Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21228 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala sampe kekuduk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami keluhan sakit kepala sampai ke kuduk, berikut adalah beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI Kode: 00406
- Definisi: Tingkat kenyamanan fisik yang dapat diterima.
- SIKI Kode: 00463
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan individu.
2. Diagnosis Keperawatan: Pola Tidur Terganggu
- SDKI Kode: 00198
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- SLKI Kode: 00015
- Definisi: Pola istirahat dan tidur yang sesuai kebutuhan individu.
- SIKI Kode: 00165
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur individu.
3. Diagnosis Keperawatan: Kelelahan
- SDKI Kode: 00093
- Definisi: Sensasi terus-menerus dan berkepanjangan akan kurangnya energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- SLKI Kode: 00013
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan.
- SIKI Kode: 00025
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kelelahan yang dirasakan individu.
Catatan: Dalam konteks akademis dan persona sebagai pakar perawat, penting untuk memperhatikan penggunaan bahasa yang formal dan ilmiah, serta menyajikan informasi dengan ringkas dan jelas. -
Article No. 21229 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala sampe kekuduk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang mengalami sakit kepala sampai ke kuduk:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala sampai ke kuduk adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Pada kondisi ini, pasien mengalami nyeri di bagian kepala sampai kuduk, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketegangan otot, stres, atau gangguan pada struktur saraf di area tersebut. Nyeri akut merupakan diagnosa keperawatan yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien dan memandu intervensi keperawatan yang diperlukan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Tingkat Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala sampai ke kuduk.
b. Pengendalian Nyeri: Pasien dapat menunjukkan strategi yang efektif untuk mengendalikan nyeri.
c. Kesejahteraan: Pasien dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan fisik dan psikologis.
Pencapaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengelola kondisi nyeri akut yang dialami oleh pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, intensitas, durasi, dan karakteristik nyeri.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti stres, ketegangan otot, atau gangguan saraf.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk menentukan intervensi medis yang tepat.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
- Monitoring efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri kepala.
- Ajarkan strategi untuk mengenali faktor pencetus nyeri dan mencegah kekambuhan.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan diri dan pengelolaan nyeri.
c. Dukungan Psikologis
- Tinjau aspek psikologis pasien yang mungkin mempengaruhi persepsi dan respons terhadap nyeri.
- Berikan dukungan emosional dan bantuan dalam mengelola kecemasan atau stres yang terkait dengan nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan mengendalikan nyeri, dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan. -
Article No. 21230 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala sampe kekuduk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci berdasarkan kondisi pasien yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan sakit kepala hingga ke kuduk, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan rasa sakit
- Ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit
- Ketidakmampuan untuk beristirahat/tidur
- Perubahan tanda-tanda vital
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Dapat mengenali dan menggunakan teknik pengendalian nyeri yang efektif
- Menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Memfasilitasi kemampuan pasien untuk mencapai relief nyeri yang memuaskan dan tingkat kenyamanan yang optimal.
Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik atau terapi komplementer
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Monitor respons pasien terhadap intervensi dan efektivitas terapi nyeri
- Berikan dukungan emosional dan psikolohis
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien datang dengan keluhan utama sakit kepala hingga ke kuduk, yang merupakan gejala dari nyeri akut. Dalam mengelola nyeri akut, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, serta mengkolaborasikan pemberian analgesik atau terapi komplementer dengan tenaga kesehatan lain. Selain itu, perawat juga dapat mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin, untuk membantu pasien mencapai tingkat kenyamanan yang optimal. Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai tingkat nyeri yang terkontrol, ditandai dengan kemampuan pasien dalam mengenali dan menggunakan teknik pengendalian nyeri yang efektif, serta menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal. -
Article No. 21231 | 29 Aug 2025
Klinis : Bab hitam, hb 6.1
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu "Bab hitam, Hb 6.1", maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Aktif
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem tubuh.
Penyebab: Penurunan kadar hemoglobin (Hb 6.1).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Perfusi Jaringan: Sirkulasi darah ke jaringan yang adekuat.
Kriteria Hasil:
a. Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
b. Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
c. Kadar hemoglobin (Hb) dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan beberapa intervensi keperawatan, antara lain:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur, seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh.
b. Catat dan laporkan adanya perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital.
2. Manajemen Perdarahan
a. Identifikasi sumber perdarahan dan lakukan penghentian perdarahan sesuai prosedur.
b. Berikan cairan dan/atau produk darah sesuai indikasi untuk mempertahankan volume darah.
c. Pantau tanda-tanda perdarahan aktif dan laporkan bila terjadi.
