Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21126 | 27 Aug 2025
Klinis : luka post eksisi massa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi luka post eksisi massa:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
2. Gangguan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (D.0055)
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
2. Gangguan Integritas Kulit (D.0025)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Nyeri Akut (D.0046)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Infeksi (L.0055)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
2. Integritas Kulit (L.0025)
Definisi: Kondisi epidermis dan dermis yang utuh.
3. Manajemen Nyeri (L.0046)
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (I.0055)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
2. Perawatan Luka (I.0025)
Definisi: Tindakan untuk memulihkan integritas kulit.
3. Manajemen Nyeri (I.0046)
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri. -
Article No. 21127 | 27 Aug 2025
Klinis : luka post eksisi massa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi luka post eksisi massa:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (10001)
- SDKI: Kerusakan pada permukaan kulit dan/atau lapisan di bawahnya.
- SLKI: Mempertahankan integritas kulit.
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
2. Nyeri Akut (10028)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Mengelola nyeri.
- SIKI: Intervensi untuk mengelola nyeri.
3. Risiko Infeksi (10039)
- SDKI: Meningkatnya risiko masuknya patogen ke dalam tubuh dan menyebabkan respon peradangan.
- SLKI: Mencegah infeksi.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah infeksi.
4. Mobilitas Fisik Terbatas (10024)
- SDKI: Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang disengaja secara mandiri terbatas.
- SLKI: Memulihkan mobilitas.
- SIKI: Intervensi untuk memulihkan mobilitas.
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu (10001):
- Kerusakan pada permukaan kulit dan/atau lapisan di bawahnya akibat luka post eksisi massa.
- Perlu intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
2. Nyeri Akut (10028):
- Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan pada luka post eksisi massa.
- Intervensi diperlukan untuk mengelola nyeri.
3. Risiko Infeksi (10039):
- Peningkatan risiko masuknya patogen ke dalam tubuh melalui luka post eksisi massa.
- Intervensi diperlukan untuk mencegah infeksi.
4. Mobilitas Fisik Terbatas (10024):
- Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang disengaja secara mandiri terbatas akibat luka post eksisi massa.
- Intervensi diperlukan untuk memulihkan mobilitas. -
Article No. 21128 | 27 Aug 2025
Klinis : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
(Kode: 00201)
Definisi:
Risiko gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00201
Definisi: Risiko gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00903
Definisi: Status cerebral yang adekuat, ditandai dengan perfusi serebral yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00901
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi serebral yang efektif.
Sebagai pakar/perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan status neurologi, tekanan darah, oksigenasi, dan tanda-tanda perfusi serebral yang tidak efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aliran darah dan oksigen, terapi farmakologis, dan tindakan untuk mencegah komplikasi. Evaluasi yang dilakukan adalah memantau perubahan status neurologi dan perfusi serebral pasien. -
Article No. 21129 | 27 Aug 2025
Klinis : diagnosa hipergensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) pada kondisi hipertensi.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertensi:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertensi adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana terjadi penurunan suplai darah dan oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko komplikasi seperti kerusakan organ-organ vital, jika tidak segera ditangani.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Tekanan Darah: Tekanan darah pasien berada dalam rentang normal, yakni sistolik 120-130 mmHg dan diastolik 80-85 mmHg.
b. Perfusi Jaringan: Perfusi jaringan pasien meningkat, ditandai dengan adanya perbaikan tanda-tanda vital (denyut nadi, suhu, dan pengisian kapiler) serta tidak ada tanda-tanda komplikasi organ.
c. Pengetahuan tentang Manajemen Hipertensi: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang faktor risiko, pengobatan, dan gaya hidup yang dapat memengaruhi tekanan darah.
d. Perilaku Manajemen Hipertensi: Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dalam mengelola hipertensinya, seperti kepatuhan mengonsumsi obat, menerapkan pola makan dan aktivitas fisik yang sehat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi adalah:
a. Manajemen Hipertensi
- Pantau tekanan darah pasien secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi farmakologis.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengobatan dan manajemen hipertensi.
- Dorong pasien untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik teratur, dan manajemen stres.
b. Peningkatan Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Berikan posisi semi-Fowler atau elevasi kepala saat tidur untuk meningkatkan aliran darah.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi oksigen, jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda komplikasi hipertensi.
c. Manajemen Aktivitas dan Istirahat
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup dan menghindari aktivitas berlebihan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengurangi beban kardiovaskular.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 21130 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi. Berikut adalah informasi yang diminta dalam nada akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Kode: 00027
Definisi: Penurunan aliran darah ke otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan serebral.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Kode: 00061
Definisi: Penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan miokardial.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Intervensi Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi
Kode: 3320
Definisi: Upaya untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Perubahan Gaya Hidup
Kode: 4310
Definisi: Bantuan klien untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat.
