Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22364 | 23 Oct 2025
Klinis : Persepsi Sensori Membaik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Gangguan Persepsi Sensori
Kode SDKI: D.0085
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Gangguan Persepsi Sensori, dengan kode diagnosis D.0085 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respons yang berkurang, berlebihan, atau terdistorsi. Diagnosis ini mencakup spektrum luas dari pengalaman sensorik yang tidak akurat, mulai dari distorsi sederhana hingga halusinasi yang kompleks, yang secara signifikan memengaruhi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara aman dan efektif. Persepsi adalah proses kognitif yang kompleks di mana otak mengorganisir dan menginterpretasikan informasi yang diterima melalui panca indra: penglihatan (visual), pendengaran (auditorik), perabaan (taktil), penciuman (olfaktori), dan pengecapan (gustatori). Gangguan pada proses ini dapat menyebabkan individu mengalami realitas yang berbeda dari orang lain di sekitarnya, yang menimbulkan kebingungan, ketakutan, kecemasan, dan perilaku maladaptif.
Penyebab atau etiologi dari Gangguan Persepsi Sensori sangat bervariasi dan dapat diklasifikasikan menjadi faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. Secara fisiologis, gangguan ini dapat timbul dari kerusakan langsung pada organ sensorik, seperti pada kasus glaukoma, katarak, atau tuli. Kondisi neurologis seperti stroke, cedera kepala, tumor otak, atau penyakit degeneratif (misalnya, demensia) juga dapat mengganggu jalur pemrosesan sensorik di otak. Selain itu, ketidakseimbangan biokimia dalam tubuh, seperti uremia (kadar urea tinggi dalam darah), hipoksia (kekurangan oksigen), atau gangguan elektrolit, dapat mengubah fungsi neuron dan menyebabkan persepsi yang salah. Penyalahgunaan zat, termasuk alkohol, narkotika, dan beberapa obat resep, juga merupakan pemicu umum dari halusinasi atau ilusi.
Dari sisi psikologis, stres berat, trauma, dan kecemasan yang ekstrem dapat membebani kapasitas kognitif seseorang, yang berpotensi memicu distorsi persepsi. Gangguan psikologis berat, terutama skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya, secara inheren ditandai oleh adanya halusinasi (persepsi tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata) dan waham. Faktor lingkungan juga memainkan peran penting. Kondisi deprivasi sensorik, seperti isolasi sosial yang berkepanjangan atau berada di lingkungan yang minim stimulus (misalnya, pasien di ruang isolasi atau ICU), dapat membuat otak "menciptakan" stimulusnya sendiri. Sebaliknya, stimulasi sensorik yang berlebihan (sensory overload), seperti lingkungan yang sangat bising atau ramai, juga dapat mengganggu kemampuan otak untuk memproses informasi secara akurat.
Manifestasi klinis dari Gangguan Persepsi Sensori dibagi menjadi gejala dan tanda mayor (utama) dan minor (tambahan). Gejala mayor subjektif adalah laporan dari pasien sendiri, seperti "mendengar suara bisikan padahal tidak ada siapa-siapa" (halusinasi auditorik) atau "melihat bayangan hitam bergerak di sudut mata" (halusinasi visual). Pasien mungkin juga melaporkanArticle No. 22365 | 23 Oct 2025
Klinis : Harga diri rendah kronis b.d Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan d.d Klien merasa kehilangan peran dan status sosial setelah pensiun, klien merasa tidak berguna karena tidak lagi aktif bekerja dan hanya mengandalkan uang pensiun, klien merasa malu serta canggung di lingkungan sosialnya, klien sering tampak termenung, klien sering tiba-tiba marah lalu menangis tersedu-sedu, klien menutup diri dan jarang berinteraksi dengan limgkungan sekitar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22366 | 23 Oct 2025
Klinis : dari kasus dibawah ini faktor predisposisi dan presipitasinya apa? Berdasarkan alloanamnesis suami pasien datang ke puskesmas menceritakan bahwa hari minggu pasien kambuh karena cekcok dengan suami, suami mengatakan sempat diguyur air dan pasien melampiaskan emosinya dengan cara membakar baju-baju dan sampah di sekitar rumah. Keluarga mengatakan pasien sering berbicara sendiri seakan ada seseorang yang diajak ngobrol, jika ditanya ngobrol dengan siapa pasien tidak menjawab. Suami pasien juga mengatakan perilaku sering bersepeda siang-malam hari. Pasien cenderung pendiam. Suami pasien menceritakan awal mula gejala pasien timbul 10 tahun yang lalu karena meninggalnya ibu pasien. Pasien sempat kerja di Hongkong selama 4 tahun dan tidak diperbolehkan kembali ke Hongkong oleh suaminya. Sejak saat itu, pasien selalu diam dan menyendiri. Pasien tidak pernah bersosialisasi dengan keluarga maupun tetangga. Pasien tidak ada riwayat bunuh diri dan perilaku kekerasan terhadap orang lain maupun diri sendiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: ```html
Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI Berdasarkan Kasus
Analisis Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Berdasarkan alloanamnesis dan data yang diberikan, berikut adalah identifikasi faktor predisposisi dan presipitasi pada pasien:
- Faktor Predisposisi: Faktor-faktor yang membuat individu rentan terhadap masalah kesehatan jiwa.
