Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11692 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang pasien yang sudah mengalami perdarahan dan dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama tubuh lemas dan pusing, terakhir BAK 10 jam yang lalu, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan tanda vital, tekanan darah pasien tercatat 80/60 mmHg, nadi 120x per menit, teraba lemah, dan suhu tubuh 38°C. Kulit pasien tampak kering, turgor kulit lebih dari 3 detik, dan bibirnya juga kering. Hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit 62 %
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang sudah mengalami perdarahan dengan keluhan utama tubuh lemas, pusing, dan BAK terakhir 10 jam yang lalu, serta tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, dan hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit yang tinggi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif, ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, kulit kering, dan turgor kulit menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan volume cairan
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-100 x/menit)
b. Diuresis adekuat (>30 ml/jam)
c. Turgor kulit baik (<3 detik)
d. Mukosa lembab
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Kaji intake dan output cairan secara akurat
3. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume cairan
4. Pantau hasil laboratorium (hematokrit, elektrolit) dan berikan penggantian cairan sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian transfusi darah jika diperlukan
6. Berikan kenyamanan dan dukungan psikologis pada pasien
7. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya peningkatan intake cairan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan volume cairan" dipilih karena pasien mengalami kehilangan cairan akibat perdarahan yang menyebabkan penurunan volume cairan dan dehidrasi. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan volume cairan yang ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, output urin yang adekuat, turgor kulit yang baik, dan mukosa yang lembab. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah memantau kondisi pasien secara ketat, memberikan cairan intravena, memantau hasil laboratorium, berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian transfusi darah jika diperlukan, serta memberikan edukasi dan dukungan psikologis pada pasien dan keluarga. -
Article No. 11693 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang pasien yang sudah mengalami perdarahan dan dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama tubuh lemas dan pusing, terakhir BAK 10 jam yang lalu, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan tanda vital, tekanan darah pasien tercatat 80/60 mmHg, nadi 120x per menit, teraba lemah, dan suhu tubuh 38°C. Kulit pasien tampak kering, turgor kulit lebih dari 3 detik, dan bibirnya juga kering. Hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit 62 %
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kekurangan volume cairan (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
2. Hipovolemia (00027)
Definisi: Pengurangan volume cairan intravaskular yang menyebabkan penurunan curah jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal
b. Mempertahankan frekuensi nadi dalam rentang normal
c. Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
d. Mempertahankan turgor kulit dalam rentang normal
e. Mempertahankan kebersihan mulut
2. Perfusi Jaringan (0604)
- Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal
b. Mempertahankan frekuensi nadi dalam rentang normal
c. Mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
d. Mempertahankan warna kulit dalam rentang normal
e. Mempertahankan temperatur ekstremitas dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipovolemia (4120)
- Aktivitas:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi dan kondisi pasien
c. Pantau intake dan output cairan
d. Kaji tanda-tanda dehidrasi
e. Pertahankan akses intravena yang adekuat
2. Manajemen Cairan (4130)
- Aktivitas:
a. Hitung kebutuhan cairan pasien
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
c. Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi
d. Catat intake dan output cairan secara akurat
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait kebutuhan cairan pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Kekurangan volume cairan dan Hipovolemia. Hal ini didasarkan pada tanda dan gejala pasien seperti tubuh lemas, pusing, mukosa bibir kering, tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, serta kulit kering dengan turgor buruk. Hasil laboratorium juga menunjukkan hematokrit tinggi, yang mengindikasikan adanya kekurangan volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan dan Perfusi Jaringan, yang mencakup stabilisasi tanda-tanda vital, status hidrasi, dan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Hipovolemia dan Manajemen Cairan, yang meliputi pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan terkait kebutuhan cairan pasien.
