Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21082 | 26 Aug 2025
Klinis : demam , batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi demam dan batuk dengan tone akademis dan persona pakar/nurse, berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Hipertermia
Kode SDKI: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
3. Batuk
Kode SDKI: 00037
Definisi: Respons refleks untuk membersihkan jalan napas dengan mengeluarkan udara secara paksa.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kumpulan diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor terkait, dan kode diagnosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kumpulan luaran keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan kode luaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kumpulan intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kode intervensi.
Dalam konteks ini, perawat perlu menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk diagnosa, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 21083 | 26 Aug 2025
Klinis : Apsien diare 10 x sudah 5 hari, mual nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien diare 10 kali dalam 5 hari, mual, dan nafsu makan menurun, dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Defisit Volume Cairan
- Kode SDKI: 00027
- Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
a. Keseimbangan Cairan
- Kode SLKI: 00001
- Definisi: Keadaan seimbang antara asupan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Cairan
- Kode SIKI: 00001
- Definisi: Upaya untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami diare yang dapat menyebabkan defisit volume cairan. Hal ini dapat ditangani melalui manajemen cairan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemberian cairan oral atau intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi terkait perawatan diri.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar/perawat, Anda dapat menggunakan penjelasan ini sebagai panduan dalam menetapkan diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 21041 | 25 Aug 2025
Klinis : kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi kembung sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
Kembung (Constipation) - Kode: 00011
Definisi:
Kembung atau konstipasi adalah keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar, dengan frekuensi yang lebih sedikit dari normal, disertai dengan tinja yang keras dan kering.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00011
Judul: Kembung
Definisi: Keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar, dengan frekuensi yang lebih sedikit dari normal, disertai dengan tinja yang keras dan kering.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 00011
Judul: Pengeluaran Usus Teratur
Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan tinja secara teratur dan lancar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 00011
Judul: Manajemen Kembung
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi kembung atau konstipasi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Kembung (Constipation) merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar, dengan frekuensi yang lebih sedikit dari normal, disertai dengan tinja yang keras dan kering. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode 00011 dengan definisi yang sama. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) terkait dengan diagnosa ini adalah Pengeluaran Usus Teratur (LS 00011), yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengeluarkan tinja secara teratur dan lancar. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah Manajemen Kembung (IP 00011), yang mencakup serangkaian tindakan untuk mengatasi kondisi kembung atau konstipasi. -
Article No. 21042 | 25 Aug 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu, disertai sakit kepala hebat, muntah proyektil, dan kejang 1 kali sebelum masuk rumah sakit. Orang tua juga melaporkan anak tampak mengantuk dan kurang responsif sejak pagi hari. Riwayat kehamilan dan persalinan baik. Tidak ada riwayat trauma kepala. Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis paru pada anggota keluarga dinyatakan positif. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: sakit sedang-berat, anak tampak somnolen Tanda vital: Suhu: 39,5 °C Nadi: 120x/menit RR: 28x/menit TD: 110/70 mmHg Status neurologis: GCS: E3 M5 V3 (total 11) Kaku kuduk (+) Brudzinski sign (+) Kernig sign (+) Papil edema (+) pada funduskopi Tidak ditemukan kelumpuhan fokal, tetapi pasien tampak fotofobia Pemeriksaan laboratorium: Leukosit: 18.000/?L (neutrofil dominan) CRP: meningkat Kultur darah: pending Pungsi lumbal: Tekanan pembukaan: meningkat Cairan keruh Sitologi: leukosit 800/?L (90% neutrofil) Protein: meningkat Glukosa: rendah (20 mg/dL, plasma 90 mg/dL)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: {\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl\f0\fswiss\fcharset0 Arial;}\f0\fs24