3. Manajemen Aktivitas
Kode: 0200
Definisi: Bantuan klien untuk mempertahankan atau meningkatkan aktivitas fisik.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Kode: 06120
Definisi: Pengumpulan dan analisis data mengenai status kardiovaskular, respirasi, suhu tubuh, dan tekanan darah.
2. Edukasi Tentang Hipertensi
Kode: 13030
Definisi: Pemberian informasi kepada klien tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan hipertensi.
3. Terapi Aktivitas
Kode: 01806
Definisi: Intervensi yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi fisik, kognitif, psikososial, dan spiritual klien.
Semoga informasi ini bermanfaat dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 21131 | 27 Aug 2025
Klinis : berduka
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis "berduka" serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait, dengan penjelasan yang terperinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F43.2
- Deskripsi: Gangguan penyesuaian, dengan gejala dominan reaksi berduka.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.62
- Deskripsi: Konsultasi psikiatri, tidak spesifik, yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan menatalaksana pasien dengan reaksi berduka yang terjadi sebagai bagian dari gangguan penyesuaian.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F43.2 (Gangguan penyesuaian, dengan gejala dominan reaksi berduka):
- Kategori F43 mencakup reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian.
- Kode F43.2 secara khusus menggambarkan reaksi berduka yang terjadi sebagai bagian dari gangguan penyesuaian.
- Gangguan penyesuaian adalah kondisi di mana individu mengalami kesulitan beradaptasi terhadap perubahan atau stres dalam hidup, yang dapat menyebabkan gejala emosional dan perilaku.
- Reaksi berduka yang terlalu intens atau berkepanjangan dapat diklasifikasikan dalam kategori ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 94.62 (Konsultasi psikiatri, tidak spesifik):
- Kode ini mencakup konsultasi psikiatri atau psikologis untuk evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguan mental atau emosional.
- Dalam kasus berduka, konsultasi psikiatri atau psikologis mungkin diperlukan untuk menilai keparahan gejala, menentukan diagnosis yang tepat, dan memberikan intervensi terapeutik yang sesuai.
- Tindakan ini dapat meliputi penilaian klinis, diagnosis, pemberian terapi, dan pemantauan perkembangan pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat dalam melakukan dokumentasi medis yang akurat dan terperinci. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang perlu klarifikasi. -
Article No. 21132 | 27 Aug 2025
Klinis : berduka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Berduka (00136)
Definisi: Respon normal terhadap kehilangan yang dialami, baik kehilangan nyata maupun simbolik.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00136
- Definisi: Respon normal terhadap kehilangan yang dialami, baik kehilangan nyata maupun simbolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1305
- Judul: Penerimaan Kehilangan
- Definisi: Kemampuan individu untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan kehilangan yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 5270
- Judul: Dukungan Berduka
- Definisi: Pemberian bantuan kepada individu untuk mengekspresikan dan mengintegrasikan pengalaman kehilangan.
Dalam konteks kondisi berduka, dengan tone akademis dan persona pakar perawat, penjelasan singkat di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terkait. -
Article No. 21133 | 27 Aug 2025
Klinis : nyeri post operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi nyeri post operasi, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dapat dikontrol oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
Penjelasan singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, seperti yang terjadi pada kondisi nyeri pasca operasi. Diagnosa ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis (seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin), serta edukasi dan dukungan untuk pasien dalam mengelola nyeri. -
Article No. 21134 | 27 Aug 2025
Klinis : stroke
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi stroke. Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang komprehensif untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi stroke:
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot dan gangguan neuromuskular akibat stroke.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan dan keterbatasan gerakan akibat stroke.
c. Risiko Aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan dan koordinasi otot-otot orofaring akibat stroke.
d. Perubahan Persepsi Sensorik berhubungan dengan kerusakan sistem saraf pusat akibat stroke.
e. Hambatan Komunikasi berhubungan dengan gangguan fungsi bicara dan bahasa akibat stroke.
Penjelasan:
- Diagnosa Keperawatan SDKI digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan. Pada pasien stroke, diagnosa-diagnosa tersebut di atas merupakan masalah yang sering ditemukan dan memerlukan penanganan keperawatan.
