Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21146 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK KONDISI DEMAM TIFOID\b0\par
\par
\b 1. Diagnosis Keperawatan:\b0\par
\b Kode SDKI: D.0006\b0 - Hipertermi\par
\b Definisi:\b0 Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.\par
\par
\b 2. Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\b Kode SLKI: L.14013\b0 - Kontrol Suhu Tubuh\par
\b Definisi:\b0 Kemampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.\par
\b Indikator:\par
\pard\fi720\li720\sa200\sl276\slmult1 - Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)\par
- Kulit hangat dan kering\par
- Tidak menggigil\par
- Tidak berkeringat berlebihan\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\par
\b 3. Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\b Kode SIKI: I.11290\b0 - Manajemen Hipertermi\par
\b Definisi:\b0 Tindakan untuk mengurangi suhu tubuh pada klien dengan kondisi demam.\par
\b Aktivitas:\par
\pard\fi720\li720\sa200\sl276\slmult1 - Memantau suhu tubuh secara berkala\par
- Memberikan kompres hangat/dingin sesuai protokol\par
- Menganjurkan intake cairan yang adekuat\par
- Mengatur lingkungan untuk kenyamanan termal\par
- Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai indikasi\par
- Edukasi keluarga tentang manajemen demam di rumah\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Pada pasien demam tifoid, hipertermi terjadi akibat respon inflamasi sistemik terhadap infeksi Salmonella typhi. Pendekatan keperawatan berfokus pada pemantauan ketat, tindakan pendinginan fisik, dan manajemen cairan untuk mencegah komplikasi seperti dehidrasi dan gangguan kesadaran. Intervensi harus dilakukan berdasarkan evidence-based practice dan dalam kerangka kolaboratif dengan tim kesehatan lain.\par
\par
\i Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) - PPNI (2017-2019)\i0\par
} -
Article No. 21147 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Tone saya akan akademis, dan saya akan berbicara sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Demam Thypoid:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam thypoid adalah:
a. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.
Diagnosa ini menggambarkan keadaan klien yang mengalami peningkatan suhu tubuh akibat infeksi thypoid.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Suhu tubuh dalam rentang normal: Klien menunjukkan suhu tubuh antara 36,5°C - 37,5°C.
b. Tanda-tanda vital stabil: Klien menunjukkan frekuensi nadi, respirasi, dan tekanan darah yang berada dalam batas normal.
c. Tidak ada tanda-tanda komplikasi: Klien tidak menunjukkan adanya komplikasi seperti perdarahan, perforasi usus, atau ensefalopati.
d. Meningkatnya pengetahuan tentang penyakit: Klien dan keluarga menunjukkan peningkatan pemahaman tentang penyakit thypoid, cara penularannya, dan tindakan pencegahan.
Luaran-luaran ini menggambarkan kondisi yang diharapkan dicapai setelah asuhan keperawatan diberikan, seperti stabilnya kondisi klien, tidak ada komplikasi, serta peningkatan pengetahuan klien dan keluarga.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
a. Manajemen demam:
- Memantau suhu tubuh secara berkala.
- Memberikan terapi antipiretik sesuai indikasi.
- Mengompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
- Menjaga asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
b. Manajemen tanda-tanda vital:
- Memantau tanda-tanda vital secara rutin.
- Mengidentifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital.
- Melakukan tindakan untuk menstabilkan tanda-tanda vital jika diperlukan.
c. Pencegahan komplikasi:
- Memantau tanda-tanda komplikasi seperti perdarahan, perforasi usus, atau ensefalopati.
- Mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi.
- Melakukan tindakan pencegahan sesuai dengan risiko yang teridentifikasi.
d. Peningkatan pengetahuan:
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit thypoid, cara penularan, dan tindakan pencegahan.
- Melibatkan keluarga dalam proses edukasi.
- Memastikan klien dan keluarga memahami informasi yang diberikan.
Intervensi-intervensi ini ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti stabilnya kondisi klien, pencegahan komplikasi, serta peningkatan pengetahuan klien dan keluarga.
Secara keseluruhan, penanganan demam thypoid memerlukan pendekatan yang komprehensif, meliputi manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan edukasi kesehatan. Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mendukung proses pemulihan klien. -
Article No. 21148 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan, kode, dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertensi berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
SDKI: Kegagalan individu, keluarga, atau komunitas dalam mengatur aspek-aspek perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif (1803)
SLKI: Kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam mengatur aspek-aspek perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
2. Status Nutrisi Adekuat (1004)
SLKI: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
SLKI: Kemampuan untuk mentoleransi dan menyelesaikan aktivitas fisik.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi (3120)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengelola hipertensi.