- Kehilangan dan Trauma: Meninggalnya ibu pasien 10 tahun yang lalu. Kehilangan orang terdekat dapat menjadi pemicu awal gangguan jiwa, terutama jika proses berduka tidak terselesaikan dengan baik.
- Perubahan Peran dan Kehilangan Otonomi: Tidak diperbolehkan kembali ke Hongkong oleh suaminya setelah 4 tahun bekerja di sana. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kehilangan kemandirian, tujuan hidup, dan identitas diri.
- Isolasi Sosial Kronis: Sejak saat itu, pasien selalu diam dan menyendiri, serta tidak pernah bersosialisasi dengan keluarga maupun tetangga. Kurangnya dukungan sosial dan interaksi dapat memperburuk kondisi mental.
- Ciri Kepribadian: Pasien cenderung pendiam. Kepribadian introvert atau pendiam dapat memengaruhi cara individu mengatasi stres dan mengekspresikan emosi.
- Faktor Presipitasi: Kejadian atau stresor akut yang memicu timbulnya gejala saat ini.
- Konflik Interpersonal Akut: Cekcok dengan suami. Konflik dalam hubungan dekat seringkali menjadi pemicu langsung kekambuhan gejala pada individu dengan kerentanan psikologis.
- Agresi dan Penghinaan: Sempat diguyur air oleh suami. Tindakan ini merupakan bentuk agresi dan dapat menimbulkan perasaan marah, malu, atau tidak berdaya, yang memicu respons emosional yang intens.
Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Berdasarkan data yang ditemukan, diagnosa keperawatan utama yang paling relevan dan mendesak adalah:
Halusinasi (D.0080)
Data Pendukung:
- Data Subjektif (DS):
- Suami mengatakan pasien sering berbicara sendiri seakan ada seseorang yang diajak ngobrol.
- Jika ditanya ngobrol dengan siapa pasien tidak menjawab.
- Data Objektif (DO):
- Pasien sering berbicara sendiri.
- Pasien melampiaskan emosinya dengan cara membakar baju-baju dan sampah di sekitar rumah (kemungkinan respons terhadap halusinasi atau agitasi).
- Pasien cenderung pendiam, selalu diam dan menyendiri, tidak pernah bersosialisasi (dapat menjadi mekanisme koping atau akibat dari halusinasi).
- Perilaku sering bersepeda siang-malam hari (kemungkinan agitasi atau gangguan pola aktivitas).
