Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21344 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung, sesak napas, bengkak pada pergelangan kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi yang Anda sebutkan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif
2. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak napas
3. Kode ICD-10:
- Kode: R60.0
- Deskripsi: Edema pergelangan kaki
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang secara spesifik terkait dengan kondisi-kondisi tersebut. Namun, tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi-kondisi ini dapat mencakup:
- Pemeriksaan fisik dan anamnesis untuk mengevaluasi gejala-gejala klinis
- Pemeriksaan laboratorium untuk menilai fungsi jantung dan status cairan
- Pemeriksaan pencitraan, seperti ekokardiografi atau radiografi dada, untuk mendiagnosis dan memantau perkembangan kondisi
- Pemberian terapi farmakologis, seperti diuretik, ACE inhibitor, atau beta-blocker, untuk mengelola gagal jantung dan edema
- Pemberian oksigen atau ventilasi mekanis untuk mengatasi sesak napas, jika diperlukan
Kode-kode ICD-10 yang disajikan di atas merupakan kode-kode diagnosis utama yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi-kondisi yang Anda sebutkan. Seorang dokter atau perekam medis dapat memilih kode-kode ini sesuai dengan penilaian klinis dan temuan diagnostik yang ada. -
Article No. 21345 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung, sesak napas, bengkak pada pergelangan kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang disampaikan (gagal jantung, sesak napas, dan bengkak pada pergelangan kaki), berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone \cf1 Penurunan Curah Jantung (SDKI Code: D.0007)\cf2\ul \cf1\ulnone\par
\cf1 \b Definisi:\b0 Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang adekuat guna memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.\par
\b Data Penunjang:\b0 Sesak napas (dispnea), edema perifer (bengkak pada pergelangan kaki), dan kondisi gagal jantung yang mendasari.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\cf2\ul Status Sirkulasi (SLKI Code: L.020101)\cf1\ulnone\par
\b Kriteria Luaran:\b0\par
- Tekanan darah dalam rentang normal yang dapat diterima.\par
- Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler.\par
- Edema perifer tidak ada atau berkurang.\par
- Dispnea berkurang atau hilang.\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\cf2\ul Manajemen Curah Jantung (SIKI Code: I.0801)\cf1\ulnone\par
\b Aktivitas Intervensi:\b0\par
- Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) secara berkala.\par
- Memantau status cairan (balance cairan, edema, berat badan).\par
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (seperti diuretik, ACE inhibitor) sesuai resep.\par
- Edukasi pasien mengenai pembatasan asupan natrium dan cairan.\par
- Posisikan pasien semi-Fowler atau duduk untuk memfasilitasi pernapasan.\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Kondisi gagal jantung menyebabkan penurunan curah jantung, yang memicu gejala sesak napas akibat kongesti paru dan edema pergelangan kaki akibat retensi cairan. Diagnosa keperawatan "Penurunan Curah Jantung" (D.0007) dipilih sebagai yang paling dominan. Luaran yang diharapkan adalah perbaikan status sirkulasi (L.020101), dengan intervensi utama melalui manajemen curah jantung (I.0801) untuk mengoptimalkan fungsi jantung dan mengurangi gejala.\par
\i Catatan: Diagnosa dan intervensi keperawatan harus selalu disesuaikan dengan assessment menyeluruh dan kondisi spesifik pasien.\i0\par
} -
Article No. 21346 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung, sesak napas, bengkak pada pergelangan kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi gagal jantung, sesak napas, dan bengkak pada pergelangan kaki.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakcukupan energi fisik yang diperlukan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Definisi: Sesak napas, kelelahan, dan bengkak pada pergelangan kaki.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
Karakteristik Definisi: Sesak napas dan bengkak pada pergelangan kaki.
Luaran/Output SLKI:
1. Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan, sesak napas, atau gejala lainnya.
Kriteria Hasil:
- Individu dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Individu dapat mempertahankan aktivitas selama 30 menit tanpa harus beristirahat.
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
2. Keseimbangan Cairan
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki cairan dalam jumlah yang tepat dalam ruang intravaskular, interstisial, dan rongga tubuh.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
- Berat badan stabil.
- Tidak ada edema.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Aktivitas
Definisi: Pengaturan, pemantauan, dan bantuan yang diperlukan untuk memfasilitasi aktivitas yang aman dan efektif.
Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan penilaian toleransi aktivitas pasien.
- Buat perencanaan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas.