3. Manajemen Anemia
a. Berikan terapi besi sesuai indikasi untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
b. Pantau kadar hemoglobin secara berkala.
c. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi yang kaya zat besi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Perdarahan Aktif" didasarkan pada kondisi pasien dengan bab hitam dan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah, yaitu 6.1. Hal ini menunjukkan adanya risiko perdarahan aktif yang perlu segera ditangani.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Pemeliharaan Perfusi Jaringan, di mana pasien diharapkan memiliki tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif, serta kadar hemoglobin (Hb) dalam batas normal. Hal ini akan memastikan sirkulasi darah ke jaringan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi Pemantauan Tanda-Tanda Vital untuk mendeteksi adanya perubahan yang signifikan, Manajemen Perdarahan untuk menghentikan perdarahan dan mempertahankan volume darah, serta Manajemen Anemia untuk meningkatkan kadar hemoglobin melalui pemberian terapi besi dan edukasi tentang asupan nutrisi yang kaya zat besi.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan menjamin pemeliharaan perfusi jaringan yang adekuat pada pasien. -
Article No. 21232 | 29 Aug 2025
Klinis : Riwayat cod stg v on hd rutin, hb 7.1, sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Penurunan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Kronis
Penjelasan:
Pasien memiliki riwayat curah jantung rendah (congestive heart failure/CHF) yang membutuhkan dialisis rutin (hemodialisis). Hal ini dapat menyebabkan penurunan volume cairan dalam tubuh, yang ditandai dengan hemoglobin (Hb) rendah (7,1 g/dL) dan gejala sesak napas. Diagnosa ini menggambarkan kondisi kekurangan cairan yang dialami pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
Penjelasan:
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal. Hal ini ditandai dengan peningkatan kadar Hb, pengurangan gejala sesak napas, dan kemampuan pasien untuk mempertahankan volume cairan yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
Penjelasan:
Intervensi ini bertujuan untuk mengatur dan memantau asupan dan pengeluaran cairan pasien. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Mengukur dan mencatat intake dan output cairan secara akurat.
b. Mengatur pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan pasien.
c. Memantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
d. Mengkaji berat badan dan edema sebagai indikator keseimbangan cairan.
2. Terapi Penggantian Renal
Penjelasan:
Karena pasien membutuhkan dialisis rutin (hemodialisis), intervensi ini bertujuan untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Menyiapkan dan memantau pasien selama prosedur dialisis.
b. Mengkaji respon pasien terhadap dialisis dan mengambil tindakan yang sesuai.
c. Mengkaji status cairan dan elektrolit pasien sebelum dan setelah dialisis.
d. Mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Gejala
Penjelasan:
Intervensi ini bertujuan untuk mengelola gejala sesak napas yang dialami oleh pasien. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Memantau tanda-tanda vital, seperti frekuensi napas dan saturasi oksigen.
b. Mengatur posisi pasien yang nyaman untuk mengurangi sesak napas.
c. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
d. Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi sesak napas, seperti aktivitas dan lingkungan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mengatasi gejala sesak napas yang dialami. -
Article No. 21233 | 29 Aug 2025
Klinis : Riwayat gagal ginjal stg v on hd rutin, hb 7.1, sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan riwayat gagal ginjal stadium V, pasien menjalani hemodialisis rutin, dengan kadar hemoglobin 7,1 g/dL, dan mengalami sesak napas, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 2020) berhubungan dengan keterbatasan energi akibat anemia dan penyakit ginjal kronis.
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Partisipasi dalam Aktivitas Sehari-hari
2. Toleransi Aktivitas
3. Pemulihan Energi
Indikator Luaran:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Pasien dapat mentoleransi aktivitas tanpa mengalami sesak napas atau kelelahan.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi setelah menjalani intervensi keperawatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Energi
- Kaji tingkat energi pasien dan toleransi aktivitas.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, seperti anemia dan kondisi ginjal.
- Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti mengatur jeda istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi anemia dan optimalisasi fungsi ginjal.
2. Manajemen Respirasi
- Kaji status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk membantu mengatasi sesak napas.
- Ajarkan teknik-teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragmatik.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengelola kondisi medis yang menyebabkan sesak napas.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit ginjal kronis, anemia, dan pentingnya manajemen energi serta aktivitas.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang gejala-gejala yang perlu dilaporkan dan tindakan yang harus dilakukan.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi pasien dengan riwayat gagal ginjal stadium V, anemia, dan sesak napas. Pendekatan ini didasarkan pada standar praktik keperawatan dan berfokus pada peningkatan partisipasi pasien dalam aktivitas sehari-hari, toleransi aktivitas, dan pemulihan energi. -
Article No. 21234 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien ,mengatakan badan terasa letih albumin 3,3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu pasien mengatakan badan terasa letih, albumin 3,3, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (00092)
2. Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat dari keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: (00093) Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, tanpa adanya hambatan fisik dan/atau psikologis.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: (6480) Manajemen Energi
Definisi: Bantuan untuk mengatur penggunaan sumber daya untuk mempromosikan aktivitas yang optimal.
