Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7538 | 01 Dec 2024
Klinis : Seorang pria 69 tahun dengan CKD std V karena diabetes dan hipertensi, menjalani HD 2x per minggu, menggunakan akses kateter jugularis internal kanan. Perkiraan berat badan kering pasien 65 kg. Pasien sering bolos HD, dan bila HD sering memotong waktu HD. Pasien tiba-tiba datang ke IGD dengan bradikardi simptomatik dan kalium 8.1 mEq/L. Pasien tidak datang 2 kali jaduwal HD. Saat pemeriksaan pasien tampak mengantuk, saturasi Oksigen 92%, menggunakan O2 4L/mnt. Berat badan pasien 72 kg, Tensi 170/100 mmHg, Nadi 32x/mnt. Terdapat udema paru dan udem ekstrimitas ++, serium Na+ 128 mEq/L, CO2 18 mEq/L, BUN 210 mg/dL, kreatinin 15 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi, peningkatan kebutuhan nutrisi, dan penurunan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan nutrisi
- Ditandai dengan penurunan berat badan, kadar albumin serum rendah, mual, anoreksia
2. Kelebihan volume cairan
- Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, peningkatan asupan cairan, dan penurunan kemampuan ekskresi cairan
- Ditandai dengan edema, peningkatan berat badan, hipertensi, dan gangguan pola napas
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
- Berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, terapi dialisis, dan gangguan keseimbangan asam-basa
- Ditandai dengan perubahan kadar elektrolit dalam darah, perubahan tanda vital, dan gejala klinik terkait gangguan keseimbangan elektrolit
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Berat badan, kadar albumin serum, asupan nutrisi
- Target: Mencapai berat badan ideal, kadar albumin serum normal, dan asupan nutrisi yang adekuat
2. Keseimbangan Cairan
- Indikator: Berat badan, edema, tekanan darah, dan pola napas
- Target: Mencapai berat badan kering, eliminasi edema, tekanan darah normal, dan pola napas normal
3. Keseimbangan Elektrolit
- Indikator: Kadar elektrolit dalam darah, tanda vital, dan gejala klinik
- Target: Mencapai kadar elektrolit dalam batas normal, tanda vital stabil, dan hilangnya gejala terkait gangguan keseimbangan elektrolit
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Pemberian diet sesuai kebutuhan dengan memperhatikan pembatasan cairan dan elektrolit
- Edukasi terkait pentingnya kepatuhan jadwal hemodialisis dan pembatasan cairan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi dan memodifikasi diet
2. Keseimbangan Cairan
- Pemantauan keseimbangan cairan (asupan, output, dan berat badan)
- Pembatasan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Pemberian obat diuretik dan vasopresor untuk mengatasi edema dan hipertensi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi cairan dan elektrolit
3. Keseimbangan Elektrolit
- Pemantauan kadar elektrolit dalam darah secara berkala
- Pemberian terapi pengganti elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien terkait pentingnya kepatuhan jadwal hemodialisis
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi obat dan elektrolit
Penjelasan:
Pasien dengan CKD stage V yang menjalani hemodialisis 2 kali per minggu memiliki risiko tinggi terhadap ketidakseimbangan nutrisi, cairan, dan elektrolit. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup masalah-masalah tersebut. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi, cairan, dan elektrolit yang optimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, pemberian terapi, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 7539 | 01 Dec 2024
Klinis : Seorang pria 69 tahun dengan CKD std V karena diabetes dan hipertensi, menjalani HD 2x per minggu, menggunakan akses kateter jugularis internal kanan. Perkiraan berat badan kering pasien 65 kg. Pasien sering bolos HD, dan bila HD sering memotong waktu HD. Pasien tiba-tiba datang ke IGD dengan bradikardi simptomatik dan kalium 8.1 mEq/L. Pasien tidak datang 2 kali jaduwal HD. Saat pemeriksaan pasien tampak mengantuk, saturasi Oksigen 92%, menggunakan O2 4L/mnt. Berat badan pasien 72 kg, Tensi 170/100 mmHg, Nadi 32x/mnt. Terdapat udema paru dan udem ekstrimitas ++, serium Na+ 128 mEq/L, CO2 18 mEq/L, BUN 210 mg/dL, kreatinin 15 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Elektrolit
- Penjelasan Singkat: Pasien mengalami gangguan keseimbangan elektrolit, ditandai dengan kadar kalium yang tinggi (hiperkalemia) dan kadar natrium yang rendah (hiponatremia). Hal ini dapat menyebabkan bradikardi dan gangguan kardiovaskular yang mengancam jiwa.
