Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21392 | 02 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir,perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium, buatkan 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Mual, nafsu makan menurun, kemoterapi.
Tanda dan Gejala: Badan lemas, tampak pucat, berat badan menurun.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Anemia, efek samping kemoterapi.
Tanda dan Gejala: Badan lemas, cepat lelah.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Penyebab: Efek samping kemoterapi, anemia.
Tanda dan Gejala: Tampak pucat, trombositopenia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Berat badan stabil atau meningkat.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Pasien dapat mempertahankan asupan makanan yang adekuat.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
- Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang adekuat.
3. Bebas Infeksi
- Tanda-tanda infeksi tidak ada.
- Tidak ada komplikasi infeksi.
- Pasien dapat mempertahankan sistem imun yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Identifikasi faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai.
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral jika perlu.
- Pantau asupan dan output cairan.
- Berikan antiemetik untuk mengatasi mual.
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program rehabilitasi.
- Ajarkan teknik konservasi energi.
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda kelelahan dan dispnea.
3. Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi secara ketat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik jika perlu.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan status hematologis.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang dipilih berdasarkan kondisi pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir, perut membesar, kemoterapi ke-2, Hb 8.8 g/dL, dan diagnosis medis Ca ovarium. Ketiga diagnosa keperawatan ini mencakup permasalahan utama yang dihadapi pasien, yaitu ketidakseimbangan nutrisi, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi.
Luaran/output yang diharapkan (SLKI) menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah asuhan keperawatan diberikan. Untuk setiap diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan mencakup indikator-indikator yang menunjukkan pemulihan atau peningkatan kondisi pasien, seperti stabilitas berat badan, toleransi terhadap aktivitas, dan bebas dari komplikasi infeksi.
Intervensi keperawatan (SIKI) dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi tersebut mencakup tindakan keperawatan spesifik yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang diidentifikasi pada pasien, seperti manajemen nutrisi, rehabilitasi, dan pencegahan infeksi. Setiap intervensi dijelaskan secara rinci agar dapat diterapkan dengan tepat dalam praktik keperawatan.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan ini bersifat akademis dan bertujuan memberikan solusi komprehensif bagi penanganan pasien dengan kondisi yang serupa. -
Article No. 21393 | 02 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir,perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium + anemia, buatkan 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelelahan (00093)
- Definisi: Pengalaman subjektif yang berkelanjutan dari kekurangan energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Karakteristik utama: Mengeluh kelelahan yang menetap, Aktivitas terbatas, Kesulitan dalam memulai dan menyelesaikan aktivitas.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
- Karakteristik utama: Melaporkan kelelahan yang meningkat setelah aktivitas, Aktivitas terbatas, Mengurangi aktivitas.
3. Mual (00134)
- Definisi: Pengalaman subjektif tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
- Karakteristik utama: Melaporkan rasa ingin muntah, Mual intermiten, Ekspresi wajah menunjukkan ketidaknyamanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Energi terpelihara (0001)
- Definisi: Pemeliharaan tingkat energi yang memadai untuk menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
- Kriteria hasil:
- Melaporkan peningkatan energi
- Mampu menyelesaikan aktivitas sehari-hari
- Tidak mengeluh kelelahan yang berlebihan
2. Toleransi aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami gejala yang tidak diinginkan.
- Kriteria hasil:
- Melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
- Mampu melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Mampu mempertahankan ritme aktivitas yang diinginkan
3. Kontrol mual (1450)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan sensasi ingin muntah.
- Kriteria hasil:
- Melaporkan penurunan frekuensi dan durasi mual
- Mampu menggunakan teknik manajemen mual secara efektif
- Mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah atau mengatasi mual
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kelelahan (0001)
- Definisi: Membantu pasien mengatasi dan mengelola kelelahan yang dialami.
- Aktivitas keperawatan:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kelelahan
- Kaji tingkat energi dan pola aktivitas pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas harian dan istirahat yang cukup
- Ajarkan teknik pengelolaan energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kelelahan
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas (0203)
- Definisi: Membantu pasien untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Aktivitas keperawatan:
- Kaji kemampuan, keterbatasan, dan tingkat toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien dan tingkatkan secara bertahap
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti menjaga ritme aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan dan rehabilitasi
3. Manajemen Mual (1450)
- Definisi: Membantu pasien mengendalikan sensasi ingin muntah.