Penjelasan:
Gejala "berbicara sendiri seakan ada seseorang yang diajak ngobrol" merupakan indikator kuat adanya gangguan persepsi, yaitu halusinasi. Meskipun jenis halusinasinya tidak spesifik disebutkan, halusinasi pendengaran adalah yang paling umum dalam kasus seperti ini. Perilaku membakar barang dapat menjadi respons terhadap perintah halusinasi (halusinasi imperatif), atau manifestasi dari agitasi dan kesulitan mengelola emosi yang dipicu oleh halusinasi atau stresor lainnya. Isolasi sosial dan perubahan pola aktivitas juga sering menyertai kondisi halusinasi.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan tiga standar utama dalam praktik keperawatan untuk memastikan kualitas asuhan yang komprehensif dan terstandar:
Standar
Definisi Singkat
Kode & Contoh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan panduan sistematis untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah kesehatan aktual atau potensial yang dialami pasien, yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan. SDKI menyediakan daftar diagnosis keperawatan yang terstruktur dengan definisi, batasan karakteristik (data subjektif dan objektif), serta faktor-faktor yang berhubungan.
Kode: D.xxxx
Contoh:
D.0080 Halusinasi
D.0143 Risiko Perilaku Kekerasan
D.0121 Isolasi Sosial
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan panduan untuk menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang terukur dari intervensi keperawatan. SLKI membantu perawat dalam merumuskan luaran yang diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan, yang mencakup kondisi, indikator, dan skala pengukuran untuk setiap luaran.
Kode: L.xxxx
Contoh:
L.09083 Kontrol Halusinasi
L.09079 Agresi
L.13116 Interaksi Sosial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Article No. 22296 | 22 Oct 2025
Klinis : tidak ada reflek menelan dan batuk, pasien stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Aspirasi
Kode SDKI: D.0006
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Aspirasi didefinisikan sebagai kondisi di mana seorang individu berisiko mengalami masuknya sekret gastrointestinal, sekret orofaring, benda padat, atau cairan ke dalam saluran trakeobronkial. Kondisi ini bukan merupakan penyakit itu sendiri, melainkan sebuah ancaman serius yang dapat menyebabkan komplikasi paru-paru yang parah, seperti pneumonia aspirasi, abses paru, atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Pada pasien stroke dengan kondisi tidak adanya refleks menelan dan batuk, risiko ini menjadi sangat tinggi dan merupakan prioritas utama dalam asuhan keperawatan.
Stroke, atau serangan serebrovaskular, terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu, menyebabkan kematian sel-sel otak. Kerusakan ini dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, tergantung pada area otak yang terkena. Salah satu dampak yang paling umum dan berbahaya adalah disfagia, atau kesulitan menelan. Menelan adalah proses neuromuskular yang kompleks yang melibatkan koordinasi lebih dari 50 pasang otot dan beberapa saraf kranial. Ketika stroke merusak pusat kendali menelan di batang otak atau korteks serebral, mekanisme protektif jalan napas menjadi terganggu.
Dua refleks protektif utama yang hilang pada pasien ini adalah refleks menelan dan refleks batuk. Refleks menelan (gag reflex) berfungsi untuk mencegah benda asing masuk ke faring, sementara refleks batuk adalah mekanisme pertahanan kuat untuk mengeluarkan materi yang secara tidak sengaja masuk ke laring atau trakea. Ketiadaan kedua refleks ini membuat jalan napas pasien benar-benar tidak terlindungi. Saliva yang diproduksi secara normal, sisa makanan, cairan, atau bahkan isi lambung yang mengalami refluks dapat dengan mudah masuk ke paru-paru tanpa memicu respons pertahanan tubuh.
Faktor risiko utama pada kasus ini meliputi:
1. **Penurunan Tingkat Kesadaran:** Pasien stroke sering mengalami penurunan kesadaran, yang mengurangi kemampuan mereka untuk mengelola sekresi oral secara sadar.
2. **Disfagia Neurologis:** Kerusakan langsung pada saraf kranial (seperti N. IX Glossopharyngeal dan N. X Vagus) yang mengontrol otot-otot faring dan laring menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan, sehingga proses menelan tidak dapat diinisiasi atau diselesaikan dengan aman.
3. **Hilangnya Refleks Protektif:** Seperti yang disebutkan, ketiadaan refleks batuk dan menelan menghilangkan garis pertahanan terakhir jalan napas. Pasien mungkin mengalami "silent aspiration" (aspirasi senyap), di mana materi masuk ke paru-paru tanpa tanda-tanda eksternal yang jelas seperti tersedak atau batuk. Ini membuat deteksi menjadi lebih sulit dan meningkatkan risiko komplikasi.
