekuensi, kedalaman, dan usaha napas pasien
- Memposisikan pasien dalam posisi fowler atau semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan dan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi masalah disfagia
2. Manajemen Nutrisi
- Mengkaji asupan nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Memberikan dukungan nutrisi enteral atau parenteral jika diperlukan
- Memantau berat badan dan status nutrisi pasien
3. Manajemen Kenyamanan
- Mengkaji tingkat kecemasan dan gangguan tidur pasien
- Memberikan intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan, seperti terapi relaksasi dan terapi distraksi
- Memfasilitasi lingkungan yang nyaman dan tenang untuk mendukung istirahat pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan
Penjelasan secara rinci: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah manajemen jalan napas, manajemen nutrisi, dan manajemen kenyamanan. Manajemen jalan napas bertujuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif, dengan cara mengkaji pola napas pasien, memposisikan pasien dengan posisi yang memfasilitasi ekspansi dada, serta menganjurkan latihan pernapasan dan teknik relaksasi. Manajemen nutrisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pasien, yang dapat terganggu akibat disfagia. Kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, serta pemantauan status nutrisi menjadi bagian dari intervensi ini. Manajemen kenyamanan bertujuan untuk mengatasi masalah kecemasan dan gangguan tidur yang dialami pasien, dengan memberikan intervensi keperawatan seperti terapi relaksasi dan distraksi, serta memfasilitasi lingkungan yang nyaman.