Keberhasilan asuhan keperawatan ini akan ditandai dengan perbaikan kondisi klinis pasien, seperti tekanan darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan kadar hematokrit yang kembali dalam batas normal, serta perbaikan status hidrasi dan perfusi jaringan yang adekuat. -
Article No. 11694 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 65 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis CHF, hasil pemeriksaan pasien mengeluhkan sesak nafas,sesak bernafas bertambah ketika beraktivitas,berdebar-debar, lemah, tidak mampu beraktivitas, dan BAK hanya sedikit. Hasil foto thorax cardiomegali dan oedema pulmo, TTV, TD : 90/60 mmHg, Nadi :110x/mnt, teraba lemah, ireguler,RR : 28x/mnt,suhu 36,20C, pasien terpasang oksigen nasal canule 3 l/mnt, CR >3 detik, kulit terlihat pucat. Pasien belum dilakukan pemeriksaan fisik jantung dan paru kembali setelah tiba di bangsal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Gangguan pada mekanisme pompa jantung (CHF).
Tanda dan Gejala: Sesak napas, dispnea saat beraktivitas, edema, berdebar-debar, tekanan darah rendah, denyut nadi lemah dan tidak teratur.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan fisik akibat penyakit kardiovaskular (CHF).
Tanda dan Gejala: Lemah, tidak mampu beraktivitas, kelelahan.
3. Penurunan Volume Urin
Definisi: Produksi urin yang tidak adekuat.
Penyebab: Gangguan fungsi ginjal akibat penyakit kardiovaskular (CHF).
Tanda dan Gejala: Produksi urin sedikit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak Efektif
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada edema
- Tidak ada sesak napas
- Denyut nadi kuat dan teratur
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas
3. Volume Urin Adekuat
Kriteria hasil:
- Produksi urin normal
- Tidak ada oliguria
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Kardiak
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Observasi adanya edema
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pemberian obat-obatan sesuai resep
- Perawatan jantung
2. Manajemen Aktivitas
- Pengkajian toleransi aktivitas
- Perencanaan aktivitas sesuai kemampuan
- Pemberian bantuan dalam aktivitas sehari-hari
- Edukasi manajemen aktivitas
3. Manajemen Cairan
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pembatasan asupan cairan sesuai indikasi
- Pemberian diuretik sesuai resep
- Edukasi manajemen cairan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien dengan diagnosa medis CHF, ditemukan beberapa masalah keperawatan utama, yaitu Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, Intoleransi Aktivitas, dan Penurunan Volume Urin. Diagnosa-diagnosa ini sesuai dengan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien, seperti sesak napas, dispnea saat beraktivitas, edema, berdebar-debar, tekanan darah rendah, denyut nadi lemah dan tidak teratur, serta produksi urin sedikit.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perlu dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi Manajemen Perfusi Kardiak, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Cairan. Intervensi-intervensi tersebut ditujukan untuk memulihkan fungsi kardiovaskular, meningkatkan toleransi aktivitas, dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh pasien. Melalui implementasi asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi yang stabil, dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema atau sesak napas, toleransi aktivitas yang meningkat, serta produksi urin yang adekuat. -
Article No. 11695 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 65 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis CHF, hasil pemeriksaan pasien mengeluhkan sesak nafas,sesak bernafas bertambah ketika beraktivitas,berdebar-debar, lemah, tidak mampu beraktivitas, dan BAK hanya sedikit. Hasil foto thorax cardiomegali dan oedema pulmo, TTV, TD : 90/60 mmHg, Nadi :110x/mnt, teraba lemah, ireguler,RR : 28x/mnt,suhu 36,20C, pasien terpasang oksigen nasal canule 3 l/mnt, CR >3 detik, kulit terlihat pucat. Pasien belum dilakukan pemeriksaan fisik jantung dan paru kembali setelah tiba di bangsal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan format Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan sesak napas, lemah, tidak mampu beraktivitas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Risiko: Penyakit kardiovaskular, kelelahan, disfungsi neuromuskular.
- Karakteristik Definisi: Sesak napas, fatigue, kelemahan, palpitasi, tidak mampu melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi, mendemonstrasikan teknik aktivitas yang sesuai, dan melaporkan peningkatan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen aktivitas, pemberian oksigen, manajemen tidur-istirahat.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan, ditandai dengan edema paru, berat badan meningkat, BAK sedikit.