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan badan terasa letih, rendahnya albumin (3,3), serta tone akademis dan persona pakar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas. Hal ini dikarenakan pasien mengalami keterbatasan fisik yang ditunjukkan dengan keluhan badan terasa letih, serta rendahnya albumin yang dapat memengaruhi toleransi aktivitas. Intervensi yang dapat diberikan adalah Manajemen Energi, yang bertujuan untuk membantu pasien mengatur penggunaan sumber daya demi mempromosikan aktivitas yang optimal. -
Article No. 21235 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien ,mengatakan badan terasa letih albumin 3,3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengatakan badan terasa letih dan data laboratorium menunjukkan albumin 3,3, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi yang Tidak Adekuat
Penjelasan: Pasien memiliki risiko malnutrisi yang ditandai dengan penurunan kadar albumin di bawah normal (normal: 3,5-5,0 g/dL). Hal ini dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak memadai, sehingga membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Status Nutrisi: Seimbang
Penjelasan: Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang seimbang, dengan kadar albumin dalam batas normal (3,5-5,0 g/dL) dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk riwayat makan, berat badan, dan parameter laboratorium seperti albumin.
- Pantau asupan dan output cairan pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli gizi) untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Edukasi Nutrisi
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
- Berikan informasi tentang makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna.
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisinya.
3. Terapi Nutrisi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan terapi nutrisi yang sesuai, seperti suplemen nutrisi atau pemberian nutrisi enteral/parenteral.
- Pantau dan evaluasi efektivitas terapi nutrisi yang diberikan.
4. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan tangani faktor-faktor yang dapat menghambat asupan nutrisi, seperti mual, nyeri, atau masalah menelan.
- Berikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi gejala-gejala tersebut.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada perbaikan status nutrisi, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu status nutrisi yang seimbang.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 21236 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien ,mengatakan badan terasa letih albumin 3,3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk pasien dengan keluhan badan terasa letih dan albumin 3,3.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu badan terasa letih dan nilai albumin yang rendah (3,3), maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Kelelahan (Fatigue). Kelelahan adalah sensasi subjektif dan objektif yang tidak menyenangkan, berupa perasaan lelah, lemah, dan tidak mampu untuk mempertahankan aktivitas. Kelelahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi, anemia, dan penyakit kronis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Energi (Energy Restoration): Pasien akan menunjukkan peningkatan energi yang ditandai dengan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Kontrol Kelelahan (Fatigue Control): Pasien akan mampu mengenali tanda-tanda kelelahan dan melakukan manajemen kelelahan secara efektif.
3. Adaptasi Gaya Hidup (Lifestyle Adaptation): Pasien akan mampu menyesuaikan gaya hidup untuk mengatasi kelelahan, seperti mengatur pola istirahat, nutrisi, dan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien, terutama denyut nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat memengaruhi kelelahan.
2. Manajemen Nutrisi: Mengevaluasi asupan nutrisi pasien dan memberikan intervensi nutrisi yang adekuat, seperti meningkatkan asupan kalori, protein, dan nutrisi yang dapat membantu meningkatkan kadar albumin.
3. Edukasi Manajemen Kelelahan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai strategi manajemen kelelahan, seperti pengaturan pola istirahat, aktivitas, dan teknik relaksasi.
4. Aktivitas Terapi: Menyusun program aktivitas terapi yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan fisik ringan, latihan pernapasan, dan latihan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
5. Dukungan Psikososial: Memberikan dukungan psikososial kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan motivasi, manajemen stres, dan adaptasi terhadap kondisi kesehatan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI Kelelahan (Fatigue) dipilih karena pasien mengeluhkan badan terasa letih, yang merupakan gejala utama dari kelelahan. Selain itu, nilai albumin yang rendah (3,3) dapat menjadi faktor penyebab kelelahan, karena albumin berperan dalam mempertahankan volume plasma dan transfer zat-zat gizi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) meliputi Pemulihan Energi (Energy Restoration), Kontrol Kelelahan (Fatigue Control), dan Adaptasi Gaya Hidup (Lifestyle Adaptation). Hal ini bertujuan untuk memulihkan energi pasien, memampukan pasien mengenali dan mengelola kelelahan, serta menyesuaikan gaya hidup untuk mencegah kelelahan berulang.
Intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) mencakup pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nutrisi, edukasi manajemen kelelahan, aktivitas terapi, dan dukungan psikososial. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi faktor penyebab kelelahan, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola kelelahan, serta mendukung proses pemulihan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, saya sebagai perawat akan menerapkan pendekatan yang berpusat pada pasien, mempertimbangkan kebutuhan individu, dan bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. -
Article No. 21237 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien ,mengatakan badan terasa letih albumin 3,3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu pasien mengatakan badan terasa letih, albumin 3,3, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dengan kodenya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (00093)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah suatu kondisi subjektif yang ditandai dengan perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Istirahat yang adekuat
2. Manajemen energi
3. Peningkatan aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kelelahan (O0096)
2. Terapi Aktivitas (I0090)
3. Manajemen Nutrisi (I0170)
Kode dan Definisi:
00093 Kelelahan: Suatu sensasi yang menetap terkait dengan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental sebagaimana biasanya.