Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21244 | 30 Aug 2025
Klinis : resiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\lang1057\f0\fs24\ulnone\b Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi \i risiko penurunan curah jantung\i0 :\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul Risiko Penurunan Curah Jantung\ulnone\cf1 (Kode: D.0016)\par
\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0 \cf2\ul Risiko Penurunan Curah Jantung\ulnone\cf1 (D.0016) didefinisikan sebagai keadaan ketika individu berisiko mengalami ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam volume yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Faktor risiko dapat mencakup hipertensi, penyakit jantung koroner, aritmia, atau kondisi lain yang mengganggu fungsi pompa jantung.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
Luaran yang dapat ditetapkan untuk diagnosa ini adalah \cf2\ul Fungsi Jantung\ulnone\cf1 (Kode: L.02010). Tujuan luaran adalah mempertahankan atau meningkatkan curah jantung yang adekuat. Kriteria hasil meliputi:\par
- Tekanan darah dalam rentang normal untuk individu\par
- Denyut nadi teraba kuat dan teratur\par
- Tidak adanya edema perifer\par
- Status mental stabil (orientasi baik, tidak gelisah)\par
- Produksi urine adekuat (>30 mL/jam)\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan adalah \cf2\ul Manajemen Curah Jantung\ulnone\cf1 (Kode: I.05010). Intervensi ini mencakup:\par
1. Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) secara berkala\par
2. Mengobservasi status hemodinamik (warna kulit, suhu ekstremitas, pengisian kapiler)\par
3. Memonitor keseimbangan cairan (input dan output)\par
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis sesuai resep (seperti diuretik, vasodilator, atau inotropik)\par
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda penurunan curah jantung dan kapan harus mencari bantuan medis\par
6. Menganjurkan aktivitas sesuai toleransi dan istirahat yang cukup\par
\par
\b Catatan Akademis:\b0 Diagnosa keperawatan ini bersifat \i risiko\i0 , sehingga fokus intervensi adalah pada pencegahan dan deteksi dini melalui pemantauan ketat dan edukasi. Pendekatan evidence-based dan kolaborasi interprofesional sangat penting dalam manajemen kondisi ini.\par
} -
Article No. 21245 | 30 Aug 2025
Klinis : resiko penurunan curah jantung (0011)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko penurunan curah jantung (0011).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penurunan Curah Jantung (0011)
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 0011
Definisi: Risiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: LS-CV-05
Definisi: Pemeliharaan fungsi kardiovaskular yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: IP-CV-05.01
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi jantung dan sistem kardiovaskular.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa risiko penurunan curah jantung merupakan kondisi di mana terdapat kemungkinan terjadinya penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis yang mempengaruhi fungsi jantung, gangguan ritme jantung, atau perubahan fisiologis.
Pemeliharaan fungsi kardiovaskular yang optimal menjadi luaran keperawatan yang diharapkan untuk mengatasi risiko penurunan curah jantung. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup tindakan-tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi jantung dan sistem kardiovaskular, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi farmakologis, edukasi pasien, dan modifikasi gaya hidup.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan terarah sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. -
Article No. 21246 | 30 Aug 2025
Klinis : - Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D. 0017) - Perfusi Perifer tidak efektif (SDKI D. 0009)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D.0017)
- Definisi: Kegagalan sirkulasi darah yang adekuat ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
2. Perfusi Perifer tidak efektif (SDKI D.0009)
- Definisi: Kegagalan sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan perifer, yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- D.0017 Perfusi Serebral tidak efektif
- D.0009 Perfusi Perifer tidak efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- L.01 Perfusi Serebral
- L.02 Perfusi Perifer
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- I.01 Manajemen Perfusi Serebral
- I.02 Manajemen Perfusi Perifer
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa diagnosa keperawatan ini menggambarkan masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat. Pemahaman yang komprehensif tentang SDKI, SLKI, dan SIKI memungkinkan saya untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 21247 | 30 Aug 2025
Klinis : - Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D. 0017)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\par \b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0
\par \b \i Perfusi Serebral Tidak Efektif\b0\i0 (SDKI D.0017)
\par
\par \b PENJELASAN SINGKAT\b0
\par \b Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) D.0017: Perfusi Serebral Tidak Efektif\b0
\par Merupakan keadaan dimana suplai darah ke jaringan otak mengalami penurunan atau gangguan, yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi dan oksigenasi untuk mempertahankan fungsi neurologis yang optimal. Kondisi ini dapat bersifat akut atau kronis dan berpotensi mengancam jiwa. Faktor penyebab dapat mencakup gangguan pada sistem kardiovaskular, neurologis, atau sistemik.