2. Manajemen Nutrisi (1100)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatur asupan nutrisi.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatur aktivitas.
Penjelasan singkat:
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal. Diagnosis keperawatan yang dapat muncul pada kondisi ini antara lain Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipertensi, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Aktivitas untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti Manajemen Kesehatan Efektif, Status Nutrisi Adekuat, dan Toleransi Aktivitas. -
Article No. 21149 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pengetahuan akademis, saya akan memberikan rincian yang komprehensif untuk kondisi hipertensi, sesuai dengan standar terminologi keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertensi
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang melebihi batas normal.
Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, stres, serta kondisi komorbid lainnya.
Karakteristik Defisiensi: Peningkatan tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ?90 mmHg.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Tekanan Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
a. Tekanan darah sistolik dalam rentang 120-139 mmHg.
b. Tekanan darah diastolik dalam rentang 80-89 mmHg.
c. Klien dapat mengenali tanda dan gejala hipertensi.
d. Klien dapat menerapkan manajemen hipertensi secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Aktivitas:
a. Kaji riwayat kesehatan klien dan faktor risiko hipertensi.
b. Lakukan pengukuran tekanan darah secara teratur.
c. Edukasi klien tentang hipertensi, termasuk penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian obat antihipertensi, jika diperlukan.
e. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
f. Dorong klien untuk melakukan aktivitas fisik teratur.
g. Bantu klien mengembangkan rencana diet rendah garam dan rendah lemak.
h. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Hipertensi" mengacu pada peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi batas normal. Luaran yang diharapkan adalah kontrol tekanan darah, di mana tekanan darah sistolik dan diastolik berada dalam rentang normal, serta klien dapat mengenali tanda-tanda hipertensi dan mengelola kondisinya secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Hipertensi. Intervensi ini mencakup pengkajian faktor risiko, pemantauan tekanan darah, edukasi tentang hipertensi, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan, penerapan teknik relaksasi dan manajemen stres, dorongan untuk aktivitas fisik teratur, serta bantuan dalam mengembangkan rencana diet yang sesuai. Evaluasi dan modifikasi intervensi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas penanganan. -
Article No. 21150 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\lang1057\f0\fs24\ulnone\b Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi:\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul\b Kode: D.0016\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer\b0\par
\par
\b PENJELASAN SINGKAT:\b0\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
SDKI merupakan standar terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa "Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer" mengindikasikan bahwa pasien hipertensi memiliki kerentanan terhadap penurunan aliran darah ke jaringan perifer akibat peningkatan tekanan darah sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan vaskular dan gangguan oksigenasi jaringan.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf2\ul\b Kode: L.14016\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Status Sirkulasi Perifer\b0\par
SLKI mengukur hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran yang ditetapkan untuk diagnosa ini adalah "Status Sirkulasi Perifer," dengan indikator antara lain: tekanan darah dalam rentang normal, denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler, tidak ada edema, ekstremitas hangat, dan tidak ada keluhan nyeri atau kesemutan.\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf2\ul\b Kode: I.11270\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Manajemen Hipertensi\b0\par
SIKI mencakup tindakan keperawatan yang direncanakan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi untuk "Manajemen Hipertensi" meliputi: memantau tekanan darah secara berkala, edukasi tentang modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, aktivitas fisik, pengelolaan stres), memastikan kepatuhan terhadap terapi farmakologi, serta memantau tanda-tanda komplikasi seperti gangguan perfusi perifer.\par
\par
\b Catatan Akademis:\b0\par
Pendekatan ini konsisten dengan evidence-based practice dalam keperawatan kardiovaskular. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit vaskular perifer, sehingga fokus pada perfusi jaringan sangat relevan secara patofisiologis. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan standarisasi dokumentasi dan praktik keperawatan di Indonesia.\par
} -
Article No. 21151 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Hipertensi:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi adalah:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan perifer.
Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan darah.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas hemodinamik
2. Tidak ada tanda-tanda kegawatdaruratan akibat hipertensi
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertensi
4. Manajemen diri hipertensi yang efektif
5. Peningkatan kualitas hidup
Penjelasan rinci:
a. Stabilitas hemodinamik: Pasien menunjukkan nilai tekanan darah, frekuensi nadi, dan perfusi jaringan yang stabil dalam batas normal.
b. Tidak ada tanda-tanda kegawatdaruratan akibat hipertensi: Pasien tidak mengalami gejala seperti sakit kepala, nyeri dada, sesak napas, atau gangguan penglihatan yang dapat mengindikasikan komplikasi hipertensi.
c. Tidak ada komplikasi akibat hipertensi: Pasien tidak mengalami komplikasi organ target seperti kerusakan ginjal, jantung, otak, atau mata.
d. Manajemen diri hipertensi yang efektif: Pasien mampu melakukan manajemen hipertensi secara mandiri, seperti patuh minum obat, menerapkan gaya hidup sehat, dan mengontrol tekanan darah secara rutin.
e. Peningkatan kualitas hidup: Pasien menunjukkan peningkatan dalam aspek fisik, mental, dan sosial akibat pengelolaan hipertensi yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen hipertensi
2. Edukasi kesehatan tentang hipertensi
3. Monitoring tanda-tanda vital
4. Manajemen nutrisi
5. Manajemen aktivitas
6. Manajemen obat
7. Manajemen kecemasan
8. Pemberian terapi relaksasi
Penjelasan rinci:
a. Manajemen hipertensi: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengontrol dan menurunkan tekanan darah pasien, seperti pemantauan tekanan darah, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan terapi farmakologis.
b. Edukasi kesehatan tentang hipertensi: Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai hipertensi, faktor risiko, gejala, komplikasi, dan manajemen hipertensi.
c. Monitoring tanda-tanda vital: Pemantauan berkala terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, frekuensi nadi, dan respirasi.
d. Manajemen nutrisi: Pengaturan pola makan pasien, seperti pembatasan asupan garam, lemak, dan kalori, serta peningkatan konsumsi sayur, buah, dan serat.
e. Manajemen aktivitas: Pengaturan aktivitas fisik dan istirahat pasien sesuai dengan kondisi dan toleransi.
f. Manajemen obat: Pemberian, pemantauan, dan evaluasi penggunaan obat-obatan antihipertensi.
g. Manajemen kecemasan: Intervensi untuk mengurangi kecemasan pasien terkait kondisi hipertensi, seperti terapi relaksasi dan dukungan psikologis.
h. Pemberian terapi relaksasi: Intervensi untuk membantu pasien mencapai keadaan relaksasi, seperti teknik pernapasan, visualisasi, dan relaksasi otot progresif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan mencapai peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 21152 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau meminta bantuan untuk memelihara kesehatan.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00179)
Definisi: Berisiko mengalami variasi kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10030
Diagnosa: Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau meminta bantuan untuk memelihara kesehatan.
2. Kode: 10005
Diagnosa: Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Kode: 10029
Diagnosa: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Definisi: Berisiko mengalami variasi kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10003
Luaran: Manajemen kesehatan
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau meminta bantuan untuk memelihara kesehatan.
2. Kode: 10001
Luaran: Toleransi aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
3. Kode: 10028
Luaran: Stabilitas kadar glukosa darah
Definisi: Kemampuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10030
Intervensi: Manajemen kesehatan
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau meminta bantuan untuk memelihara kesehatan.
2. Kode: 10005
Intervensi: Manajemen aktivitas
Definisi: Membantu klien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
3. Kode: 10029
Intervensi: Manajemen kadar glukosa darah
Definisi: Membantu klien untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal. -
Article No. 21153 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Hipertensi:
Berdasarkan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol, yang dapat menimbulkan risiko gangguan pada fungsi jantung dan pembuluh darah.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tekanan Darah Terkendali: Pasien dapat mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal atau sesuai dengan target yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
2. Pengetahuan Manajemen Hipertensi Meningkat: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan hipertensi.
3. Perilaku Manajemen Hipertensi Adekuat: Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dalam mengelola hipertensi, seperti kepatuhan minum obat, penerapan gaya hidup sehat, dan pemantauan tekanan darah secara rutin.