- Aktivitas keperawatan:
- Kaji penyebab, frekuensi, dan durasi mual yang dialami pasien
- Berikan obat antiemetik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen mual, seperti relaksasi, distraksi, dan diet
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi faktor pemicu mual
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab mual
Penjelasan tambahan:
Berdasarkan kondisi pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir, perut membesar, kemoterapi ke 2, Hb 8.8, dan diagnosa medis ca ovarium + anemia, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelelahan, Intoleransi Aktivitas, dan Mual. Luaran yang diharapkan adalah Energi Terpelihara, Toleransi Aktivitas, dan Kontrol Mual. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Kelelahan, Manajemen Intoleransi Aktivitas, dan Manajemen Mual. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mengatasi kondisi medis pasien secara komprehensif. -
Article No. 21394 | 02 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir,perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium + anemia, buatkan 3 diagnosa, kalo perfusi perifer tidak efektif, nausea, dan risiko infeksi gimana
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir, perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium + anemia adalah:
1. Perfusi Perifer tidak Efektif
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke bagian-bagian tubuh perifer.
Faktor Berhubungan: Anemia, Kemoterapi, Efek Pengobatan
2. Mual
Definisi: Pengalaman ketidaknyamanan yang mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
Faktor Berhubungan: Efek Samping Kemoterapi, Mual Muntah
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Faktor Berhubungan: Penurunan Sistem Imun, Efek Samping Kemoterapi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Perifer Efektif
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Ekstremitas hangat
- Capillary refill < 3 detik
- Tidak ada keluhan kebas atau dingin pada ekstremitas
2. Kontrol Mual
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus mual
- Pasien mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengatasi mual
- Frekuensi muntah menurun
3. Bebas Infeksi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada demam
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit, luka, atau akses intravena
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perfusi Perifer Efektif
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin
- Observasi adanya edema perifer
- Kaji sirkulasi perifer (warna, suhu, kapiler refill)
- Posisikan pasien secara nyaman
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi cairan/transfusi
2. Kontrol Mual
- Kaji faktor pencetus mual (obat, makanan, dll)
- Ajarkan teknik relaksasi (pernafasan dalam, imajinasi terbimbing)
- Berikan terapi antiemetik sesuai instruksi medis
- Atur pola makan (porsi kecil, sering)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang sesuai
3. Bebas Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi secara rutin
- Rawat akses intravena dengan prosedur aseptik
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Penjelasan rinci:
Pasien perempuan 68 tahun dengan riwayat ca ovarium dan anemia mengalami keluhan fisik yang terkait dengan efek samping kemoterapi dan anemia, yaitu badan lemas, tampak pucat, mual, dan perut membesar. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah perfusi perifer tidak efektif, mual, dan risiko infeksi. Luaran yang diharapkan adalah perfusi perifer efektif, kontrol mual, dan bebas infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, observasi sirkulasi perifer, penatalaksanaan mual, dan upaya pencegahan infeksi melalui kolaborasi dengan tim medis dan edukasi pasien/keluarga. Pendekatan keperawatan yang digunakan bersifat komprehensif, berorientasi pada pasien, dan bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 21395 | 02 Sep 2025
Klinis : Ps mengatakan jantung berdebar sejak pagi jam 11.00 wib,sudah minum concor tidak membaik.saat ini badan terasa lemas. RPD : Angina Unsp,s.CAD,DM,PNP ,DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Palpitasi Berhubungan Dengan Perubahan Irama Jantung
Definisi: Sensasi jantung berdebar atau tidak beraturan yang dirasakan oleh pasien.