4. **Imobilitas:** Pasien stroke seringkali terbaring di tempat tidur, yang dapat meningkatkan risiko refluks gastroesofageal. Posisi telentang memudahkan isi lambung untuk naik kembali ke esofagus dan faring, yang kemudian dapat teraspirasi.
Peran perawat dalam mengelola risiko aspirasi pada pasien ini sangat krusial. Penilaian keperawatan harus mencakup pemantauan ketat terhadap status pernapasan (frekuensi napas, saturasi oksigen, suara napas), tingkat kesadaran, dan kemampuan pasien untuk mengelola sekresi. Tanda-tanda aspirasi yang mungkin muncul termasuk demam mendadak, peningkatan produksi sputum (dahak), suara napas ronki atau mengi, takipnea (napas cepat), dan penurunan saturasi oksigen.
Manajemen keperawatan berfokus pada tindakan pencegahan. Pasien dengan kondisi ini harus ditetapkan dalam status NPO (Nothing Per Oral) atau tidak boleh makan dan minum melalui mulut sampai penilaian menelan formal oleh ahli terapi wicara (Speech-Language Pathologist) dapat dilakukan. Nutrisi dan hidrasi harus diberikan melalui jalur alternatif, seperti selang nasogastrik (NGT) atau nutrisi parenteral. Posisi pasien harus diatur dengan kepala tempat tidur ditinggikan minimal 30-45 derajat (posisi semi-Fowler) untuk mengurangi risiko refluks dan membantu drainase sekresi oral. Kebersihan mulut (oral hygiene) yang teratur sangat penting untuk mengurangi beban bakteri di mulut, yang dapat menyebabkan pneumonia jika teraspirasi. Pengisapan lendir (suctioning) secara berkala mungkin diperlukan untuk membersihkan sekresi dari orofaring. Kolaborasi interdisipliner dengan dokter, ahli gizi, dan terapis wicara adalah kunci untuk memastikan keselamatan pasien dan merencanakan rehabilitasi jangka panjang.
Kode SLKI: L.01006
Article No. 22297 | 22 Oct 2025
Klinis : Data Subjektif (DS) - Ibu mengatakan perut anak sebelah kiri tampak membesar sejak ±2 bulan terakhir. - Awalnya tidak nyeri, namun 2 minggu terakhir anak sering mengeluh nyeri perut. - Nafsu makan menurun. - Anak tampak lemas dan mudah lelah. - Ibu mengatakan anak mengalami penurunan berat badan. - Kadang-kadang demam ringan. - Ibu tampak cemas dan sering menangis saat membicarakan kondisi anaknya. - Anak tampak pendiam dan takut melihat tenaga kesehatan. Data Objektif (DO) - Teraba massa pada perut kiri, tidak nyeri saat ditekan, permukaan halus, tidak dapat digerakkan. - Hasil USG abdomen: massa solid pada ginjal kiri ukuran 8×6 cm. - CT-scan: lesi solid homogen, tidak ada metastasis paru. - Hb: 9 g/dL (anemia ringan). - Leukosit: 11.000/µL. - Trombosit: 320.000/µL. - Ureum/kreatinin dalam batas normal. - Berat badan 18 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Massa Tumor)
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan respons fisiologis dan psikologis tubuh terhadap suatu stimulus noksius yang menandakan adanya cedera atau potensi cedera. Berbeda dengan nyeri kronis, nyeri akut memiliki fungsi protektif yang jelas, yaitu sebagai sinyal bahaya yang mendorong individu untuk menghindari atau menghilangkan sumber cedera. Dalam konteks kasus ini, nyeri akut pada anak disebabkan oleh agen pencedera fisiologis, yaitu adanya massa solid (tumor) pada ginjal kiri. Pertumbuhan massa tumor ini dapat menyebabkan nyeri melalui beberapa mekanisme. Pertama, peregangan kapsul ginjal yang kaya akan serabut saraf. Seiring dengan bertambahnya ukuran tumor, kapsul ginjal akan meregang melebihi batas elastisitasnya, sehingga mengaktivasi nosiseptor (reseptor nyeri) dan menimbulkan sensasi nyeri tumpul atau pegal di area perut atau panggul. Kedua, kompresi atau