- SDKI: Hiperkalemia
- SLKI: Pengelolaan Hiperkalemia
- SIKI: Pemantauan Elektrolit
2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- Penjelasan Singkat: Pasien mengalami kelebihan volume cairan, ditandai dengan adanya edema paru dan edema ekstremitas. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien dalam menjalani hemodialisis.
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Pemantauan Cairan
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
- Penjelasan Singkat: Pasien tidak patuh dalam menjalani hemodialisis, sering bolos dan memotong waktu hemodialisis. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan.
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Edukasi Manajemen Penyakit Kronis
4. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Perfusi Jaringan Paru
- Penjelasan Singkat: Pasien mengalami penurunan perfusi jaringan paru, ditandai dengan saturasi oksigen yang rendah dan memerlukan oksigen tambahan. Hal ini dapat disebabkan oleh edema paru akibat kelebihan volume cairan.
- SDKI: Penurunan Perfusi Jaringan
- SLKI: Manajemen Oksigenasi
- SIKI: Pemantauan Ventilasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan. -
Article No. 7540 | 01 Dec 2024
Klinis : do: kekuatan otot menurun (5/5 3/3), rentang gerak menurun ds klien mengatakan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri sulit digerakkan dan diangkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dari bagian tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, dengan indikator:
1. Mempertahankan rentang gerak sendi
2. Mempertahankan kekuatan otot
3. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan mobilitas fisik antara lain:
1. Terapi Latihan: latihan pergerakan sendi dan otot untuk meningkatkan kekuatan dan rentang gerak
2. Manajemen Aktivitas: mengatur aktivitas harian pasien untuk memaksimalkan kemampuan fungsional
3. Perawatan Rehabilitatif: kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang komprehensif
Dalam kasus ini, pasien mengalami penurunan kekuatan otot (5/5 menjadi 3/3) dan penurunan rentang gerak pada ekstremitas kiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi latihan dan manajemen aktivitas untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien. -
Article No. 7541 | 01 Dec 2024
Klinis : menggigil pasca oprasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi menggigil pasca operasi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipotermi berhubungan dengan penurunan suhu tubuh sebagai efek samping dari prosedur operasi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipotermi didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang disebabkan oleh paparan suhu lingkungan yang rendah atau hilangnya kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipotermi pasca operasi adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh normal, tidak mengalami komplikasi, dan merasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: mempertahankan suhu lingkungan yang hangat, memberikan selimut atau pakaian hangat, menganjurkan istirahat yang cukup, dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lain untuk memastikan pasien dapat segera pulih dari kondisi menggigil pasca operasi dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Penanganan yang tepat dan sesuai standar dapat membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7542 | 01 Dec 2024
Klinis : Data subjektif : Sesak nafas Data objektif : a. batuk tidak efektif b. tidak mampu batuk c. sputum berlebih. d. Menggunakan oksigen nasal kanul 4 LPM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan Napas Terbuka
2. Tidak Ada Sputum
3. Tidak Ada Dispnea
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigen
3. Manajemen Batuk
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data subjektif (sesak napas) dan data objektif (batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, dan penggunaan oksigen nasal kanul 4 LPM), dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigen, dan manajemen batuk untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka, mengurangi sputum, dan menurunkan dispnea. -
Article No. 7424 | 30 Nov 2024
Klinis : Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=130/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas seperti tidak bertenaga, pusing. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak di rawat. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Nafsu makan klien kurang baik dimana klien hanya mampu menghabiskan makanan 2-3 sendok makan setiap kali makan , makanan terasa pahit di lidah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus Ny.E:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Infeksi adalah keadaan rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular.
- SLKI: Perawatan Diri adalah kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Perawatan Diri, Peningkatan Koping, Educasi Perawatan Diri, dan Manajemen Risiko Infeksi.
2. Ketidakefektifan Pola Makan Berhubungan dengan Penurunan Nafsu Makan
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Makan adalah pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- SLKI: Pola Makan adalah perilaku individu dalam memilih, mengonsumsi, dan memanfaatkan makanan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Pendidikan Gizi, Terapi Gizi, dan Pemantauan Nutrisi.