\par
\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0\line
\b Kode: 00028\b0\line
\b Nama: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral\b0\line
\line
\b PENJELASAN SINGKAT\b0\line
Diagnosis ini ditetapkan berdasarkan temuan klinis yang menunjukkan gangguan perfusi serebral sekunder akibat proses infeksi dan inflamasi pada meninges. Data pendukung utama meliputi: penurunan kesadaran (somnolen, GCS 11), tanda meningeal (kaku kuduk, Brudzinski, Kernig positif), peningkatan tekanan intrakranial (papil edema, tekanan pembukaan meningkat pada pungsi lumbal), serta bukti laboratorium cairan serebrospinal yang konsisten dengan meningitis bakterial (cairan keruh, pleositosis neutrofil, peningkatan protein, dan penurunan glukosa).\line
\line
\b STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)\b0\line
\b Kode: 00028\b0\line
\b Definisi:\b0 Risiko penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak yang dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis.\line
\b Karakteristik Mayor:\b0 Perubahan status mental, peningkatan tekanan intrakranial.\line
\b Karakteristik Minor:\b0 Perubahan tanda vital, perilaku/emosional.\line
\line
\b STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI)\b0\line
\b Kode: 1402\b0\line
\b Nama Luaran:\b0 Status Sirkulasi Serebral\line
\b Indikator:\b0\line
1. Tingkat kesadaran\line
2. Fungsi kognitif\line
3. Tanda vital dalam rentang normal\line
4. Tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial\line
\b Skala Pengukuran:\b0 1 (selalu terganggu) hingga 5 (tidak pernah terganggu)\line
\line
\b STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI)\b0\line
\b Kode: 2620\b0\line
\b Nama Intervensi:\b0 Manajemen Perfusi Serebral\line
\b Aktivitas:\b0\line
1. Monitor status neurologis setiap 2-4 jam (GCS, pupil, tanda vital)\line
2. Pertahankan posisi kepala elevasi 30°\line
3. Hindari manuver yang meningkatkan tekanan intrakranial (mis. fleksi leher berlebihan)\line
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan\line
5. Kolaborasi pemberian antibiotik dan terapi simtomatik (antipiretik, antikonvulsan)\line
6. Monitor balance cairan dan elektrolit\line
7. Berikan edukasi pada keluarga tentang tanda-tanda deteriorasi neurologis\line
\line
\b Catatan:\b0 Diagnosis ini memerlukan pendekatan kolaboratif dengan tim medis mengingat kondisi akut dan potensi komplikasi neurologis yang mengancam jiwa. Pemantauan ketat dan intervensi tepat waktu merupakan aspek kritis dalam tatalaksana kasus ini.\line
} -
Article No. 21043 | 25 Aug 2025
Klinis : tumor paru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi tumor paru:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C34
- Deskripsi: Tumor ganas pada bronkus dan paru
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 32.2x
- Deskripsi: Lobektomi paru, termasuk segmentektomi atau kuadrantektomi paru
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C34 digunakan untuk menggambarkan tumor ganas (kanker) yang terjadi pada bronkus dan paru-paru. Kategori ini mencakup semua jenis kanker paru, seperti karsinoma sel kecil, karsinoma sel non-kecil, dan tumor ganas lainnya pada organ paru.
2. Terkait prosedur/tindakan medis, kode ICD-9-CM 32.2x mencakup berbagai jenis pembedahan pengangkatan sebagian paru, seperti lobektomi, segmentektomi, atau kuadrantektomi paru. Tindakan ini dilakukan sebagai salah satu modalitas pengobatan untuk tumor ganas paru.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini digunakan untuk mengkodekan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan tumor paru, sehingga dapat digunakan untuk keperluan dokumentasi, tagihan, serta analisis epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 21044 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “batuk berdahak lebih dri 2 minggu“
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang disampaikan pasien, yaitu "batuk berdahak lebih dari 2 minggu", diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gangguan dalam membersihkan saluran pernapasan sehingga terjadi akumulasi sekret yang tidak dapat dikeluarkan dengan efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai kriteria outcome sebagai berikut:
1. Pola napas membaik, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal (12-20x/menit) dan irama napas teratur.
2. Tidak terdapat suara napas tambahan, seperti mengi atau ronki.
3. Tidak terjadi sianosis atau retraksi dinding dada.
4. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif melalui batuk.