- Berikan bantuan dan dukungan selama aktivitas, jika diperlukan.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
2. Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan dan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan penilaian status cairan pasien.
- Atur asupan cairan sesuai kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
- Berikan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah keseimbangan cairan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen cairan.
Dengan menerapkan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dengan kondisi gagal jantung, sesak napas, dan bengkak pada pergelangan kaki untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan mencapai keseimbangan cairan yang optimal. -
Article No. 21347 | 01 Sep 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pada pasien gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi gagal jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Pasien Gagal Jantung:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi gagal jantung berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau yang dibutuhkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Karakteristik Mayor: Kelelahan yang mudah timbul, Dyspnea saat melakukan aktivitas, Penurunan Kekuatan.
2. Gangguan Perfusi Jaringan: Kardiak
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan jantung yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di jaringan jantung.
Karakteristik Mayor: Edema perifer, Tekanan darah rendah, Disritmia.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di jaringan.
Karakteristik Mayor: Pucat, Dingin, Bersisik, Edema.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebih.
- Pasien dapat mempertahankan respons fisiologis yang stabil selama aktivitas.
- Pasien dapat mengatur aktivitas sesuai dengan toleransinya.
2. Perfusi Jaringan Jantung Membaik
- Tanda-tanda vital pasien stabil dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jantung (edema, disritmia).
- Pasien tidak mengalami gejala-gejala gangguan perfusi jantung (nyeri dada, dispnea).
3. Perfusi Jaringan Membaik
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda gangguan perfusi jaringan (pucat, dingin, bersisik, edema).
- Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang optimal.
- Pasien tidak mengalami komplikasi terkait gangguan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Meningkatkan Toleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas
- Atur aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan
2. Untuk Meningkatkan Perfusi Jaringan Jantung:
- Monitor tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk manajemen pengobatan
- Ajarkan pasien manajemen diri (diet, cairan, obat-obatan)
3. Untuk Meningkatkan Perfusi Jaringan Secara Umum:
- Monitor status hidrasi dan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan
- Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk manajemen pengobatan
- Ajarkan pasien manajemen diri (diet, cairan, aktivitas)
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan kondisi gagal jantung. -
Article No. 21265 | 31 Aug 2025
Klinis : Kasus Dermatitis Seorang pasien, Tn. A, usia 35 tahun, jeni kelamin laki-laki, pekerjaan tukang bangunan dengan status perkawinan menikah, datang ke poli kulit dengan keluhan gatal-gatal dan kemerahan di lengan dan betis sejak 1 minggu terakhir. Keluhan semakin parah saat pasien banyak berkeringat dan terkena debu semen di tempat kerja. Pasien juga mengeluhkan kulit terasa panas, kering, dan kadang pecah-pecah. Keluhan muncul pertama kali setelah pasien bekerja di proyek baru yang banyak menggunakan semen. Pasien sering menggaruk karena gatal sehingga muncul luka lecet kecil. Pasien sudah mencoba menggunakan bedak salisilat tetapi tidak banyak membantu. Pasien tidak ada riwayat alergi obat. Pasien pernah mengalami keluhan serupa 2 tahun lalu, membaik setelah diberi salep oleh dokter, namun pasien tidak memiliki riwayat penyakit kulit menular. Dari hasil pengkajian didapatkan data ayah pasien memiliki riwayat asma, tidak ada anggota keluarga dengan keluhan kulit yang sama. Pasien merasa malu dengan kulitnya yang kemerahan dan sering digaruk. Saat ini berperan sebagai kepala keluarga, hubungan baik dengan istri dan anak. Pasien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, lebih sering membeli obat di warung, pasien tidak mengetahui cara pencegahan dermatitis. Aktivitas sehari-hari sebagai tukang bangunan, banyak berkeringat. Tidak ada keluhan sesak atau nyeri saat beraktivitas. Saat malam tidur malam terganggu karena gatal (sering terbangun 2–3 kali), dan rasa panas di kulit. Pasien mengatasi gatal dengan menggaruk atau menggunakan bedak. Kadang pasien merasa stres karena kulit makin rusak jika digaruk. Pasien meyakini sakit ini sebagai ujian, serta tidak ada pantangan khusus terkait kepercayaan. Nafsu makan pasien baik, dengan asupan cairan ± 1–1,5 liter/hari, BAB 1x/hari, konsistensi normal, BAK 4–5x/hari, warna kuning jernih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,8°C. Pada kulit: terdapat eritema (kemerahan) difus di lengan bawah dan betis, papul kecil, ekskoriasi akibat garukan, kulit kering, tidak ada pus, mukosa bibir lembab, tidak ada limfadenopati. Pada pemriksaan penunjang didapatkan: ? Tes alergi kulit (patch test): positif terhadap bahan semen. ? Darah rutin: normal. ? IgE serum: sedikit meningkat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gejala dermatitis (gatal, kulit kering, dan lecet).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gejala dermatitis (gatal dan rasa panas di kulit).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan kulit (eritema, papul, dan ekskoriasi).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh gejala dermatitis.