SDKI:
- Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan penumpukan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
- Faktor Risiko: Gagal jantung kongestif, hipertensi, penyakit ginjal.
- Karakteristik Definisi: Edema paru, berat badan meningkat, oliguria.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, menunjukkan penurunan edema, dan meningkatkan output urin.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen cairan, pembatasan asupan cairan, monitor output urin.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa CHF (Congestive Heart Failure) memiliki gejala-gejala yang berkaitan dengan intoleransi aktivitas dan kelebihan volume cairan. Pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya cardiomegali dan edema pulmonal, serta tanda-tanda klinis lainnya seperti sesak napas, lemah, dan penurunan output urin. Perawatan yang diperlukan mencakup manajemen aktivitas, pemberian oksigen, manajemen cairan, serta pemantauan tanda-tanda vital dan output urin secara ketat. -
Article No. 11696 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang bayi perempuan dilahirkan dengan persalinan spontan 30 menit yang lalu. Hasil pemeriksaan APGAR didapatkan nilai 7/9. Hasil pengkajian didapatkan hasil BB : 1880gram, PB : 48 cm. Terdapat lanugo, lemak subkutan tipis, kulit terasa dingin, Suhu : 35ᴼC, RR : 28x/menit, HR : 128x/menit. Bayi tampak menggigil.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang telah dijabarkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan
SDKI: Intoleransi aktivitas adalah keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan di lingkungan sekitar.
SLKI: Toleransi aktivitas, yaitu kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Manajemen energi, yaitu peningkatan konservasi dan penggunaan energi yang efektif untuk aktivitas sehari-hari.
2. Hipotermi berhubungan dengan ketidakstabilan suhu tubuh
SDKI: Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang disertai respons fisiologis dan perilaku untuk mempertahankan suhu tubuh.
SLKI: Stabilitas suhu tubuh, yaitu kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI: Manajemen hipotermi, yaitu intervensi untuk mencegah dan mengatasi penurunan suhu tubuh di bawah normal.
3. Bersihan Jalan Napas tidak efektif berhubungan dengan tonus otot yang lemah
SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
SLKI: Bersihan jalan napas, yaitu kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI: Manajemen jalan napas, yaitu intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi dan oksigenasi.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan asuhan keperawatan, dan melakukan intervensi yang sesuai untuk mencapai hasil yang diharapkan bagi bayi. -
Article No. 11697 | 31 Jan 2025
Klinis : ikhterik neonatus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ikhterik neonatus.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorpsi nutrisi.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah neonatus dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan berat badan sesuai usia gestasi dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status nutrisi, pemberian nutrisi parenteral atau enteral yang adekuat, serta edukasi kepada keluarga mengenai manajemen nutrisi neonatus.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi neonatus dengan ikhterik. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat dan mencegah komplikasi. -
Article No. 11698 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 25 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu datang ke klinik Ibu dan anak untuk melakukan pemeriksaan rutin. Klien mengeluh tidak nyaman karena nyeri pada pinggang bila berjalan, dan kaki agak bengkak apabila banyak berjalan. Observasi tanda-tanda vital Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 88x/mt, Pernapasan 15x/mt. Pemeriksaan Leopold pada fundus uteri teraba bulat lembek, TFU 32 cm, punggung kiri DJJ 132x/mt, Presentasi kepala, belum masuk pintu atas panggul. Klien tampak gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
- Berhubungan dengan peningkatan tekanan pada struktur muskuloskeletal (nyeri pinggang) dan peningkatan tekanan pada struktur vaskuler (edema tungkai)
- Ditandai dengan keluhan nyeri pada pinggang dan edema tungkai
2. Kecemasan
- Berhubungan dengan ketidakpastian terkait proses kehamilan
- Ditandai dengan klien tampak gelisah
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa merasakan nyeri
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
2. Kecemasan
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas
- Klien dapat mengenali faktor yang menyebabkan kecemasan
- Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti aktivitas, posisi, dan faktor psikologis
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan posisi yang nyaman
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Kecemasan
- Lakukan pengkajian komprehensif terkait kecemasan (penyebab, tingkat, dan respons fisik/psikologis)
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat anti-anxietas jika diperlukan