5. Pasien melaporkan kemudahan dalam bernapas dan tidak ada rasa sesak.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman untuk memudahkan pengeluaran sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan untuk melembapkan jalan napas.
- Lakukan suction jika pasien tidak dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
2. Manajemen Energi
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk menghemat energi.
- Anjurkan istirahat yang cukup untuk memulihkan tenaga.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk pemberian terapi pernapasan jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan batuk berdahak.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan cara membersihkan jalan napas.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan makanan bergizi.
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan bersihan jalan napas sehingga pasien dapat bernapas dengan lebih efektif dan nyaman. -
Article No. 21045 | 25 Aug 2025
Klinis : do dan ds pasien terlihat sulit berbicara dan mendengar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, bahwa pasien terlihat sulit berbicara dan mendengar, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Komunikasi Verbal (00051)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
Karakteristik Utama:
- Kesulitan menggunakan bahasa lisan yang efektif
- Keterbatasan dalam memahami bahasa lisan
- Kesulitan mengekspresikan ide secara verbal
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal (0902)
Definisi: Kemampuan untuk menggunakan dan memahami bahasa lisan.
Indikator:
- Menggunakan bahasa lisan yang efektif
- Memahami bahasa lisan yang disampaikan
- Mengekspresikan ide secara verbal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Fasilitasi Komunikasi (4976)
Definisi: Membantu pasien untuk memperbaiki atau mempertahankan kemampuan berkomunikasi.
Aktivitas Keperawatan:
- Mengidentifikasi hambatan komunikasi pasien
- Menggunakan teknik komunikasi yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Memberikan alat bantu komunikasi yang sesuai
- Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi
- Mendorong pasien untuk berlatih berkomunikasi
- Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan komunikasi pasien
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Komunikasi Verbal (00051)" dipilih karena sesuai dengan kondisi pasien yang terlihat sulit berbicara dan mendengar. Dalam diagnosa ini, pasien mengalami keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan "Komunikasi Verbal (0902)" dipilih karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu agar pasien dapat menggunakan dan memahami bahasa lisan dengan efektif. Indikator-indikator yang ada dalam luaran ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam kemampuan komunikasi verbal pasien.
3. Intervensi Keperawatan "Fasilitasi Komunikasi (4976)" dipilih karena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memperbaiki atau mempertahankan kemampuan berkomunikasinya. Aktivitas-aktivitas keperawatan yang ada dalam intervensi ini mencakup identifikasi hambatan, penggunaan teknik komunikasi yang tepat, pemberian alat bantu, dan pelibatan keluarga, serta evaluasi secara berkala untuk memastikan kemajuan yang dicapai.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah gangguan komunikasi verbal yang dialaminya. -
Article No. 21046 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sulit berbicara dan suara tidak jelas saat berbicara “ Do : Pasien tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Komunikasi Verbal". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengeluhkan kesulitan berbicara dan suara yang tidak jelas saat berbicara, serta tampak berusaha berbicara namun artikulasi tidak jelas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal: Pasien dapat berkomunikasi dengan artikulasi yang jelas.
2. Kemampuan Komunikasi: Pasien dapat menggunakan kemampuan komunikasi secara efektif.
3. Interaksi Sosial: Pasien dapat berinteraksi sosial dengan orang lain secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Komunikasi Verbal:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi verbal pasien.
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk memberikan intervensi yang sesuai.
- Latih pasien untuk melakukan teknik artikulasi, intonasi, dan kecepatan bicara yang tepat.
- Berikan umpan balik positif saat pasien berhasil memperbaiki kemampuan komunikasi verbalnya.
2. Terapi Wicara:
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk memberikan terapi wicara yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Latih pasien melakukan latihan artikulasi, pernafasan, dan teknik lain yang direkomendasikan oleh terapis wicara.
- Pantau perkembangan pasien selama menjalani terapi wicara.
3. Dukungan Komunikasi:
- Identifikasi kebutuhan pasien dalam berkomunikasi dan kolaborasi dengan keluarga/significant others untuk membantu pasien.
- Ajarkan teknik komunikasi alternatif, seperti tulisan, isyarat, atau alat bantu komunikasi.