2. Pola tidur: Pasien dapat tidur dengan nyenyak tanpa terbangun karena gatal dan rasa panas di kulit.
3. Citra tubuh: Pasien dapat menerima perubahan penampilan kulitnya dan merasa percaya diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gejala dermatitis:
a. Kaji faktor-faktor yang memperberat atau memperburuk gejala dermatitis (paparan alergen, aktivitas, dll).
b. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis yang tepat (pengobatan topikal, antihistamin, dll).
c. Ajarkan teknik manajemen gejala (menghindari alergen, penggunaan pelembab, teknik relaksasi, dll).
d. Bantu pasien memodifikasi aktivitas sesuai toleransi.
e. Motivasi pasien untuk tetap aktif dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gejala dermatitis:
a. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi tidur pasien (gatal, rasa panas, dll).
b. Ajarkan teknik manajemen gejala untuk mengurangi gatal dan rasa panas (penggunaan pelembab, antipruritus, dll).
c. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu pasien tidur nyenyak.
d. Modifikasi lingkungan tidur untuk meminimalkan faktor yang mengganggu tidur (suhu, kelembaban, dll).
e. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis jika diperlukan (misalnya pemberian obat tidur).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan kulit:
a. Kaji persepsi dan perasaan pasien terkait perubahan penampilan kulitnya.
b. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk menerima kondisi kulit.
c. Ajarkan teknik manajemen gejala untuk memperbaiki penampilan kulit (penggunaan pelembab, perlindungan dari sinar matahari, dll).
d. Libatkan keluarga/significant others untuk memberikan dukungan dan meningkatkan harga diri pasien.
e. Kolaborasi dengan dokter atau ahli psikologi jika diperlukan intervensi lebih lanjut.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan secara rinci dan terperinci. Tone akademis dan persona pakar/nurse telah dipertahankan dalam memberikan solusi untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien dengan dermatitis. -
Article No. 21266 | 31 Aug 2025
Klinis : Kasus Dermatitis Seorang pasien, Tn. A, usia 35 tahun, jeni kelamin laki-laki, pekerjaan tukang bangunan dengan status perkawinan menikah, datang ke poli kulit dengan keluhan gatal-gatal dan kemerahan di lengan dan betis sejak 1 minggu terakhir. Keluhan semakin parah saat pasien banyak berkeringat dan terkena debu semen di tempat kerja. Pasien juga mengeluhkan kulit terasa panas, kering, dan kadang pecah-pecah. Keluhan muncul pertama kali setelah pasien bekerja di proyek baru yang banyak menggunakan semen. Pasien sering menggaruk karena gatal sehingga muncul luka lecet kecil. Pasien sudah mencoba menggunakan bedak salisilat tetapi tidak banyak membantu. Pasien tidak ada riwayat alergi obat. Pasien pernah mengalami keluhan serupa 2 tahun lalu, membaik setelah diberi salep oleh dokter, namun pasien tidak memiliki riwayat penyakit kulit menular. Dari hasil pengkajian didapatkan data ayah pasien memiliki riwayat asma, tidak ada anggota keluarga dengan keluhan kulit yang sama. Pasien merasa malu dengan kulitnya yang kemerahan dan sering digaruk. Saat ini berperan sebagai kepala keluarga, hubungan baik dengan istri dan anak. Pasien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, lebih sering membeli obat di warung, pasien tidak mengetahui cara pencegahan dermatitis. Aktivitas sehari-hari sebagai tukang bangunan, banyak berkeringat. Tidak ada keluhan sesak atau nyeri saat beraktivitas. Saat malam tidur malam terganggu karena gatal (sering terbangun 2–3 kali), dan rasa panas di kulit. Pasien mengatasi gatal dengan menggaruk atau menggunakan bedak. Kadang pasien merasa stres karena kulit makin rusak jika digaruk. Pasien meyakini sakit ini sebagai ujian, serta tidak ada pantangan khusus terkait kepercayaan. Nafsu makan pasien baik, dengan asupan cairan ± 1–1,5 liter/hari, BAB 1x/hari, konsistensi normal, BAK 4–5x/hari, warna kuning jernih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,8°C. Pada kulit: terdapat eritema (kemerahan) difus di lengan bawah dan betis, papul kecil, ekskoriasi akibat garukan, kulit kering, tidak ada pus, mukosa bibir lembab, tidak ada limfadenopati. Pada pemriksaan penunjang didapatkan: ? Tes alergi kulit (patch test): positif terhadap bahan semen. ? Darah rutin: normal. ? IgE serum: sedikit meningkat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas (00092) SDKI