infiltrasi ke jaringan dan organ di sekitarnya. Massa yang membesar dapat menekan struktur-struktur sensitif nyeri di sekitarnya, seperti saraf, pembuluh darah, atau organ intra-abdomen lainnya, yang menyebabkan nyeri terlokalisir maupun nyeri alih. Ketiga, proses inflamasi yang diinduksi oleh tumor itu sendiri. Sel-sel tumor dapat melepaskan mediator inflamasi seperti prostaglandin, bradikinin, dan sitokin, yang dapat meningkatkan sensitivitas nosiseptor di area tersebut, sehingga ambang batas nyeri menurun dan stimulus yang ringan sekalipun dapat terasa nyeri (hiperalgesia). Keempat, iskemia jaringan akibat penekanan pembuluh darah oleh tumor, yang menyebabkan suplai oksigen ke jaringan berkurang dan memicu nyeri iskemik. Manifestasi nyeri pada anak seringkali berbeda dengan orang dewasa. Anak, terutama yang masih kecil, mungkin kesulitan untuk mengungkapkan rasa nyerinya secara verbal dengan jelas. Oleh karena itu, perawat harus jeli dalam mengobservasi tanda-tanda non-verbal dan perilaku. Gejala subjektif yang dilaporkan dalam kasus ini, seperti "anak sering mengeluh nyeri perut", adalah indikator utama. Namun, gejala lain seperti penurunan nafsu makan, tampak lemas, mudah lelah, dan menjadi pendiam juga bisa menjadi manifestasi perilaku dari nyeri yang tidak teratasi. Anak yang merasa nyeri cenderung mengurangi aktivitas, menjadi lebih rewel atau sebaliknya, menjadi sangat pendiam dan menarik diri sebagai mekanisme koping. Rasa takut terhadap tenaga kesehatan juga dapat diperparah oleh pengalaman nyeri yang berulang, terutama jika dikaitkan dengan prosedur medis. Pengkajian nyeri pada anak harus komprehensif dan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan usia dan kemampuan kognitifnya, misalnya skala wajah (Wong-Baker FACES Pain Rating Scale) atau skala FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability) untuk anak yang tidak dapat melaporkan nyerinya secara verbal. Penatalaksanaan nyeri akut pada kasus onkologi anak seperti ini bersifat multifaset, meliputi pendekatan farmakologis dan non-farmakologis. Tujuannya tidak hanya untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup anak, memperbaiki nafsu makan, pola tidur, dan memungkinkan anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari serta mentoleransi prosedur diagnostik dan terapeutik yang akan dijalani. Mengatasi nyeri secara efektif juga krusial untuk mengurangi kecemasan pada anak dan orang tua, seperti yang terlihat pada kasus ini di mana ibu tampak cemas dan sering menangis.
Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan Tingkat Nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun (dari skala 2 menjadi 5).
- Sikap protektif menurun (dari skala 2 menjadi 5).
- Gelisah menurun (dari skala 2 menjadi 5).
- Kesulitan tidur menurun (dari skala 2 menjadi 5).
- Nafsu makan membaik (dari skala 2 menjadi 5
-
Article No. 22298 | 22 Oct 2025
Klinis : nausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nausea
Kode SDKI: D.0076
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nausea, dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah. Ini adalah pengalaman subjektif yang sangat individual, sering digambarkan sebagai "rasa mual", "perut tidak enak", atau "perasaan ingin muntah". Meskipun seringkali menjadi anteseden dari muntah (emesis), nausea dapat terjadi secara independen tanpa diikuti oleh pengeluaran isi lambung. Sebagai diagnosis keperawatan, Nausea berfokus pada respons manusia terhadap kondisi tersebut, yang mencakup aspek fisiologis, psikologis, dan emosional yang dialami oleh pasien.