Karakteristik Definisi: Pasien mengeluh jantung berdebar sejak pagi, obat yang digunakan tidak memberi perbaikan, dan pasien merasakan tubuh lemas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Palpitasi
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus palpitasi
- Pasien dapat melakukan tindakan untuk mengendalikan palpitasi
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi palpitasi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Palpitasi
- Kaji tanda dan gejala palpitasi, termasuk frekuensi, durasi, dan faktor pencetus
- Monitor tanda-tanda vital, termasuk denyut nadi
- Edukasi pasien tentang palpitasi, penyebab, dan penanganan
- Bantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus palpitasi
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam dan distraksi, untuk mengurangi palpitasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
- Palpitasi Berhubungan Dengan Perubahan Irama Jantung: Pasien mengeluhkan jantung berdebar sejak pagi, dan obat yang digunakan (concor) tidak membaik, serta pasien merasakan tubuh lemas. Hal ini menunjukkan adanya perubahan irama jantung yang menyebabkan palpitasi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
- Kontrol Palpitasi: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan palpitasi yang dialaminya. Ini meliputi kemampuan pasien untuk mengidentifikasi faktor pencetus, melakukan tindakan untuk mengurangi palpitasi, dan mendemonstrasikan teknik relaksasi.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI)
- Manajemen Palpitasi: Intervensi ini mencakup pengkajian tanda dan gejala palpitasi, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi pasien, identifikasi faktor pencetus, dan pengajaran teknik relaksasi. Selain itu, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, diperlukan untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara menyeluruh, termasuk riwayat penyakit (RPD) yang disebutkan, yaitu angina tidak spesifik, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, dan neuropati perifer. Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 21396 | 02 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir,perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium + anemia, aku mau ambil perfusi perifer tidak efektif, nausea, dan risiko infeksi. sesuai tidak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan berikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Ketidakcukupan sirkulasi darah ke bagian tubuh perifer.
Faktor Berhubungan: Penurunan curah jantung, anemia, efek samping kemoterapi.
Tanda dan Gejala: Ekstremitas terasa dingin, pucat, lemah, edema perifer.
2. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Faktor Berhubungan: Efek samping kemoterapi, gangguan gastrointestinal, anemia.
Tanda dan Gejala: Mengeluh mual, tidak nafsu makan, hipotensi ortostatik.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Faktor Berhubungan: Penurunan sistem imun, prosedur pengobatan (kemoterapi).
Tanda dan Gejala: Peningkatan jumlah leukosit, peningkatan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
- Pasien menunjukkan ekstremitas hangat dan tidak pucat
- Pasien menunjukkan peningkatan pengisian kapiler
- Pasien menunjukkan nadi perifer yang kuat dan simetris
2. Mual
- Pasien menunjukkan tidak ada keluhan mual
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. Risiko Infeksi
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien menunjukkan peningkatan jumlah leukosit dalam batas normal
- Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi)
- Observasi warna, suhu, dan pengisian kapiler ekstremitas
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
- Berikan transfusi darah sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan
2. Mual
- Observasi tanda-tanda mual dan muntah
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang ringan dan bergizi
- Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan nutrisi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
3. Risiko Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi (suhu tubuh, leukosit)
- Berikan perawatan luka dan pencegahan infeksi yang tepat
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik profilaksis
Penjelasan yang diberikan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien. -
Article No. 21397 | 02 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan 68 tahun dengan keluhan badan lemas, tampak pucat, mual satu minggu terakhir,perut membesar, kemoterapi ke 2, hb 8.8 pasien diberikan transfusi prc 2 labu, diagnosa medis dengan ca ovarium + anemia, aku mau ambil perfusi perifer tidak efektif, nausea, dan risiko infeksi. sesuai tidak. di SIKI dan SLKI nya apa yang sesuai pada masing masing diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Anemia, efek samping kemoterapi.
2. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
- Faktor yang Berhubungan: Efek samping kemoterapi.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Faktor Risiko: Penurunan sistem imun akibat kemoterapi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif:
- Perbaikan Perfusi Perifer
- Peningkatan Sirkulasi
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
2. Mual:
- Kontrol Mual
- Pengurangan Frekuensi Mual
- Pengurangan Derajat Mual
3. Risiko Infeksi:
- Bebas Infeksi
- Pengurangan Risiko Infeksi
- Peningkatan Sistem Imun
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Anemia
- Manajemen Sirkulasi
- Perawatan Ekstremitas
2. Mual:
- Manajemen Mual dan Muntah
- Terapi Relaksasi
- Edukasi tentang Manajemen Mual
3. Risiko Infeksi:
- Pemantauan Infeksi
- Manajemen Pemberian Obat
- Edukasi Pencegahan Infeksi
- Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Penjelasan:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif:
- Pasien mengalami anemia yang dapat menghambat perfusi perifer, sehingga perlu dilakukan manajemen anemia, seperti pemberian transfusi PRC.