Penjelasan:
Intoleransi aktivitas (00092) SDKI
Kode: 00092
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Etiologi:
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Faktor fisik, seperti kelelahan, nyeri, dan ketidaknyamanan kulit
- Faktor psikologis, seperti stres dan cemas
Gejala dan Tanda:
- Gatal, kemerahan, dan rasa panas di kulit
- Pembatasan aktivitas akibat ketidaknyamanan kulit
- Tidur terganggu karena gatal
SLKI:
Peningkatan toleransi aktivitas (1616)
Kode: 1616
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI:
Manajemen dermatitis (6440)
Kode: 6440
Definisi: Tindakan perawatan yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau menyembuhkan peradangan pada kulit.
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. A mengalami dermatitis yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan, dan rasa panas di kulit, terutama di lengan dan betis. Hal ini dapat menyebabkan intoleransi aktivitas karena ketidaknyamanan fisik yang dialami. Perawatan yang dibutuhkan adalah manajemen dermatitis, yang meliputi tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menyembuhkan peradangan pada kulit. -
Article No. 21268 | 31 Aug 2025
Klinis : Batuk batuk terutama pada malam dan dini hari, batuk bisa membuat dada px sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk-batuk terutama pada malam dan dini hari, dengan batuk yang dapat menyebabkan nyeri dada:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengelola inspirasi dan/atau ekspirasi yang memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Ventilasi Efektif (1604)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi masuknya oksigen ke paru-paru dan mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru.
Penjelasan singkat:
Kondisi batuk-batuk terutama pada malam dan dini hari, dengan batuk yang dapat menyebabkan nyeri dada, mengindikasikan adanya pola napas tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi fungsi pernapasan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat dan mencapai ventilasi efektif. -
Article No. 21269 | 31 Aug 2025
Klinis : Batuk batuk terutama pada malam dan dini hari, batuk bisa membuat dada px sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang dijelaskan, yaitu batuk terutama pada malam dan dini hari yang disertai nyeri dada, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0 \par
\b Kode:\b0 D.0016 \b - Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\b0 \par
\b Definisi:\b0 Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0 \par
\b Kode:\b0 L.04013 \b - Status Pernapasan: Ventilasi\b0 \par
\b Definisi:\b0 Kemampuan untuk mengalirkan udara masuk dan keluar paru secara adekuat.\par
\b Indikator:\b0 \par
- L.04013.1: Frekuensi napas dalam rentang normal\par
- L.04013.2: Irama napas reguler\par
- L.04013.3: Tidak ada bunyi napas adventisius (mengi, ronki)\par
- L.04013.4: Ekspansi dada simetris\par
- L.04013.5: Tidak ada penggunaan otot aksesori pernapasan\par
- L.04013.6: Batuk efektif\par
- L.04013.7: Tidak ada sianosis\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 \par
\b Kode:\b0 I.09011 \b - Manajemen Jalan Napas\b0 \par
\b Definisi:\b0 Memfasilitasi patensi jalan napas dan memperbaiki pertukaran udara.\par
\b Aktivitas:\b0 \par
- I.09011.1: Kaji status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas)\par
- I.09011.2: Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam\par
- I.09011.3: Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam\par
- I.09011.4: Berikan posisi semi-Fowler atau Fowler untuk memudahkan ekspansi dada\par
- I.09011.5: Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan\par
- I.09011.6: Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi\par
- I.09011.7: Monitor saturasi oksigen secara berkala\par
- I.09011.8: Ajarkan untuk menghindari faktor pemicu (alergen, iritan)\par
- I.09011.9: Anjurkan hidrasi adekuat untuk mengencerkan sekret\par
\b Rasional Singkat:\b0 Batuk pada malam dan dini hari sering dikaitkan dengan peningkatan respons inflamasi saluran napas dan akumulasi sekret. Nyeri dada dapat terjadi akibat penggunaan otot aksesori yang berlebihan selama batuk. Manajemen jalan napas bertujuan untuk mengurangi obstruksi, meningkatkan ventilasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.\par