Secara fisiologis, mekanisme nausea sangat kompleks dan melibatkan interaksi antara sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Pusat kontrol utama terletak di batang otak, yaitu pusat muntah (vomiting center) di medula oblongata dan Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang terletak di area postrema di dasar ventrikel keempat. CTZ tidak memiliki sawar darah-otak yang efektif, sehingga sangat sensitif terhadap zat-zat kimia dalam darah dan cairan serebrospinal, seperti toksin, obat-obatan (misalnya, agen kemoterapi, opioid), dan produk metabolik abnormal (misalnya, pada uremia atau ketoasidosis). Stimulasi pada CTZ akan mengirimkan sinyal ke pusat muntah. Selain itu, pusat muntah juga menerima input dari berbagai jalur aferen lainnya, termasuk:
1. **Sistem Gastrointestinal:** Iritasi, distensi, atau peradangan pada lambung dan usus dapat merangsang saraf vagal dan simpatis yang mengirimkan sinyal langsung ke pusat muntah.
2. **Sistem Vestibular:** Terletak di telinga dalam, sistem ini bertanggung jawab atas keseimbangan. Stimulasi berlebihan, seperti pada mabuk perjalanan (motion sickness), mengirimkan sinyal melalui saraf kranial VIII ke pusat muntah.
3. **Korteks Serebral dan Sistem Limbik:** Pusat-pusat yang lebih tinggi di otak ini dapat memicu nausea sebagai respons terhadap rangsangan sensorik (bau tidak sedap, pemandangan yang menjijikkan) atau faktor psikologis (kecemasan, ketakutan, nyeri hebat, atau ingatan traumatis).
Penyebab (etiologi) nausea sangat bervariasi dan dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Penyebab fisiologis mencakup kehamilan (morning sickness), mabuk perjalanan, dan gangguan biokimia seperti uremia dan ketoasidosis diabetik. Penyebab psikologis meliputi stres berat, gangguan cemas, dan fobia. Faktor situasional seringkali menjadi pemicu utama, termasuk efek samping dari agen farmakologis (kemoterapi, anestesi, analgesik opiat), paparan toksin, konsumsi alkohol berlebih, dan tumor yang menekan organ atau saraf tertentu.
Gejala dan tanda yang menyertai nausea dibagi menjadi mayor dan minor. Gejala mayor bersifat subjektif dan menjadi dasar penegakan diagnosis, yaitu pasien secara eksplisit mengeluh mual, merasa ingin muntah, dan tidak berminat untuk makan (anoreksia). Sementara itu, gejala dan tanda minor bisa bersifat subjektif maupun objektif. Tanda minor subjektif meliputi perasaan asam di mulut, sensasi panas atau dingin yang tidak menentu, dan frekuensi menelan yang meningkat. Tanda minor objektif yang dapat diobservasi oleh perawat adalah peningkatan salivasi (hipersalivasi), pucat pada kulit, diaforesis (keringat dingin), takikardia (peningkatan denyut jantung), dan dilatasi pupil.
Dampak nausea terhadap pasien tidak boleh diremehkan. Nausea yang persisten dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi dan cairan secara signifikan, yang berisiko menimbulkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan malnutrisi. Secara psikologis, nausea kronis dapat menurunkan kualitas hidup, menyebabkan kelelahan, iritabilitas, depresi, dan mengganggu kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari serta berinteraksi sosial. Oleh karena itu, asesmen yang komprehensif dan intervensi yang tepat untuk mengelola nausea adalah komponen krusial dalam asuhan keperawatan holistik.
Kode SLKI: L.08065
Luaran yang Diharapkan: Tingkat Nausea. Setelah dilakukan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan tingkat nausea pasien menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Keluhan mual menurun secara signifikan.
- Perasaan ingin muntah menurun atau hilang.
- Nafsu makan pasien membaik.
- Pucat pada kulit dan membran mukosa membaik.
- Frekuensi takikardia menurun hingga kembali ke rentang normal.
- Salivasi berlebih (hipersalivasi) menurun.
- Frekuensi menelan yang berlebihan menurun.
- Keringat dingin (diaforesis) berkurang atau hilang.
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan secara keseluruhan.
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Mual. Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat menyebabkan muntah. Tindakan yang dilakukan mencakup:
Observasi:
- Identifikasi pengalaman mual pasien, termasuk durasi, frekuensi, tingkat keparahan, dan faktor pemicunya.