3. Gangguan Kebersihan Diri Berhubungan dengan Keterbatasan Kemampuan
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Kebersihan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Kebersihan Diri adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Diri, Manajemen Kebersihan, Peningkatan Kebersihan Diri, dan Edukasi Kebersihan Diri.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani masalah kesehatan pasien Ny.E. -
Article No. 7425 | 30 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, iritasi saluran pernapasan, penurunan refleks batuk.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Anoreksia, penurunan nafsu makan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan, sesak napas, demam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
- Suara napas bronkial berkurang
- Tidak ada sumbatan/obstruksi jalan napas
2. Keseimbangan Nutrisi Terpenuhi
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien mencapai berat badan ideal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Tidak ada keluhan sesak napas atau kelelahan saat melakukan aktivitas
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama)
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Posisi semifowler untuk memfasilitasi drainase sekret
- Latihan batuk efektif dan napas dalam
- Pemberian obat-obatan sesuai resep (contoh: bronkodilator, mukolitik)
- Edukasi tentang teknik batuk efektif dan perawatan jalan napas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pengkajian status nutrisi (BB, TB, IMT, asupan makanan)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penentuan kebutuhan nutrisi
- Pemberian makanan yang tinggi kalori dan protein sesuai kebutuhan
- Pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
- Edukasi tentang pentingnya nutrisi dan cara meningkatkan asupan makanan
3. Intoleransi Aktivitas
- Pengkajian toleransi aktivitas (skala kelelahan, tanda-tanda vital)
- Perencanaan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Pemberian oksigen selama aktivitas jika diperlukan
- Latihan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi
- Edukasi tentang manajemen energi dan aktivitas yang aman
Penjelasan di atas disampaikan dengan pendekatan akademis dan perspektif seorang perawat profesional. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 7426 | 30 Nov 2024
Klinis : Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=130/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas seperti tidak bertenaga, pusing. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak di rawat. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Nafsu makan klien kurang baik dimana klien hanya mampu menghabiskan makanan 2-3 sendok makan setiap kali makan , makanan terasa pahit di lidah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi Ny. E:
Diagnosis Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (Mandi) berhubungan dengan persepsi yang salah tentang pantangan mandi selama sakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri (Mandi): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perawatan Diri: Kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Bantuan Perawatan Diri: Membantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi.
2. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan agar mendukung klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
3. Edukasi Perawatan Diri: Memberikan informasi dan edukasi kepada klien tentang pentingnya perawatan diri selama sakit.
Penjelasan Singkat:
Ny. E, 35 tahun, dirawat di rumah sakit dengan diagnosa medis thypoid. Klien mengeluh lemas, pusing, dan memiliki pemahaman yang salah tentang pantangan mandi selama sakit. Hasil pengkajian menunjukkan rambut klien kotor, lengket, dan berminyak, serta kebutuhan aktivitas sehari-hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Hal ini menunjukkan adanya defisit perawatan diri (mandi) yang berhubungan dengan persepsi yang salah tentang pantangan mandi selama sakit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah bantuan perawatan diri, manajemen lingkungan, dan edukasi perawatan diri, sehingga klien dapat memahami pentingnya perawatan diri selama sakit dan dapat melakukannya secara mandiri. -
Article No. 7427 | 30 Nov 2024
Klinis : Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=130/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas seperti tidak bertenaga, pusing. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak di rawat. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Nafsu makan klien kurang baik dimana klien hanya mampu menghabiskan makanan 2-3 sendok makan setiap kali makan , makanan terasa pahit di lidah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang digambarkan untuk Ny. E, 35 tahun dengan diagnosa medis typhoid, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Perawatan Diri: Kebersihan Diri
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Kekurangan Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Penyebab: Gangguan pada fungsi kognitif, fisik, atau psikologis; kurang pengetahuan; kurang motivasi; dan/atau keterbatasan lingkungan.
- Karakteristik: Rambut kotor, lengket, dan berminyak; kulit tidak bersih; dan ketergantungan dalam mandi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, perubahan pada fungsi indra pengecap, dan/atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
- Karakteristik: Asupan makanan hanya 2-3 sendok makan setiap kali makan, dan makanan terasa pahit.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Penyebab: Kelemahan fisik, penurunan energi, dan/atau perubahan fungsi tubuh.
- Karakteristik: Klien merasa lemas dan tidak bertenaga.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Mencakup definisi, penyebab, karakteristik, dan faktor terkait dari masing-masing diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Mencakup kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Mencakup intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masing-masing diagnosa keperawatan. -
Article No. 7428 | 30 Nov 2024
Klinis : Sejak hari Minggu 24/11/2024 os demam (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu pasien mengalami demam sejak hari Minggu 24/11/2024, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Berikan cairan yang cukup
- Lakukan tindakan penurunan suhu jika diperlukan (kompres hangat/dingin, obat anti-piretik)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Sebagai perawat dengan tone akademis dan persona pakar, saya akan memberikan penjelasan lebih rinci kepada pasien mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi hipertermia yang dialami pasien. Saya akan memastikan pasien memahami kondisinya dan dapat berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.