} -
Article No. 21270 | 31 Aug 2025
Klinis : Batuk batuk terutama pada malam dan dini hari, batuk bisa membuat dada px sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1033{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu batuk terutama pada malam dan dini hari yang disertai nyeri dada, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone \b Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (Kode: 00031)\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone Definisi:\cf2\ul \cf1\ulnone Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone \b Status Pernapasan: Ventilasi (Kode: 0402)\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone Definisi:\cf2\ul \cf1\ulnone Kemampuan untuk menyediakan dan mempertahankan pertukaran udara yang adekuat melalui paru-paru dan jalan napas.\par
Indikator yang dapat dimonitor:\par
- Frekuensi napas dalam rentang normal\par
- Tidak adanya suara napas abnormal (mengi, ronki)\par
- Pengurangan atau hilangnya batuk\par
- Tidak adanya nyeri dada saat bernapas atau batuk\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone \b Manajemen Jalan Napas (Kode: 3140)\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone Definisi:\cf2\ul \cf1\ulnone Upaya untuk mempertahankan patensi dan kebersihan jalan napas.\par
Aktivitas yang dapat dilakukan:\par
- Memonitor frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan\par
- Auskultasi suara napas untuk mendeteksi abnormalitas\par
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam\par
- Anjurkan posisi semi-Fowler atau duduk untuk memudahkan pernapasan\par
- Berikan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret\par
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi atau obat sesuai indikasi\par
\cf2\ul \cf1\ulnone \b Manajemen Nyeri (Kode: 1400)\b0\par
\cf2\ul \cf1\ulnone Definisi:\cf2\ul \cf1\ulnone Upaya untuk meringankan atau mengurangi nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien.\par
Aktivitas yang dapat dilakukan:\par
- Assess karakteristik, lokasi, dan intensitas nyeri (skala 0-10)\par
- Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi nyeri\par
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk mengurangi tekanan pada dada\par
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi\par
Penjelasan singkat:\par
Batuk pada malam dan dini hari sering dikaitkan dengan peningkatan sekresi atau iritasi jalan napas, serta dapat memperberat nyeri dada akibat kontraksi otot pernapasan yang berulang. Diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena sesuai dengan manifestasi klinis yang ada. Luaran dan intervensi di atas dirancang untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mengelola nyeri yang menyertai.\par
} -
Article No. 21271 | 31 Aug 2025
Klinis : Pasien usia 67 tahun dengan diagnosa medis anemia CKD, pasien mengeluh lemas, pusing, badannya pegel-pegel, mengeluh nyeri ekstremitas bawah sebelah kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan [00093]
Definisi: Sensasi subjektif dan objektif dari kekurangan energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Nyeri Kronis [00133]
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu; onset lambat, berlangsung lama, dan mungkin disebabkan oleh penyakit kronis.
3. Gangguan Mobilitas Fisik [00085]
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan independen, baik dibatasi maupun tidak dibatasi pada satu atau lebih ekstremitas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan [D.0093]
2. Nyeri Kronis [D.0133]
3. Gangguan Mobilitas Fisik [D.0085]
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Energi [L.0144]
2. Kontrol Nyeri [L.0151]
3. Mobilitas [L.0110]
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kelelahan [I.0500]
2. Manajemen Nyeri [I.0540]
3. Peningkatan Mobilitas [I.0515]
Penjelasan singkat:
1. Kelelahan: Pasien merasa lemas dan pusing yang dapat disebabkan oleh anemia akibat penyakit ginjal kronis (CKD).
2. Nyeri Kronis: Pasien mengeluh nyeri pada ekstremitas bawah sebelah kiri, yang dapat disebabkan oleh komplikasi penyakit ginjal kronis.
3. Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien merasa pegel-pegel yang dapat membatasi aktivitas fisiknya.
Dalam hal ini, perawat berperan untuk membantu pasien mengatasi kelelahan, nyeri, dan meningkatkan mobilitas fisik melalui intervensi yang sesuai.