- Identifikasi faktor penyebab mual (misalnya, pengobatan, prosedur, kehamilan, atau faktor psikologis).
- Monitor asupan nut
-
Article No. 22299 | 22 Oct 2025
Klinis : 2 Minggu sulit BAK nyeri saat BAk nyeri di perut bagian bawah merasa BAK tidak tuntas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Retensi Urin
Kode SDKI: D.0050
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Retensi urin adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara tuntas atau sama sekali. Kondisi ini dapat bersifat akut, yang terjadi secara tiba-tiba dan seringkali menyakitkan, atau kronis, yang berkembang secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dan mungkin tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan pada awalnya. Dalam konteks keperawatan, retensi urin dikategorikan sebagai gangguan pada fungsi eliminasi yang memerlukan asesmen cermat dan intervensi yang tepat untuk mencegah komplikasi serius.
Secara fisiologis, proses berkemih (miksi) adalah proses kompleks yang melibatkan koordinasi antara sistem saraf otonom dan somatik. Kandung kemih (vesika urinaria) berfungsi sebagai reservoir yang menampung urin. Dindingnya terdiri dari otot detrusor yang akan berkontraksi saat proses miksi dimulai. Di saat yang bersamaan, sfingter uretra internal (involunter) dan eksternal (volunter) harus berelaksasi untuk memungkinkan aliran urin keluar dari tubuh. Gangguan pada salah satu atau lebih komponen dalam mekanisme ini dapat menyebabkan retensi urin.
Penyebab (etiologi) retensi urin sangat bervariasi dan dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: obstruktif dan non-obstruktif.
1. **Penyebab Obstruktif:** Terjadi ketika ada sumbatan fisik yang menghalangi aliran urin keluar dari kandung kemih. Pada pria, penyebab paling umum adalah Hiperplasia Prostat Jinak (BPH), di mana pembesaran kelenjar prostat menekan uretra. Penyebab obstruktif lainnya meliputi striktur uretra (penyempitan uretra akibat jaringan parut), batu kandung kemih (kalkulus), tumor di area panggul, atau prolaps organ panggul pada wanita yang menekan uretra.
2. **Penyebab Non-Obstruktif:** Terjadi akibat masalah pada otot detrusor atau persarafannya.
* **Kelemahan Kontraksi Detrusor (Atonia Kandung Kemih):** Otot kandung kemih tidak cukup kuat untuk berkontraksi dan mendorong urin keluar. Hal ini bisa disebabkan oleh peregangan berlebihan yang kronis, kerusakan saraf akibat diabetes melitus (neuropati diabetik), atau cedera tulang belakang.
* **Gangguan Neurologis:** Kerusakan pada arkus refleks yang mengontrol miksi dapat menyebabkan retensi. Kondisi seperti cedera medula spinalis, stroke, multiple sclerosis, atau penyakit Parkinson dapat mengganggu sinyal saraf antara otak, sumsum tulang belakang, dan kandung kemih.