- Pemantauan tanda-tanda vital dan sirkulasi darah ke perifer penting untuk mendeteksi penurunan perfusi.
- Perawatan ekstremitas dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah.
2. Mual:
- Mual merupakan efek samping umum dari kemoterapi, sehingga perlu dilakukan manajemen mual dan muntah.
- Terapi relaksasi dapat membantu mengurangi keparahan mual.
- Edukasi pasien tentang cara mengelola mual dapat membantu meningkatkan kontrol pasien terhadap gejala.
3. Risiko Infeksi:
- Penurunan sistem imun akibat kemoterapi meningkatkan risiko infeksi pada pasien.
- Pemantauan tanda-tanda infeksi dan manajemen pemberian obat-obatan penting untuk mencegah dan mengelola infeksi.
- Edukasi pencegahan infeksi dan peningkatan sistem kekebalan tubuh dapat membantu meminimalkan risiko infeksi.
Diharapkan dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan dapat tercapai dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 21398 | 02 Sep 2025
Klinis : Pasien lansia usia 85 tahun datang ke IGD dengan keluhan hemiparese tangan dan kaki sebelah kanan sejak kemarin jam 11 siang. Badan lemas, nafsu makan masih bagus.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien lansia usia 85 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan hemiparese tangan dan kaki sebelah kanan sejak kemarin jam 11 siang, badan lemas, namun nafsu makan masih bagus, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular, seperti ditandai dengan penurunan kekuatan otot dan keterbatasan gerak pada tangan dan kaki sebelah kanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Mobilitas fisik: Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Integritas Jaringan: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan jaringan lainnya.
3. Status Fungsional: Pasien dapat melakukan aktivitas dasar kehidupan sehari-hari (ADL) secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas:
- Evaluasi kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor yang memengaruhi.
- Bantu pasien melakukan latihan gerak aktif dan pasif pada ekstremitas yang terkena.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik latihan mobilitas yang tepat.
- Modifikasi lingkungan untuk memfasilitasi mobilitas pasien.
2. Perawatan Luka:
- Lakukan perawatan kulit dan jaringan untuk mencegah komplikasi, seperti luka tekan.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara melakukan perawatan kulit dan jaringan yang tepat.
3. Bantuan Perawatan Diri:
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari (ADL).
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan pasien dalam melakukan ADL.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik melakukan ADL secara mandiri.
Penjelasan lebih rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan mobilitas fisik" dipilih karena pasien menunjukkan gejala penurunan kekuatan otot dan keterbatasan gerak pada tangan dan kaki sebelah kanan, yang merupakan indikasi gangguan mobilitas fisik akibat kondisi neuromuskular.
Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan mobilitas fisik, integritas jaringan, dan status fungsional pasien. Hal ini bertujuan agar pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri atau dengan bantuan minimal, mempertahankan integritas kulit dan jaringan, serta dapat melakukan aktivitas dasar kehidupan sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi keperawatan yang diberikan meliputi manajemen aktivitas, perawatan luka, dan bantuan perawatan diri. Manajemen aktivitas bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pasien melalui latihan gerak aktif dan pasif, serta modifikasi lingkungan. Perawatan luka dilakukan untuk mencegah komplikasi, seperti luka tekan. Bantuan perawatan diri diberikan untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 21399 | 02 Sep 2025
Klinis : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik". Definisi dari diagnosa ini adalah "Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot dan/atau sendi".
Pada kondisi ini, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan neuromuskular. Gangguan neuromuskular dapat menyebabkan penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot, sehingga menghambat kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan fisik secara optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Mobilitas Fisik Meningkat
- Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat meningkatkan jangkauan, kekuatan, dan koordinasi pergerakan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari (makan, mandi, berpakaian) secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Kemampuan Adaptasi Meningkat
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi dan alat bantu yang dapat membantu meningkatkan mobilitas fisik.