4. Komplikasi Kardiovaskular Dicegah: Pasien dapat mencegah atau meminimalkan risiko terjadinya komplikasi kardiovaskular akibat hipertensi, seperti stroke, infark miokard, dan gagal jantung.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan hipertensi, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Hipertensi:
- Monitor tekanan darah secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam menyesuaikan regimen obat-obatan
- Edukasi pasien tentang pentingnya kepatuhan minum obat
- Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor risiko hipertensi dan upaya pengendaliannya
2. Edukasi Kesehatan:
- Ajarkan pasien tentang penyebab, gejala, dan komplikasi hipertensi
- Berikan informasi tentang manajemen hipertensi yang efektif, termasuk modifikasi gaya hidup
- Bantu pasien dalam membuat rencana perawatan diri yang realistis
3. Manajemen Stres:
- Identifikasi sumber stres pasien dan strategi koping yang efektif
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas fisik dan rekreasi yang menyenangkan
4. Pemantauan dan Evaluasi:
- Evaluasi secara berkala efektivitas intervensi yang diberikan
- Lakukan penyesuaian intervensi sesuai dengan respon dan kondisi pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penatalaksanaan hipertensi
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu terkendalinya tekanan darah, peningkatan pengetahuan dan perilaku manajemen hipertensi, serta pencegahan komplikasi kardiovaskular. -
Article No. 21154 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah informasi yang diminta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertensi:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer". Diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah. Kondisi hipertensi menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan beban kerja jantung, sehingga suplai darah ke jaringan perifer menjadi tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tekanan Darah Terkontrol: Pasien menunjukkan nilai tekanan darah dalam rentang normal (sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80 mmHg).
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang membaik, seperti ekstremitas hangat, pengisian kapiler normal, dan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
3. Pengetahuan tentang Hipertensi Meningkat: Pasien menunjukkan peningkatan pemahaman tentang hipertensi, faktor risiko, dan manajemen gaya hidup yang tepat.
4. Kepatuhan Pengobatan Membaik: Pasien menunjukkan kepatuhan yang baik dalam mengonsumsi obat antihipertensi sesuai dengan resep.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu secara berkala untuk mendeteksi perubahan.
2. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas pasien sesuai toleransinya, mencegah kelelahan, dan memfasilitasi aktivitas fisik yang sesuai.
3. Edukasi Gaya Hidup Sehat: Memberikan edukasi tentang diet rendah garam, manajemen berat badan, olahraga, dan manajemen stres sebagai bagian dari pengelolaan hipertensi.
4. Manajemen Obat: Membantu pasien memahami regimen pengobatan, mengingatkan jadwal minum obat, dan memantau efektivitas serta efek samping obat.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan dokter, apoteker, dan ahli gizi untuk optimalisasi penatalaksanaan hipertensi.
6. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan emosional, memfasilitasi manajemen stres, dan membantu pasien beradaptasi dengan perubahan gaya hidup.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol tekanan darah yang optimal, perfusi jaringan perifer yang membaik, peningkatan pengetahuan, dan kepatuhan pengobatan yang baik. -
Article No. 21155 | 27 Aug 2025
Klinis : bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI untuk kondisi bersihan jalan nafas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bersihan jalan nafas adalah "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka". Karakteristik definisinya meliputi adanya suara napas tambahan, batuk tidak efektif, sputum berlebih, dan sianosis.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah "Bersihan Jalan Nafas Efektif". Definisi dari luaran ini adalah "Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka". Kriteria hasil yang dapat diukur mencakup frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas tambahan, pasien dapat batuk efektif, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran bersihan jalan nafas efektif:
1. Manajemen jalan nafas
- Memantau status pernapasan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Melakukan suction atau pengisapan lendir jika diperlukan
2. Manajemen batuk
- Memfasilitasi batuk yang efektif
- Memberikan terapi inhalasi atau nebulizer
- Mengajarkan teknik batuk efektif
3. Manajemen sekresi
- Memantau produksi dan karakteristik sputum
- Memfasilitasi ekspektorasi sputum
- Memberikan terapi postural drainage atau chest physiotherapy
4. Edukasi kesehatan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Mengajarkan latihan pernapasan
- Memberikan informasi tentang perawatan jalan nafas
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada bersihan jalan nafas, diharapkan luaran/output bersihan jalan nafas efektif dapat tercapai, sehingga dapat membantu mempertahankan jalan nafas yang terbuka dan meningkatkan kenyamanan serta status oksigenasi pasien.