- Monitor tanda-tanda vital dan respons psikologis secara berkala
Penjelasan yang rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi klien. Saya berharap informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang mungkin masih kurang jelas. -
Article No. 11699 | 31 Jan 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Tekanan Darah Tinggi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan situasi di mana klien dengan hipertensi tidak mampu melakukan manajemen yang efektif untuk mengontrol tekanan darahnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, atau dukungan yang diperlukan untuk mengelola kondisi tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Manajemen Tekanan Darah Tinggi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang sesuai untuk mengendalikan tekanan darah tinggi."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosa ini adalah Kontrol Tekanan Darah Efektif, yang ditandai dengan tekanan darah yang terkendali dalam batas normal, tidak ada gejala komplikasi, dan klien dapat mengelola faktor risiko hipertensi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Edukasi Manajemen Hipertensi, Manajemen Faktor Risiko Hipertensi, Manajemen Terapi Farmakologis, serta Pemantauan dan Evaluasi Tekanan Darah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan klien dalam mengelola hipertensi secara efektif.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu klien dengan hipertensi mencapai kontrol tekanan darah yang efektif. -
Article No. 11700 | 31 Jan 2025
Klinis : tbc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan Tuberkulosis (TBC):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembebasan saluran pernapasan dari sekret atau obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi untuk membantu pasien dalam mempertahankan dan meningkatkan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Kelelahan
- SDKI: Sensasi terus-menerus dan berkepanjangan akan kurangnya energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan energi yang cukup untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk membantu pasien dalam mengatasi dan mengelola kelelahan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan TBC sering mengalami berbagai masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi fungsi pernapasan, aktivitas, dan energi. Diagnosa keperawatan di atas mencakup masalah-masalah tersebut, dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 11701 | 31 Jan 2025
Klinis : Beritahu saya asuhan keperawatan anak dengan kebutuhan khusus mengacu pada SDKI, SLKI dan SIKI.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai asuhan keperawatan anak dengan kebutuhan khusus berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Faktor Terkait: Sekret berlebih, obstruksi jalan napas, kekuatan napas tidak adekuat.
b. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
- Definisi: Penyimpangan dalam pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usia.
- Faktor Terkait: Kondisi medis, faktor lingkungan, faktor keluarga.
c. Risiko Keterlambatan Perkembangan
- Definisi: Berisiko mengalami penyimpangan dalam pencapaian potensi perkembangan yang optimal sesuai usia.
- Faktor Terkait: Kondisi medis, faktor lingkungan, faktor keluarga.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Indikator: Jalan napas paten, tidak ada obstruksi, frekuensi napas normal, irama napas teratur.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan yang Optimal
- Definisi: Pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usia.
- Indikator: Berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala sesuai kurva pertumbuhan, kemampuan perkembangan sesuai usia.
c. Perkembangan Sesuai Usia
- Definisi: Pencapaian potensi perkembangan yang optimal sesuai usia.
- Indikator: Kemampuan motorik, kognitif, komunikasi, sosial-emosional sesuai tahap perkembangan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Monitor status pernafasan (frekuensi, irama, kedalaman)
- Auskultasi suara nafas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Latihan batuk efektif
- Edukasi keluarga tentang manajemen jalan napas
b. Pertumbuhan dan Perkembangan yang Optimal:
- Monitoring pertumbuhan (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala)
- Stimulasi perkembangan sesuai usia
- Edukasi keluarga tentang pola asuh yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (nutrisi, fisioterapi, psikologi)
c. Perkembangan Sesuai Usia:
- Asesmen perkembangan sesuai usia
- Intervensi stimulasi perkembangan (motorik, kognitif, komunikasi, sosial-emosional)
- Edukasi keluarga tentang stimulasi perkembangan anak
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapi, okupasi terapi, psikologi)
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kebutuhan khusus, perawat perlu menggunakan pendekatan yang holistik dan berpusat pada keluarga. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dan keterlibatan keluarga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.