- Pasien dapat menerapkan strategi dan menggunakan alat bantu secara efektif dalam aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kemampuan mobilitas fisik.
3. Kualitas Hidup Meningkat
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
- Pasien dapat mencapai tingkat kemandirian yang diinginkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien merasa puas dengan kemampuan mobilitas fisiknya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Mobilitas Fisik
- Melakukan asesmen komprehensif terhadap mobilitas fisik pasien, termasuk kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas otot.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi mobilitas fisik pasien, seperti gangguan neuromuskular, penyakit penyerta, dan lingkungan.
- Menyusun rencana perawatan yang fokus pada peningkatan mobilitas fisik, termasuk latihan dan penggunaan alat bantu yang sesuai.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan mobilitas fisik.
2. Pelatihan Aktivitas Sehari-hari
- Mengajarkan dan melatih pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari (makan, mandi, berpakaian) secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- Memberikan bimbingan dan dukungan kepada pasien dalam menerapkan strategi dan menggunakan alat bantu yang sesuai.
- Memastikan pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kemampuan mobilitas fisik dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
3. Dukungan Psikososial
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi hambatan psikologis yang memengaruhi mobilitas fisik, seperti kecemasan, depresi, atau motivasi rendah.
- Memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya meningkatkan mobilitas fisik dan adaptasi terhadap perubahan kemampuan.
- Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai dengan kondisi fisiknya untuk meningkatkan kualitas hidup.
Keseluruhan intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan mobilitas fisik pasien, meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. -
Article No. 21400 | 02 Sep 2025
Klinis : pPemberian produk darah/ transfusi darah (I.02089).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang diminta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemberian produk darah/transfusi darah (I.02089):
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Komplikasi Transfusi" (00208). Diagnosa ini mencerminkan potensi terjadinya komplikasi yang dapat timbul akibat proses pemberian produk darah atau transfusi darah. Kondisi ini membutuhkan pengawasan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola komplikasi yang mungkin terjadi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (0802): Luaran ini menunjukkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tetap stabil selama dan setelah proses transfusi darah.
2. Tidak Ada Reaksi Transfusi (0906): Luaran ini mengindikasikan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami reaksi transfusi yang merugikan, seperti reaksi alergi, demam, atau komplikasi lainnya.
3. Pengetahuan: Proses Transfusi (1830): Luaran ini menunjukkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang proses transfusi darah, termasuk indikasi, manfaat, dan potensi komplikasi yang mungkin terjadi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680): Intervensi ini meliputi pemantauan dan pencatatan tanda-tanda vital pasien secara berkala selama proses transfusi darah untuk memastikan stabilitas kondisi.
2. Pemantauan Reaksi Transfusi (6810): Intervensi ini mencakup pengamatan dan identifikasi tanda-tanda awal reaksi transfusi yang mungkin timbul, serta pengambilan tindakan segera jika ditemukan adanya reaksi.
3. Edukasi Proses Transfusi (5606): Intervensi ini melibatkan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien mengenai proses transfusi darah, termasuk indikasi, manfaat, dan potensi komplikasi yang mungkin terjadi, untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan pasien.
4. Manajemen Cairan/Elektrolit (2080): Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan mengelola cairan dan elektrolit pasien selama dan setelah proses transfusi darah, untuk mencegah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Pencegahan Infeksi (6540): Intervensi ini mencakup tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi terkait proses transfusi darah, seperti memastikan sterilitas peralatan, cuci tangan, dan penggunaan tindakan aseptik.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu mencegah komplikasi, memantau kondisi pasien, dan meningkatkan pengetahuan pasien terkait proses transfusi darah. -
Article No. 21401 | 02 Sep 2025
Klinis : nyeri perut kuadran kanan bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar atau perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Tingkat kenyamanan yang dirasakan saat nyeri terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pengurangan rasa sakit dan peningkatan kenyamanan yang dialami oleh individu.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu nyeri perut kuadran kanan bawah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Diagnosa ini menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan di area perut kuadran kanan bawah.