- Gangguan Mobilitas Fisik terjadi karena kelemahan otot dan gangguan neuromuskular yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf pusat akibat stroke.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Risiko Aspirasi terjadi karena kelemahan otot pernapasan dan keterbatasan gerakan, serta gangguan menelan dan koordinasi otot-otot orofaring.
- Perubahan Persepsi Sensorik dan Hambatan Komunikasi terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi fungsi sensorik dan kemampuan berbicara serta bahasa.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mobilitas Fisik Teratasi: Pasien dapat melakukan pergerakan secara mandiri atau dengan bantuan.
b. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan lancar dan tidak ada tanda-tanda aspirasi.
c. Tidak Terjadi Aspirasi: Pasien tidak mengalami masalah menelan dan tidak terdapat tanda-tanda aspirasi.
d. Persepsi Sensorik Membaik: Pasien dapat menerima dan memproses informasi sensorik dengan baik.
e. Komunikasi Efektif: Pasien dapat menyampaikan dan menerima informasi dengan jelas.
Penjelasan:
- Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Untuk pasien stroke, luaran yang diharapkan meliputi pemulihan fungsi fisik, pernapasan, menelan, persepsi sensorik, dan komunikasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
- Pencapaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
- Latihan range of motion (ROM)
- Latihan aktivitas fungsional
- Terapi fisik dan okupasi
- Pemberian alat bantu mobilisasi
b. Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Fisioterapi dada
- Latihan batuk efektif
- Pengisapan lendir/sekret
- Pemberian oksigen
c. Intervensi untuk Risiko Aspirasi:
- Pengaturan posisi makan dan minum
- Evaluasi fungsi menelan
- Terapi menelan
- Pemberian nutrisi enteral
d. Intervensi untuk Perubahan Persepsi Sensorik:
- Stimulasi sensorik
- Terapi okupasi
- Edukasi keluarga tentang strategi kompensasi
e. Intervensi untuk Hambatan Komunikasi:
- Terapi wicara
- Penggunaan alat bantu komunikasi
- Edukasi keluarga tentang teknik komunikasi
Penjelasan:
- Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) merupakan tindakan-tindakan keperawatan yang dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi pada diagnosa keperawatan, seperti gangguan mobilitas, bersihan jalan napas, risiko aspirasi, perubahan persepsi sensorik, dan hambatan komunikasi.
- Intervensi yang diberikan mencakup latihan, terapi, pemberian alat bantu, pengaturan posisi, edukasi, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
- Implementasi intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien stroke mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan kondisi stroke. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 21135 | 27 Aug 2025
Klinis : dhf
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD):
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Karakteristik Utama:
- Peningkatan suhu tubuh
- Kulit terasa panas saat disentuh
- Menggigil
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Karakteristik Utama:
- Kelelahan saat beraktivitas
- Mudah letih
- Dispnea saat beraktivitas
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami perdarahan.
Karakteristik Utama:
- Petekie
- Purpura
- Perdarahan gusi
- Hematuria
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia
- Suhu tubuh kembali normal
- Kulit terasa hangat saat disentuh
- Tidak ada menggigil
2. Toleransi Aktivitas
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada dispnea saat beraktivitas
3. Tidak Ada Perdarahan
- Tidak ada petekie, purpura, atau perdarahan gusi
- Tidak ada hematuria
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu
- Anjurkan klien untuk minum cairan hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat penurun demam jika diperlukan
2. Intoleransi Aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital saat aktivitas
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi klien
- Anjurkan klien untuk beristirahat secukupnya
- Berikan dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan
3. Risiko Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan secara berkala
- Batasi aktivitas fisik untuk mencegah trauma
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat penghenti perdarahan jika diperlukan
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gusi
Penjelasan rinci:
Dalam penanganan kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD), perawat harus memperhatikan tiga diagnosa keperawatan utama, yaitu hipertermia, intoleransi aktivitas, dan risiko perdarahan. Setiap diagnosa memiliki luaran atau target yang diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan, serta intervensi keperawatan yang spesifik untuk mencapai tujuan tersebut.
Hipertermia perlu diatasi dengan pemberian kompres hangat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat penurun demam. Intoleransi aktivitas membutuhkan pengaturan aktivitas sesuai toleransi klien dan dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan. Risiko perdarahan harus dipantau secara ketat dan dapat diatasi dengan pembatasan aktivitas fisik serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat penghenti perdarahan jika diperlukan.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam pengelolaan klien dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk mencapai luaran yang optimal.