* **Efek Samping Obat:** Banyak obat yang dapat mengganggu fungsi kandung kemih. Obat antikolinergik (misalnya, beberapa antidepresan dan antihistamin), opioid, dan anestesi (terutama pasca-operasi) dapat menurunkan kontraktilitas ototArticle No. 22300 | 22 Oct 2025
Klinis : Data Subjektif (DS) - Ibu mengatakan perut anak sebelah kiri tampak membesar sejak ±2 bulan terakhir. - Awalnya tidak nyeri, namun 2 minggu terakhir anak sering mengeluh nyeri perut. - Nafsu makan menurun. - Anak tampak lemas dan mudah lelah. - Ibu mengatakan anak mengalami penurunan berat badan. - Kadang-kadang demam ringan. - Ibu tampak cemas dan sering menangis saat membicarakan kondisi anaknya. - Anak tampak pendiam dan takut melihat tenaga kesehatan. Data Objektif (DO) - Teraba massa pada perut kiri, tidak nyeri saat ditekan, permukaan halus, tidak dapat digerakkan. - Hasil USG abdomen: massa solid pada ginjal kiri ukuran 8×6 cm. - CT-scan: lesi solid homogen, tidak ada metastasis paru. - Hb: 9 g/dL (anemia ringan). - Leukosit: 11.000/µL. - Trombosit: 320.000/µL. - Ureum/kreatinin dalam batas normal. - Berat badan 18 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22301 | 22 Oct 2025
Klinis : Data Subjektif (DS) - Ibu mengatakan perut anak sebelah kiri tampak membesar sejak ±2 bulan terakhir. - Awalnya tidak nyeri, namun 2 minggu terakhir anak sering mengeluh nyeri perut. - Nafsu makan menurun. - Anak tampak lemas dan mudah lelah. - Ibu mengatakan anak mengalami penurunan berat badan. - Kadang-kadang demam ringan. - Ibu tampak cemas dan sering menangis saat membicarakan kondisi anaknya. - Anak tampak pendiam dan takut melihat tenaga kesehatan. Data Objektif (DO) - Teraba massa pada perut kiri, tidak nyeri saat ditekan, permukaan halus, tidak dapat digerakkan. - Hasil USG abdomen: massa solid pada ginjal kiri ukuran 8×6 cm. - CT-scan: lesi solid homogen, tidak ada metastasis paru. - Hb: 9 g/dL (anemia ringan). - Leukosit: 11.000/µL. - Trombosit: 320.000/µL. - Ureum/kreatinin dalam batas normal. - Berat badan 18 kg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Tumor Wilms (Nefroblastoma) Ginjal Kiri
Kode ICD-10: C64
Deskripsi Singkat : Tumor Wilms, atau nefroblastoma, adalah jenis kanker ginjal yang paling umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ini biasanya muncul sebagai massa atau benjolan di perut yang tidak nyeri, seperti yang teridentifikasi pada kasus ini melalui pemeriksaan fisik dan USG. Gejala lain yang menyertai bisa berupa nyeri perut, demam, penurunan nafsu makan, dan anemia, yang semuanya sesuai dengan data klinis yang disajikan.
Kode ICD-10 C64 digunakan untuk mengklasifikasikan "Neoplasma ganas pada ginjal, kecuali pelvis renalis". Kode ini secara spesifik menunjukkan adanya tumor ganas yang berasal dari jaringan utama ginjal. Penggunaan kode ini tepat berdasarkan hasil pencitraan (USG dan CT-scan) yang mengonfirmasi adanya massa solid homogen pada ginjal kiri, tanpa penyebaran (metastasis) yang terdeteksi ke paru-paru.***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 22302 | 22 Oct 2025
Klinis : Data Subjektif (DS) - Ibu mengatakan perut anak sebelah kiri tampak membesar sejak ±2 bulan terakhir. - Awalnya tidak nyeri, namun 2 minggu terakhir anak sering mengeluh nyeri perut. - Nafsu makan menurun. - Anak tampak lemas dan mudah lelah. - Ibu mengatakan anak mengalami penurunan berat badan. - Kadang-kadang demam ringan. - Ibu tampak cemas dan sering menangis saat membicarakan kondisi anaknya. - Anak tampak pendiam dan takut melihat tenaga kesehatan. Data Objektif (DO) - Teraba massa pada perut kiri, tidak nyeri saat ditekan, permukaan halus, tidak dapat digerakkan. - Hasil USG abdomen: massa solid pada ginjal kiri ukuran 8×6 cm. - CT-scan: lesi solid homogen, tidak ada metastasis paru. - Hb: 9 g/dL (anemia ringan). - Leukosit: 11.000/µL. - Trombosit: 320.000/µL. - Ureum/kreatinin dalam batas normal. - Berat badan 18 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan respons fisiologis dan psikologis tubuh terhadap suatu cedera atau stimulus noksius. Nyeri bukan hanya sekadar sensasi fisik, tetapi juga melibatkan komponen emosional, kognitif, dan perilaku yang kompleks, menjadikannya pengalaman yang sangat subjektif bagi setiap individu. Penyebab nyeri akut dikategorikan menjadi tiga, yaitu agen pencedera fisiologis (misalnya, inflamasi,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178