- Fasilitasi interaksi pasien dengan orang lain untuk melatih kemampuan komunikasinya.
Penjelasan di atas disampaikan dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. -
Article No. 21047 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “sering demam ringan” Do : pasien ketika di pegang kening nya terasa hangat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengatakan sering demam ringan (data subjektif)
- Pasien terasa hangat saat disentuh di kening (data objektif)
Penyebab Potensial:
- Infeksi
- Proses peradangan
- Gangguan termoregulasi
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C atau 97,7-99,5°F).
- Kriteria Hasil:
a. Pasien mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Pasien mampu mengenali tanda-tanda awal peningkatan suhu tubuh.
c. Pasien mampu melakukan tindakan penurunan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola penyebab, gejala, dan komplikasi dari peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Tindakan Keperawatan:
a. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, secara berkala.
b. Kaji penyebab hipertermia, seperti infeksi atau proses peradangan.
c. Berikan tindakan penurunan suhu tubuh, seperti kompres hangat, pemberian obat antipiretik, atau mengupayakan lingkungan yang sejuk.
d. Pantau respon pasien terhadap tindakan penurunan suhu.
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia, termasuk tanda-tanda peningkatan suhu, tindakan penurunan suhu, dan upaya pencegahan.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan hipertermia yang efektif.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien mengalami kondisi hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal, yang berarti kemampuan pasien untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C atau 97,7-99,5°F). Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, mampu mengenali tanda-tanda awal peningkatan suhu tubuh, serta mampu melakukan tindakan penurunan suhu tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Hipertermia, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab, gejala, dan komplikasi dari peningkatan suhu tubuh di atas normal. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian tanda-tanda vital, identifikasi penyebab hipertermia, pemberian tindakan penurunan suhu tubuh, pemantauan respons pasien, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, sehingga gejala hipertermia dapat diatasi secara efektif. -
Article No. 21048 | 25 Aug 2025
Klinis : Ds : Pasien mengatakan “susah menggerakkan tangan” Do : Pasien tampak kesulitan saat mencoba menggerakkan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yakni pasien mengatakan "susah menggerakkan tangan" dan pasien tampak kesulitan saat mencoba menggerakkan tangan, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan pada gerakan fisik yang disengaja dan mandiri pada satu atau lebih ekstremitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik (0208)
a. Indikator:
- Rentang gerak sendi (020801)
- Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik (020802)
- Kemampuan untuk menggerakkan ekstremitas (020803)
b. Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menggerakkan tangan dengan rentang gerak yang meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas fisik dengan kemampuan yang meningkat
- Pasien dapat menggerakkan ekstremitas dengan kemampuan yang meningkat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Latihan: Ekstremitas Atas (4310)
a. Tujuan: Meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan koordinasi ekstremitas atas.
b. Aktivitas:
- Ajarkan pasien latihan rentang gerak sendi aktif dan pasif untuk ekstremitas atas.
- Lakukan latihan kekuatan otot dengan menggunakan alat bantu atau tahanan.
- Lakukan latihan koordinasi dan kontrol motorik halus untuk ekstremitas atas.
- Berikan motivasi dan dukungan selama latihan.
2. Manajemen Nyeri (1400)
a. Tujuan: Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
b. Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien.
- Berikan terapi farmakologis dan non-farmakologis sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik (00085) dipilih karena pasien mengalami keterbatasan gerakan fisik pada tangan, yang merupakan salah satu ciri dari diagnosa ini.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI): Mobilitas Fisik (0208) bertujuan untuk meningkatkan rentang gerak sendi, kemampuan melakukan aktivitas fisik, dan kemampuan menggerakkan ekstremitas, yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Terapi Latihan: Ekstremitas Atas (4310) bertujuan untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan koordinasi tangan pasien melalui latihan yang terstruktur.
b. Manajemen Nyeri (1400) bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang mungkin dirasakan pasien saat mencoba menggerakkan tangan, sehingga dapat mendukung proses pemulihan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisiknya, khususnya pada gerakan tangan, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.