\par
\par \b Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang Relevan:\b0
\par \b SLKI N.1501: Status Neurologis\b0
\par Luaran yang diharapkan adalah perbaikan atau pemeliharaan status neurologis klien. Kriteria evaluasi meliputi tingkat kesadaran (GCS), fungsi motorik dan sensorik, fungsi kognitif, serta tanda-tanda vital yang stabil. Tujuannya adalah meminimalkan atau mencegah kerusakan neurologis lebih lanjut.
\par
\par \b Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang Relevan:\b0
\par \b SIKI J.150: Pemantauan Neurologis\b0
\par Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk memantau dan mendeteksi secara dini setiap perubahan status neurologis klien. Aktivitas keperawatan meliputi:
\par - Memantau dan mendokumentasikan tingkat kesadaran (Glasgow Coma Scale/GCS) secara berkala.
\par - Mengobservasi dan mencatat reaksi pupil terhadap cahaya, ukuran, dan kesamaan.
\par - Memantau fungsi motorik dan sensorik (kekuatan otot, sensasi).
\par - Mengobservasi adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala, muntah proyektil, perubahan visus).
\par - Memantau tanda-tanda vital, khususnya pola pernapasan dan tekanan darah.
\par - Kolaborasi dalam pemberian terapi sesuai instruksi untuk mengoptimalkan perfusi serebral.
\par
\par \b \i Catatan Akademis:\i0\b0 Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan merupakan suatu pendekatan standar yang terstruktur dan berbasis evidence untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dapat diukur, dan akuntabel. Kode diagnosis D.0017, luaran N.1501, dan intervensi J.150 memungkinkan perawat untuk mendokumentasikan, mengevaluasi, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya secara lebih efektif.
\par
\par } -
Article No. 21202 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan.
2. Mual (Kode: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang muncul di belakang tenggorokan yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
3. Gangguan Pola Tidur (Kode: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang terkait, dan intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan indikator untuk setiap intervensi keperawatan.
Kode diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang digunakan dalam contoh di atas adalah sesuai dengan sistem pengkodean yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21203 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, berat badan turun 3kg, dari 55 kg ke 52kg, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Kode SDKI: 00132
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas fisik karena keterbatasan fisik.
- Kode SDKI: 00092
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
- Definisi: Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang memengaruhi fungsi normal individu.
- Kode SDKI: 00198
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SDKI: 00002
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Memberikan kerangka kerja untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode unik untuk memudahkan pengkodean dan dokumentasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Menyediakan kerangka kerja untuk mengukur hasil intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan.
- Membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 21204 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, terdapat penumpukan cairan di abdomen, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, berat badan turun 3kg, dari 55 kg ke 52kg, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut [00132]
2. Intoleransi aktivitas [00092]
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh [00002]
4. Gangguan pola tidur [00198]
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Nyeri akut [00132]
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan akibat kerusakan jaringan.
- SIKI: Pengkajian, pengelolaan, dan evaluasi nyeri.
Kode: 10016 (Pengkajian nyeri), 10017 (Manajemen nyeri), 10018 (Evaluasi nyeri).
2. Intoleransi aktivitas [00092]
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan kemampuan melakukan aktivitas.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memulihkan kemampuan aktivitas.
Kode: 10060 (Asesmen toleransi aktivitas), 10061 (Manajemen aktivitas), 10062 (Evaluasi aktivitas).
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh [00002]
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kode: 10078 (Asesmen status nutrisi), 10079 (Manajemen nutrisi), 10080 (Evaluasi status nutrisi).
4. Gangguan pola tidur [00198]
- SDKI: Pengalaman terganggunya kualitas dan kuantitas tidur yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan pemulihan.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
Kode: 10190 (Asesmen pola tidur), 10191 (Manajemen pola tidur), 10192 (Evaluasi pola tidur).
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan kode SDKI-SLKI-SIKI untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 21205 | 29 Aug 2025
Klinis : Konjungtiva anemis, mukosa mulut pucat, pernapasan cepat RR25x permenit, pernapaasan menggunakan otot bantu napas, ronkhi ada, iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba 1 jari lateral lmcs ric vi, bunyi jantung 1 2 reguler, perut tampak distensi, hepar dan lien tidak teraba, timpani, shifting dullnes ada, akral hangat, crt kurang 2 detik, pucat dan tidak ada ruam,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Volume Cairan
SDKI Kode: 10044
Definisi: Berkurangnya volume cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI Kode: 10038
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
SDKI Kode: 10032
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
SDKI Kode: 10034
Definisi: Perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
5. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Fungsi Hati
SDKI Kode: 10029
Definisi: Penurunan kemampuan hati untuk melakukan fungsi metabolisme, detoksifikasi, dan sekresi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Kode dan definisi yang saya berikan di atas merupakan kode dan definisi dari SDKI yang ditetapkan oleh PPNI. Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis tersebut.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut. -
Article No. 21206 | 29 Aug 2025
Klinis : Tampak lemah dan sesak sat bicara, tampak meringis, penurunan BB dari 80 ke 50 kg Tekanan darah 148/89 mmhg Nadi 123kali permenit Rr 25 kali permenit Suhu 38 derajat celcius Kojungtiva anems Bibir kering, mukosa mulut pucat, pernapasan cepat, menggunakan otot bantu pernapasan, ronki ada, iktus cordis tidak terlihat, perut tampak distensi, hepar dan lien tidak teraba, timpani, shifting dullnes, akral hangat, crt kurang 2 detik, pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kekurangan Volume Cairan (00027)
Definisi: Penurunan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
Penyebab: Intake cairan tidak memadai, kehilangan cairan yang berlebihan, gangguan mekanisme regulasi.
Tanda dan Gejala: Tampak lemah dan sesak saat bicara, penurunan berat badan, hipotensi, takikardia, takipnea, kulit kering, mukosa mulut kering, peningkatan suhu tubuh.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di tingkat alveolar-kapiler.
Penyebab: Gangguan mekanisme pernapasan, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, takipnea, hipoksemia, hiperkapnia.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Penyebab: Agen cedera fisik, agen cedera biologis.
Tanda dan Gejala: Tampak meringis, peningkatan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (1602)
- Hidrasi yang memadai
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Nadi dalam rentang normal
- Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Pertukaran Gas (0402)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas dalam rentang normal
- Oksigenasi jaringan yang memadai
3. Pengendalian Nyeri (1605)
- Ekspresi nyeri yang berkurang
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Perilaku menunjukkan pengurangan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan (00027)
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji status hidrasi
- Atur intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian diuretik atau albumin sesuai indikasi
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Monitor pola napas dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen suplemental sesuai indikasi
- Posisikan pasien untuk memudahkan pernapasan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik sesuai indikasi
3. Nyeri Akut (00132)
- Kaji karakteristik nyeri
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Terapkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang optimal
Penjelasan rinci:
Berdasarkan tanda dan gejala yang dipaparkan, pasien mengalami kekurangan volume cairan, gangguan pertukaran gas, serta nyeri akut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah kekurangan volume cairan, gangguan pertukaran gas, dan nyeri akut. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya keseimbangan cairan, perbaikan pertukaran gas, dan pengendalian nyeri. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan status cairan dan pemberian cairan, penatalaksanaan oksigen dan ventilasi, serta pengelolaan nyeri secara farmakologi dan nonfarmakologi. Semua tindakan dilakukan dengan kolaborasi yang erat dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 21207 | 29 Aug 2025
Klinis : kejang 1x, kejang <10menit demam (+) sejak kemarin Batuk (+) pilek sejak kemarin muntah (-) diare (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda deskripsikan, beserta diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Saya akan menjawab dalam tone akademis sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi
- Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami kejang yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Demam tinggi.
- Tanda dan Gejala: Kejang, peningkatan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Kejang
- Definisi: Individu mampu mencegah atau mengendalikan kejang.
- Kriteria Hasil:
a. Tidak terjadi episode kejang selama perawatan.
b. Penurunan frekuensi kejang.
c. Durasi kejang yang lebih singkat.
d. Pemulihan yang lebih cepat setelah episode kejang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh individu yang mengalami demam.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau suhu tubuh secara rutin.
b. Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
c. Berikan kompres hangat pada tubuh.
d. Anjurkan minum banyak cairan.
e. Pantau tanda-tanda komplikasi akibat demam.
2. Pencegahan Kejang
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kejang pada individu berisiko.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda awal kejang.
b. Posisikan individu dengan aman saat kejang terjadi.
c. Berikan obat antikonvulsan sesuai indikasi.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mencegah kejang.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penanganan kejang.
3. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas agar tetap berfungsi optimal.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen.
b. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
c. Auskultasi suara napas dan atasi adanya ronki atau wheezing.
d. Berikan obat bronkodilator jika diperlukan.
e. Bantu batuk efektif dan bersihkan jalan napas.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu kejang 1 kali dengan durasi kurang dari 10 menit, disertai demam, batuk, dan pilek sejak kemarin, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi". Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh yang menjadi faktor risiko terjadinya kejang.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Kontrol Kejang", di mana individu mampu mencegah atau mengendalikan kejang. Kriteria hasil yang ingin dicapai antara lain tidak terjadi episode kejang selama perawatan, penurunan frekuensi kejang, durasi kejang yang lebih singkat, serta pemulihan yang lebih cepat setelah episode kejang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Demam, Pencegahan Kejang, dan Manajemen Jalan Napas. Manajemen Demam bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, Pencegahan Kejang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang, dan Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat terkontrol, kejang dapat dicegah, dan pemulihan dapat berlangsung dengan baik.